Kelompok Tani Hurip Gambaran Umum Daerah Penelitian 1.

53

5.1.2. Kelompok Tani Hurip

Kelompok Tani Hurip KTH telah diakui keberadaannya dan telah n Kehutanan Kabupaten Bogor. Kelompok ini rupa elola traktor tangan dan sering mendapat bantuan dari emeri Kecamatan Dramaga berjumlah empat kelompok, yakni Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia dan Subur Jaya. Kelompok Tani Hurip merupakan kelompok tani yang berdiri paling awal dibandingkan kelompok tani lainnya. terdaftar di Dinas Pertanian da me kan salah satu kelompok tani yang berada di Desa Cikarawang dan telah berdiri sejak tahun 1974. Jumlah anggota kelompok tani sekarang mencapai 60 orang. Sekretariat Kelompok Tani Hurip KTH beralamat di Kampung Carangpulang Bubulak Rt Rw 03 No. 43, Dusun II, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pembentukan kelompok tani berasal dari keinginan para petani untuk saling bekerjasama dalam memajukan sektor pertanian desa. Selain telah diakui keberadaanya, Kelompok Tani Hurip KTH ini sudah dipercaya untuk meng p ntah melalui UPTD Unit Pelaksana Teknis Dinas, seperti pemberian bibit padi, pohon jati, pupuk urea, NPK dan bibit kacang. Adanya keinginan memajukan kelompok tani, menimbulkan kesadaran anggota untuk membenahi dan membangun sistem kerja kelompok tani serta perencanaan usaha untuk meningkatkan pendapatan kelompok. Hal ini ditandai dengan dibentuknya struktur organisasi lengkap disertai dengan seksi-seksi dan pembagian kerja yang jelas. Struktur organisasi Kelompok Tani Hurip terdiri dari 11 orang yang menjabat sebagai pengurus seperti ketua, sekretaris, bendahara, seksi kelompok wanita tani, seksi pengairanP3A, seksi humas, seksi usaha yang terdiri dari usaha hasil bumi dan rencana usaha yang memiliki kemungkinan untuk dijalankan seperti penggilingan dan tepung ubi jalar, seksi pertanian dan seksi kehutanan serta dua orang penasehat. 54 Sumber : Kelompok Tani Hurip Gambar 2 . Kelompok Tani Hurip ini sering juga dijadikan sebagai tempat pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Institut Pertanian Bogor ketika ingin mengad Keberadaan Kelompok Tani Hurip akan kegiatan, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Kegiatan akademiknya berupa kegiatan praktikum dari mata kuliah yang berhubungan dengan kelembagaan dan usaha tani serta kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang bersangkutan, termasuk penulis. Sedangkan untuk kegiatan non akademik, kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan yang berhubungan dengan Program Kreativitas Mahasiswa PKM dan lomba-lomba lain yang berhubungan dengan pertanian. Oleh karena itu, keberadaan Kelompok Tani Hurip sangat mendukung perkembangan pengetahuan, baik secara teori maupun secara praktek di lapangan. 55 Berawal dari kegiatan PT. Akzonobel Car Refinisher Indonesia yang berkunjung ke Desa Cikarawang dengan tujuan memberikan modal pelatihan sebagai program Coorporate Social and Responsibility CSR perusahaan tersebut. PT. Akzonobel Car Refinisher Indonesia datang ke kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang diantaranya, Kelompok Tani Hurip, Kelompok Tani Setia, dan Kelompok Tani Subur Jaya untuk diseleksi kelompok tani mana yang akan memperoleh modal pelatihan. Kegiatan ini juga disambut baik oleh pihak IPB yang berperan sebagai fasilitator dengan program yang dimiliki oleh IPB, yakni Pusat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia P2SDM. Melihat Kelompok Tani Hurip memiliki struktur organisasi yang lebih lengkap dan solid bila dibandingkan dengan kedua kelompok tani lainnya, maka PT. Akzonobel dan IPB sepakat memilih Kelompok Tani Hurip sebagai penerima modal pelatihan yang akan digunakan untuk memberdayakan sumber daya manusia di Desa Cikarawang. Kelompok Tani Hurip yang dipilih sebagai penerima modal memiliki tiga rencana untuk memanfaatkan modal pelatihan yang diterima, seperti 1 mendirikan penggilingan tepung ubi jalar, 2 mengelola sampah organik sebagai alternatif pupuk, dan 3 mendirikan koperasi masyarakat. Alasan Kelompok Tani Hurip mengajukan tiga rencana ini karena besarnya potensi ubi jalar di desa ini dan seringnya masyarakat desa mengeluh masalah ketersediaan pupuk untuk kebutuhan sawah dan ladang mereka. Limbah hasil pertanian dan peternakan juga sering tidak termanfaatkan dengan baik sehingga menimbulkan masalah sampah 5.2. Gambaran Umum Usaha 5.2.1. Sejarah Berdirinya Usaha