Analisis Spasial Metode Analisis Data

Wawancara terhadap masyarakat dilakukan dengan memilih desa yang menjadi bagian taman nasional atau berbatasan langsung dengan kawasan. Dari 22 desa, wawancara hanya dilakukan pada 17 desa. Desa yang tidak diwawancara adalah Desa Baliloku, Kangeli, Tanamodu, Kambatawundut dan Watumbelar. Pada Desa Desa Baliloku, Kangeli dan Tanamodu, tokoh kunci desa tersebut tidak dapat ditemui pada saat penelitian. Sedangkan, Desa Kambatawundut dan Watumbelar telah memiliki data yang dapat digunakan untuk penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara. Panduan wawancara adalah sebuah daftar pertanyaan atau isu yang harus dieksplorasi oleh peneliti terhadap narasumber selama proses wawancara berlangsung Patton 2002, diacu dalam Rahayu 2008. Jenis panduan wawancara yang digunakan adalah panduan wawancara semi terstruktur semi-structured interview guide. Menurut Minichiello et.al 1996, diacu dalam Rahayu 2008 jenis panduan wawancara yang dapat digunakan dalam in-depth interview adalah pedoman wawancara tidak terstuktur Unstructured interview guide dan semi terstruktur semi-structured interview guide. Panduan wawancara hanya hanya menampilkan pokok bahasan tanpa menentukan urutan dan bentuk pertanyaan. Panduan tersebut cocok digunakan untuk wawancara dengan in-depth interview karena akan mempermudah dalam mendapatkan informasi dari narasumber. 3. Pengecekan lapang Groundcheck Pengecekan lapang dilakukan dengan meninjau lokasi, pengambilan gambar dan pengambilan titik GPS. Lokasi yang ditinjau merupakan wilayah yang menunjukkan ciri kawasan karst. Ciri kawasan karst yang diamati adalah goa dan sumber air. Peninjauan bertujuan untuk melihat kondisi lapangan secara langsung.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu: analisis spasial, kebutuhan air dan deskriptif.

3.6.1 Analisis Spasial

Analisis spasial bertujuan untuk menghasilkan peta karst dan peta karst prioritas yang dapat menjadi sumber informasi bagi pengelolaan taman nasional. Peta karst disusun agar dapat diketahui luasan karst yang menjadi bagian wilayah taman nasional. Sedangkan peta karst prioritas menyajikan kawasan karst yang memiliki nilai penting terutama air bagi masyarakat di sekitar kawasan taman nasional. Karst prioritas merupakan karst yang diutamakan sebagai daerah yang akan dilindungi. Peta karst prioritas disusun berbentuk wilayah karst yang dibagi kedalam zonasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan penyusunan zonasi TNMT secara keseluruhan. Pengolahan data dilakukan dengan analisis dan manipulasi data spasial. Proses analisis data dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Identifikasi wilayah karst Proses identifikasi wilayah karst dilakukan dengan tahapan sebagai berikut Gambar 6: a. Identifikasi kondisi geologi Proses identifikasi geologi dilakukan dengan melakukan analisis formasi batuan pada peta geologi yang didapatkan dari taman nasional. Formasi batuan kemudian dikelompokkan menjadi wilayah yang berbatuan karbonat dan non- karbonat. Batuan karbonat dapat berbentuk batu gamping, dolomit dan marmer. Pengelompokan dilakukan dengan proses merge yang ada pada software ArcGIS 10. Merge adalah penggabungan dua atau lebih data menjadi satu data baru Jaya 2008. Tujuannya agar wilayah karbonat yang terpisah menjadi satu wilayah. b. Komponen lingkungan karst Komponen lingkungan karst dibagi menjadi dua bagian yaitu endokarst dan eksokarst. Komponen endokarst berupa data goa dan hidrologi kawasan karst. Bentuk informasi goa berupa data titik koordinat posisi mulut goa. Jenis analisis lain yang dilakukan adalah buffering. Menurut Jaya 2008 buffering merupakan pembuatan coverage baru berupa zona penyangga buffer zone disekeliling feature dari coverage input. Buffering dilakukan terhadap mulut goa karena kemungkinan besar disekitar mulut goa masih merupakan wilayah karst. Sedangkan hidologi karst yang diidentifikasi adalah aliran bawah tanah. Aliran bawah tanah dapat menjadi indikator keberadaan wilayah karst. Menurut Haryono 2011 jaringan sungai bawah tanah merupakan ciri utama kawasan karst. Sedangkan, penggunaan mata air sebagai indikator keberadaan karst sangat tergantung dari kondisi aliran airnya. Mata air karst adalah mata air yang terhubung dengan jaringan pergoaan dan jaringan sungai bawah tanah Haryono 2011. Wilayah mata air karst dan air bawah tanah dilihat dari peta hidrologi Pulau Sumba. Peta akan di overlay dengan batas taman nasional sehingga peta yang dihasilkan berupa peta air bawah tanah dan mata air karst. Overlay merupakan penggabungan lokasi spasial dan atribut satu polygon dengan polygon lainnya untuk membuat coverage baru Jaya 2008. Identifikasi komponen eksokarst dilakukan dengan melihat morfologi kawasan taman nasional. Identifikasi morfologi dilakukan dengan software google earth yang terkoneksi dengan internet agar dapat menampilkan citra dari wilayah yang diinginkan. Metode yang digunakan adalah On-screen Digitizing digitasi on-screen. Digitasi on-screen merupakan proses konversi data analog kedalam format digital menggunakan software GIS Konsorsium Nias Aceh 2007. Identifikasi morfologi dilakukan dengan melihat langsung ciri kawasan karst pada citra dengan bantuan peta karst landsystem dan komponen lingkungan karst. Pemasukan data dilakukan setelah mengkonversi format data menjadi KML menggunakan ArcGIS 10 agar dapat dioverlay pada google earth. Pada tahapan selanjutnya, hasil digitasi disimpan dalam bentuk gambar. c. Kawasan karst Penentuan kawasan karst dilakukan menggunakan tiga software, yaitu global mapper 11, google earth dan ArcGIS 10. Global mapper 11 digunakan untuk membuat koordinat pada data gambar hasil google earth. Sedangkan google earth berfungsi sebagai acuan untuk penentuan titik koordinat pada global mapper 11. Peta yang telah memiliki sistem kordinat akan dibuka pada ArcGIS 10 untuk didigitasi. Hasil digitasi akan didapatkan daerah karst berdasarkan identifikasi morfologi. d. Identifikasi landsystem Identifikasi landsystem merupakan pengelompokan wilayah yang dikategorikan sebagai kawasan karst dan kawasan bukan karst. Wilayah yang termasuk kedalam kawasan karst menurut peta landsystem akan dioverlay dengan kawasan karst berdasarkan identifikasi morfologi. Wilayah karst yang telah digabungkangkan akan dioverlay kembali dengan batas kawasan taman nasional sehingga didapatkan kawasan karst taman nasional. Gambar 6 Tahap identifikasi wilayah karst. Eksokarst Endokarst Komponen Lingkungan Karst Batuan Karbonat Batuan Non-Karbonat Analisis Peta Landsystem Analisis Peta Geologi Wilayah Non-Karst Wilayah Karst Morfologi Data Goa Sungai Bawah Tanah Wilayah Karst Batas Taman Nasional Kawasan Karst Taman Nasional 2 Analisis daerah resapan air Daerah resapan air dilihat dari kondisi tutupan lahan, ketinggian tempat dari permukaan laut dan intensitas curah hujan Gambar 7. Klasifikasi tutupan lahan didasari atas kondisi tutupan hutan, dimana hutan sebagai penahan turunnya air hujan dari tumbukan terhadap tanah secara langsung sehingga erosi permukaan tanah bisa dicegah. Hal ini akan memberikan kesempatan pada air untuk meresap ke dalam tanah dan mengalir sebagai air tanah yang dikeluarkan perlahan-lahan sebagai mata air. Gambar 7 Analisis daerah tangkapan air. Klasifikasi ketinggian tempat didasari atas tipe vegetasi di bawah ketinggian 1000 mdpl Soerianegara 1996, terdiri dari daerah dataran rendah 0-300 mdpl, daerah perbukitan 300-800 mdpl dan daerah sub-pegunungan 800-1500 mdpl. Sedangkan klasifikasi intensitas curah hujan tahunan menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837kptsum111980, terdiri dari: sangat rendah 13,6 mm, rendah 13,6-20,7 mm, sedang 20,7-27,7 mm, tinggi 27,7-34,8 mm dan sangat tinggi 34,8 mm. Intesitas curah hujan tahunan merupakan hasil pembagian jumlah curah hujan pertahun dengaan jumlah hari hujan pertahun. Kondisi suatu areal berpotensi tinggi sebagai daerah resapan air bila areal tersebut: 1 merupakan areal berhutan, 2 berada pada ketinggian tempat 300 mdpl daerah perbukitan dan sub-pegunungan dan 3 memiliki intensitas curah hujan tahunan tinggi sampai sangat tinggi. Analisis daerah resapan air dilakukan untuk melihat daerah-daerah yang memiliki kemampuan untuk meresapkan air hujan dan merupakan tempat pengisian air bumi akuifer yang berguna sebagai pasokan sumber air Keppres No.32 1990; PP No.47 1997. Daerah Resapan Air Ketinggian Tempat Intensitas Curah Hujan Tutupan Lahan 3 Analisis karst prioritas Metode yang digunakan untuk penyusunan karst prioritas adalah On- screen Digitizing digitasi on-screen. Proses digitasi dilakukan secara langsung dengan melihat informasi dari data pendukung. Karst prioritas ditetapkan melalui pertimbangan terhadap komponen lingkungan karst dan daerah resapan air. Penetapannya dilakukan dengan overlay peta karst dengan peta komponen lingkungan dan daerah resapan air Gambar 8. Gambar 8 Analisis kawasan karst prioritas.

3.6.2 Analisis Kebutuhan Air