commit to user 17
1 salam diikuti salam.
2 panggil diikuti jawab.
3 tanya diikuti jawab.
4 salam pisah diikuti salam jawab.
5 menuduh diikuti: a menjawab, b mengingkari, c membenarkan, d memaafkan diri, dan e menentang.
6 menawari diikuti: a menerima, b menolak. 7 memohon diikuti: a mengabulkan, b menangguhkan, cmenolak, dan d
menentang. 8 pujian diikuti: a menerima, b menyetujui, c menolak, d menggeser, e
mengembalikan.
5. Giliran Bicara Turn-Taking
Dalam suatu percakapan, distribusi giliraan bicara berkaitan dengan pergantian peran pembicara dan pendengar. Sebuah percakapan ditandai dengan
adanya perubahan peran dari pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya. Pergantian peran itulah yang dinamakan giliran bicara atau alih tutur.
Pengambilan giliran bicara dalam percakapan meliputi beberapa aspek, antara lain distribusi giliran bicara, penyelaan, perhentian sementara, dan tumpang tindih.
adapun aspek-aspek lain yang tidak penulis jabarkan antara lain selang dan perhentian sementara. Hal itu dikarenakan adanya pembatasan masalah yang dlakukan oleh
penulis. a. Distribusi Giliran Bicara
Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik 2006:201 menyebutkan
bahwa “terjadinya peralihan tutur merupakan syarat percakapan yang sangat penting, karena peralihan tutur itu akan menimbulkan pergantian peran peserta
commit to user 18
dalam percakapan. Sebuah percakapan yang berhasil biasanya ditandai dengan tidak adanya kesenyapan panjang dalam pergantian peran pembicara pendengar.
Alih tutur yang terjadi dalam percakapan itu ditentukan oleh kemauan dan tanggung jawab para peserta percakapan untuk mengembangkan percakapan
Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006:203. Untuk menghasilkan percakapan yang berstruktur, partisipan harus mengikuti aturan-aturan yang
membangun aktivitas percakapan. Dalam percakapan sehari-hari, ada suatu konvensi bahwa apabila ada
peserta yang lain berbicara, peserta lain tidak diperkenankan memotong pembicaraan Abdul Rani, Bastanul Arifin, dan Murtatik 2006:203. Untuk
menghasilkan percakapan yang berstruktur, partisipan harus mengikuti aturan- aturan yang membangun aktivitas percakapan. Aturan dalam pengambilan bicara
ini biasa disebut Transition Relevance place TRP. Adapun aturan TRP menurut sacks, Schegloff, dan Jefferson dalam Levinson, 1983:298 adalah sebagai
berikut. C adalah pembicara sekarang, N adalah pembicara berikutnya dan TRP adalah akhir yang dideteksi dari unut konstruksional giliran.
Rule 1- applies initially at the TRP of any turn a
if C selects N in curent turn, than C must stop speaking, and N must speak next, transition accuring at the first TRP after N-selection
b if C does not select N, then any other parti may self-select, first
speaker gaining rights to the next turn c
if C has not selection N, and no other party any self-selects under option b, than C may but need not continue
Rule 2- applies at all subsequen TRP
commit to user 19
When rule 1 c has been applied by C, than at the next, TRP Rule 1 a-c apply, and recursively at the next TRP, until speaker change is
effected Aturan 1- menerapkan secara inisial pada TRP dari suatu giliran.
d Jika C memilih N pada giliran sekarang, maka C harus berhenti bicara dan N menjadi pembicara berikutnya, pergantian terjadi pada TRP
pertama setelah N terpilih. e jika C tidak memilih N, kemudian grup atau kelompok lain bias
memilih sensiri, pembicara pertama berusaha mendapatkan hak untuk mendapatkan giliran berikutnya.
f jika C belum memilih N, dan tidak ada kelompok lain memilih sendiri gagasan b, kemudian C mungkin tapi tidak membutuhkan
melanjutkan pembicaraan. Aturan 2- menerapkan pada semua TRP yang berikutnya.
ketika aturan 1 c sudah diterapkan oleh C, kemudian pada aturan satu TRP berikutnya penerapan a-c, dan secara berulang pada TRP
berikutnya, sampai pergantian terjadi. Edmondson dalam Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 213
mengusulkan kaedah pergantian tutur yang lain sebagai berikut. a jika aku memberikan bicara, kamu harus mengambilnya.
b Jika aku menunjukkan kesiapan untuk memberikan giliran bicara, kamu harus berbicara.
c Jika kamu tidak sanggup, aku akan meneruskannya.
commit to user 20
Berdasarkan pendapat dari Sack, Schegloff, dan Jefferson di atas, akan coba penulis perjelas sebagai berikut. Pembicara sekarang atau biasa disebut
dengan O
1
, dan pembicara berikutnya disebut dengan O
2
. a Jika O
1
memilih O
2
pada giliran sekarang, maka O
1
harus berhenti bicara dan O
2
menjadi pembicara berikutnya. b Jika O
1
tidak memilih O
2
, kemudian grup atau kelompok lain bisa memilih sendiri, pembicara pertama berusaha mendapatkan hak untuk
mendapatkan giliran berikutnya. c Jika O
1
tidak memilih O
2
, maka O
1
dapat melanjutkan pembicaraan. Levinson 1983:296 menyatakan bahwa “giliran bicara adalah satu
partisipan, A, bicara, berhenti; lawan bicara B, mulai, bicara, berhenti; sehingga didapatkan distribusi A-B-A-B-A terhadap dua partisipan. Namun, distribusi ini
tidak selalu urut, seperti pada A-B-B-A atau A + B berbicara bersama, dan sebagainya. Hal seperti ini terjadi karena terdapat overlap, jeda, atau interupsi
selama terjadi percakapan. b. Interupsi
Interupsi adalah peristiwa ketika partisipan lain ingin berbicara sementara yang sebelumnya masih berbicara. Interupsi berbeda dengan overlap. Interupsi
terjadi karena lawan bicara melanggar giliran berbicara pembicara sebelumnya. Jika diperlukan, penginterupsi bisa memberi tanda bahwa ia ingin menginterupsi,
seperti “bisa saya menyela?: sebentar, saya ingin mengatakan sesuatu. c. Overlap
Levinson 1983:296, overlap two speakers speaking simultaneously“, dapat juga diartikan dua pembicara berbicara serempakberbarengan. Overlap
commit to user 21
sering terjadi pada jumlah pembicara yang lebih dari dua orang dan masing- masing ingin berbicara.
commit to user 22
BAB III METODE PENELITIAN