Pertanyaan Pendistribusian Giliran Bicara dan Pemarkah Terjadinya Giliran Bicara

commit to user 34 diperintah adalah orang yang dihormati. Tingkat kehormatan seseorang tidak begitu diperhatikan dalam forum tersebut, mereka dianggap sama, hanya pendapat dan pandangan mengenai suatu masalah yang membedakan mereka. Pendistribusian giliran bicara pada analisis data nomor 1 di atas sesuai dengan kaedah yang diungkapkan oleh levinson 1983:296 yang menyatakan bahwa giliran bicara adalah satu partisipan, A, bicara, berhenti; lawan bicara B, mulai, bicara, berhenti; sehingga didapatkan distribusi A-B-A-B-A terhadap dua partisipan. Pada data nomor 1 di atas, M2 T1 sebagai O 1 atau A memulai bicara kemudian berhenti, dilanjutkan oleh Pn6 sebagai O 2 atau B. Pergantian tersebut berlangsung terus secara urut sampai pada T6 sehingga didapatkan distribusi A-B-A-B-A-B. Masih pada data nomor 1, M1 pada T7 melanjutkan tuturan dengan memilih Ns1 sebagai penutur berikutnya. Ns 1 T7 segera mengambil kesempatan tersebut. Pergantian giliran bicara terjadi secara urut, dimulai pada T7 sampai T11 sehingga ditemukan distribusi A-B-A-B-A. Pendistribusian tersebut juga sesui dengan pendapat Levinson sebagaimana di jelaskan pada Bab II. Data sejenis yang berkaitan dengan perintah pada percakapan Debat TV One adalah data dengan nomor kode 10KRI, 11KRI, 13KRI, 19KRI, 21KRI, 22KRI, 23KRI, 24KRI, 29KPKLII, 45KPKLII, 64KPMIII, 68KR1, 70KPKLII, 72KPMIII, 73KPMIII, 83KPMIII, 101KMPPIV 103KRI, 109KPMIII, 121KRI, 124KPKLII, 128KPMIII, 134KRI, 135KRI, 163KPMIII, 188KRI, dan 288KRI.

2. Pertanyaan

Pertanyaan merupakan ciri penanda terjadinya giliran bicara. Dalam suatu percakapan, akan ada pergantian giliran bicara apabila salah satu penutur memberikan commit to user 35 pertanyaan kepada lawan tutur. Berikut adalah analisis pergantian giliran bicara pada percakapan Debat TV One. 2 1 M1 :“Aturan yang anda harapkan dari pemerintah seperti apa? Melarang peredaran rokok, menutup industri rokok?” 2 Ns3 : “Sekarang ini, kita ini hampir tidak ada yang mengatur soal rokok. Pertama, distribusi rokok kita diposisikaan sebagai sembako. Masyarakat bisa membeli kapan pun dan dimanapun dengan harga yang sangat murah.” 3 M1 : “Sekarang relatif menjadi mahal.” 4 Ns3 : “Rokok kita itu sepertujuh dari rokok Singapur dan negara lain.” 5 M1 : “Maksudnya sepertuju apa itu, Pak?” menyela 6 Ns3 : “Harga jualnya.” 69KRI Sebelum sampai pada analisis data nomor 2, Ns3 T3 mengungkapkan adanya aturan yang belum jelas dari pemerintah mengenai rokok, baik peredarannya, siapa yang boleh dan tidak boleh mengkonsumsi rokok maupun aturan tentang industri rokok sehingga menimbulkan pertanyaan oleh M1 T1. Pada data 2, pergantian giliran bicara dilakukan dengan adanya pertanyaan yang dilakukan oleh M1 T1 kepada NS3 T3. Dengan adanya pertanyaan tersebut, NS3 sebagai lawan tutur harus menjawab T2. Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang menjadi penanda terjadinya pertukaran bicara atau gililian bicara. Pendistribusian giliran bicara pada data nomor 2 di atas sesuai dengan kaedah giliran bicara yang dibuat oleh Levinson 1983:296 bahwa giliran bicara adalah satu partisipan, A, bicara, berhenti; lawan bicara B, mulai, bicara, berhenti; sehingga didapatkan distribusi A-B-A-B-A terhadap dua partisipan. Analisis data nomor 2 terdiri dari dua partisipan. Kedua partisipan tersebut berbicara secara runtut. Moderator 1 berperan sebagai O 1 atau A, nara sumber 3 berperan sebagai O 2 atau B. Moderator 1 dan nara sumber 2 berbicara secara bergantian dimulai pada T1 kemudian T2, dan seterusnya sampai pada T6 sehingga didapatkan distribusi A-B- A-B-A-B. Pada T5 terdapat penyelaan yang dilakukan oleh moderator 1, akan tetapi commit to user 36 penyelaan tersebut tidak merubah urutan giliran bicara dikarenakan nara sumber 3 pada T4 menuturkan pernyataan yang kemudian dengan cepat dilanjutkan oleh moderator 1 pada T5. Data lain yang yang sejenis dan merupakan ciri penanda giliran bicara adalah data dengan nomor kode 84KPMIII, 85KPMIII, 91KMPPIV, 92KRI41 93KRI, 105KPKLII, 114KRI, 118KRI, 130KMPPIV, 293KPKLII. 3. Pernyataan Selain perintah dan pertanyaan, pernyataan juga merupakan ciri khusus terjadinya pergantian giliran bicara pada percakapan Debat TV One. Dengan memberikan pernyataan, lawan tutur berusaha menanggapi pernyataan tersebut sehingga terjadi pergantian tutur. Berikut adalah analisis mengenai pernyataan yang menimbulkan peristiwa pergantian tutur dalam percakapan Debat TV One. 3 1 M2 :Anda mempertanyakan kemampuan majelis hakim dalam menilai kasus ini. 2 Ns1 :Saya mempertanyakan independensi, profesionalitas, impeksialitas dari majelis hakim. 3 M2 :Kenapa begitu? 4 Ns1 :Ya, karena faktanya, misalkan, soal komunikasi soal plat misalnya. Memang majelis hakim mengakui memang tidak pernah disebutkan di pengadilan. Karena menurut Indra Styawan, kontak saksi yang telah dihukum beberapa tahun suratnya hilang. Ini ada peristiwa menarik yang disini dianulir oleh majelis hakim. Apa peristiwa tersebut? Ketika Indra Styawan menerima surat dari Policarpus, dia meminta kepada Policarpus. Tolong saya pertemukan dengan.... 5 M2 : “Surat itu yang buat siapa? 6 Ns1 :Tolong, tolong saya dipertemukan dengan..... 6 M2 : “Si pembuat surat. 8 Ns1 :Si pembuat surat. Akhirnya Policarpus berhasil mempertemukan mereka. 127KPMIII Data dengan nomor kode 3 diambil dari percakapan Debat TV One episode Kontroversi Pembebasan Muhdi. P.R. mengenai pembunuhan aktivis HAM, Munir. Pada percakapan tersebut, M1 T1 membuat suatu pernyataan yang isinya bahwa Ns2 commit to user 37 sebagai aktivis solidaritas terhadap Munir, mempertanyakan kemampuan majelis hakim dalam menilai kasus tersebut. Mendengar hal itu Ns2 T2 segera mengambil giliran bicara dan mengatakan bahwa yang dimaksud sebenarnya adalah Ns2 tersebut mempertanyakan independensi, profesionalitas dan impeksialitas dari majelis hakim. Dari analisis Data dengan nomor 3, dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang dituturkan M1 T1 menyebabkan terjadinya pergantian giliran bicara sehingga hal itu menjadi penanda terjadinya alih tutur dalam percakapan Debat TV One. Pendistribusian giliran bicara pada data nomor 3 di atas sesuai dengan kaedah giliran bicara yang dibuat oleh Levinson 1983:296 bahwa giliran bicara adalah satu partisipan, A, bicara, berhenti; lawan bicara B, mulai, bicara, berhenti; sehingga didapatkan distribusi A-B-A-B-A terhadap dua partisipan. Analisis data nomor 3 terdiri dari dua partisipan. Kedua partisipan tersebut berbicara secara runtut. M2 berperan sebagai O 1 atau A, Ns1 berperan sebagai O 2 atau B. M2 dan Ns 2 berbicara secara bergantian dimulai pada T1 kemudian T2, dan seterusnya sampai pada T8 sehingga didapatkan distribusi A-B-A-B-A-B-A-B. Data lain yang sejenis dengan pembahasan tersebut di atas adalah data dengan nomor kode 67KRI, 126KPMIII, 132KMPPIV, 138KPKLII, 142KPMIII, 209KPMIII, dan 228KPKLII.

B. Pasangan Ujaran Terdekat