Analisis Switching Value ANALISI

84 bih kecil dari umur usaha PP10tahun yaitu 3,27 tahun atau 3 uk unit usaha pupuk

6.4. Analisis Switching Value

Analisis switching value atau biasa juga disebut dengan analisis nilai is yang digunakan untuk mengukur perubahan bagi investor untuk mengambil keputusan dalam menjalankan usaha pupuk kompos ini. Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini setiap tahunnya sebesar 36 persen selama umur usaha yaitu 10 tahun, jika suatu hari terjadi inflasi sebesar 7 persen maka masih ada keuntungan sebesar 29 persen dari investasi yang ditanamkan. Oleh karena itu, usaha ini tetap layak untuk dijalankan. 4. Pada kriteria investasi yang terakhir yaitu nilai Payback Period yang diperoleh le tahun 3 bulan 24 hari. Hal ini berarti jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi usaha pupuk kompos yaitu selama 3,27 tahun atau 3 tahun 3 bulan 24 hari, artinya usaha pupuk kompos ini mampu mengembalikan modal investasi setelah umur usaha 3 tahun. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi tersebut lebih pendek dari umur usaha. Semakin pendek periode pengembalian investasi maka akan semakin baik pula sehingga dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan. Berdasarkan analisis kriteria investasi NPV, Net BC, IRR, dan Payback Period menunjukkan bahwa secara fiansial penggunaan investasi unt kompos yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip ini tetap layak untuk dijalankan. pengganti merupakan suatu analis maksimum dari perubahan suatu komponen inflow penuruanan harga output, penurunan produksi atau perubahan komponen outflow peningkatan harga input, 85 yaitu variabel harga bahan baku kotoran kambing dan variabel harga jual pu Tabel 13 . Hasil Analisis Switching Value Kapasitas 1.200 kgbulan Kambing arga Jual Pupuk Kompos peningkatan biaya produksi yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap dapat dikatakan layak. Pada penelitian ini, perhitungan analisis switching value dilakukan sampai nilai NPV mendekati nol atau positif mendekati nol, Net BC sama dengan satu, tingkat pengembalian internal IRR sama dengan tingkat discount rate , serta payback period yang hampir mendekati umur proyek yaitu 10 tahun sehingga usaha pupuk kompos ini masih dapat dinyatakan layak untuk dijalankan. Variabel sensitivitas pada analisis switching value yang dilakukan dalam penelitian ini puk kompos. Variabel harga bahan baku kotoran kambing diperhitungkan karena harga kotoran kambing merupakan harga yang paling besar diantara bahan-bahan pembuat kompos lainnya sehingga mempunyai pengaruh yang paling besar pula terhadap penilaian kelayakan usaha. Sedangkan variabel harga jual pupuk kompos diperhitungkan karena apabila harga pupuk kompos mengalami penurunan maka akan berpengaruh terhadap penerimaan dan kelayakan usaha tersebut. Perhitungan analisis switching value pada usaha pupuk kompos menggunakan tingkat suku bunga sebesar 6,75 persen. Hasil analisis nilai pengganti berdasarkan kriteria investasi dapat dilihat pada Tabel 13. Perubahan Kenaikan Harga Kotoran Penurunan H Persentase 113,75 14,22 NPV 0,00 0,00 Net BC 1,00 1,00 IRR 6,75 6,75 PP 10,00 10,00 Sumber : Data Primer, diolah April 2011 86 Berdasarkan hasil analisis sw yang telah dilakukan, apabila terjadi perubahan pada variabel bahan baku yaitu berupa kenaikan harga beli kotoran kambing maka unit usaha akan masih dapat beroperasi selama dalam batas kenaikan harga maksimal sebesar 113,75 persen dari biaya kotoran kambing yang dikeluarkan tiap tahunnya. Peningkatan total biaya kotoran kambing yang mungkin terjadi pada tahun pertama dari Rp 2.475.000,00 sampai Rp 5.290.405,00 dan pada tahun berikutnya dari Rp 2.700.000,00 sampai menjadi Rp 5.771.350,00. Pada variabel harga jual pupuk kompos, apabila terjadi penurunan harga jual pupuk kompos maka unit usaha akan masih dapat beroperasi selama dalam batas penurunan harga jual sebesar 14,22 persen dari harga jual pupuk kompos yang ditawarkan tiap tahunnya. Penurunan penerimaan penjualan pupuk kompos yang mungkin terjadi pada tahun pertama dari Rp 19.800.000,00 sampai Rp 16.984.596,00 dan pada tahun berikutnya dari Rp 21.600.000,00 sampai menjadi Rp 18.528.650,00. Dari sisi pengeluaran outflow, apabila kenaikan haga kotoran kambing yang terjadi lebih besar dari batas impas tersebut, maka akan menyebabkan usaha pupuk kompos ini menjadi tidak layak untuk dijalankan secara finansial. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya pengaruh iklim dalam proses pengolahan kotoran kambing tersebut. Iklim merupakan faktor alam yang tidak dapat dikendalikan, sehingga membuat kondisi iklim itu sendiri tidak menentu. Kondisi iklim hujan menyebabkan kadar air pada kotoran kambing menjadi lebih basah. Upaya pengolahan yang dilakukan oleh petani dalam menjaga kualitas kotoran kambingnya adalah dengan tidak menempatkan kotoran kambing tersebut di alam itching value 87 saha terkendala dalam empe nerimaan inflow, beradasarkan pengalaman pengusaha pupuk ompo terbuka yang dapat terkena air hujan secara langsung sehingga bila musim hujan datang, harga kotoran kambing dapat meningkat karena ada tambahan perlakuan yaitu penurunan kadar air pada kotoran kambing yang membutuhkan waktu yang cukup lama jika dibandingkan dengan pada musim panas. Namun kondisi tersebut tidak menjadikan unit u m roleh pasokan bahan baku berupa kotoran kambing karena kenaikan harga yang terjadi pada umumnya relatif kecil. Selain itu, terjalinnya kerjasama yang baik antara pengusaha pupuk kompos dengan para petani yang memiliki ternak kambing dikarenakan mereka merupakan penduduk desa tersebut sehingga telah saling mengenal dengan baik. Layanan transportasi yang disediakan pemasok dapat meminimisasi biaya produksi pupuk kompos karena jarak antara pemasok dengan tempat produksi pupuk kompos sendiri tidak terlalu jauh yaitu masih dalam satu desa. Oleh karena itu, selama perubahan harga bahan baku berupa kotoran kambing ini masih berada dalam batas kenaikan, usaha ini masih layak untuk dijalankan. Dari sisi pe k s selama ini hampir tidak pernah terjadi penurunan harga jual pupuk kompos itu sendiri karena permintaan dari pasar yang datang biasanya melebihi kapasitas produksi dan sistem kemitraan yang terjalin membuat unit usaha mendapatkan kepastian harga jual. Selain itu, pengusaha pupuk kompos ini selalu menjaga kualitas pupuk kompos sehingga penurunan harga jual pupuk kompos hampir belum pernah terjadi. Perubahan atas harga jual pupuk kompos yang mungkin terjadi biasanya dikarenakan ketersediaan pasokan bahan baku kotoran 88 kambing yang berkurang dan penurunan kualitas pada pupuk kandang yang digunakan. Dalam analisis switching value ini, variabel penurunan harga jual pupuk kompos merupakan variabel yang paling sensitif sehingga memiliki risiko usaha paling besar dibandingkan dengan variabel kenaikan harga kotoran kambing. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan analisis switching value dengan persentase yang kecil saja dapat mempengaruhi kelayakan usaha pupuk kompos ini. Kelompok Tani Hurip mengatasi hal tersebut dengan menjalin hubungan yang baik kepada pemasok bahan baku sehingga kontinuitas pasokan bahan baku tetap terjaga dan menjaga kualitas dari pupuk kompos sehingga dapat memperkecil risiko terjadinya penurunan dari sisi penerimaan dan unit usaha tetap berada dalam batas kelayakannya. 89

VII. KESIMPULAN DAN SARAN