56
anik sebagai alternatif pupuk. Hal
ifikan karena masih berproduksi secara terbatas
5.2.2. Pengadaan Input
Pengusahaan pupuk kompos Kelompok Tani Hurip ini menggunakan rasal dari limbah pertanian seperti jerami, arang sekam
bagi desa tersebut. Selain itu, banyak petani yang mengeluh akan rendahnya pendapatan dari hasil panen yang mereka terima karena sering menjual kepada
orang yang kurang bertanggungjawab sehingga wajar jika kehadiran koperasi masyarakat juga menjadi bagian dari rencana.
Melihat ketiga rencana yang diajukan tersebut, PT. Akzonobel lebih tertarik dengan rencana mengelola sampah org
ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai petani dan besarnya potensi pertanian di Desa Cikarawang sehingga PT. Akzonobel menilai bahwa
kebutuhan akan pupuk pasti besar. Selain itu rencana ini akan mampu menjawab masalah sampah dari limbah-limbah pertanian dan peternakan di desa tersebut.
Kelompok Tani Hurip yang ditunjuk sebagai pelaksana akhirnya mendirikan usaha pupuk kompos sebagai realisasi dari rencana yang diajukan sesuai dengan
program kerja PT. Akzonobel. Pengusahaan pupuk kompos oleh Kelompok Tani Hurip hingga saat ini
belum berkembang secara sign sesuai luasan lahan pengomposan yang dimiliki. Padahal permintaan yang terjadi
dari masyarakat Desa Cikarawang dan luar desa sangat besar. Dengan kata lain, pengusahaan pupuk kompos ini memiliki potensi pasar yang besar.
bahan baku utama yang be dan kotoran kambing. Jerami dan arang sekam diperoleh dari sisa panen padi yang
dihasilkan para petani anggota Kelompok Tani Hurip. Sama halnya dengan pengadaan input kotoran kambing, usaha ini memperolehnya dari para anggota
57
5.2.3. Proses Produksi
Pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan cara tradisional dan dengan cara tradisional membutuhkan waktu berbulan-
emiliki keunggulan, yakni dapat meningkatkan fermentasi bah
kelompok tani yang memiliki hewan ternak kambing serta masyarakat Desa Cikarawang yang memiliki hewan ternak kambing juga.
dengan teknologi, dimana bulan karena bahan organik dibiarkan lapuk dengan sendirinya sehingga proses
fermentasi berlangsung secara alami. Sedangkan cara pembuatan pupuk organik dengan teknologi pengomposan proses fermentasi dapat dipercepat dengan cara
menambahkan bahan lain yang disebut aktivator. Aktivator merupakan bahan bagi bakteri pengurai yang terdiri dari enzim, asam humat bahan, dan mikroorganisme
kultur bakteri. Aktivator pengomposan yang digunakan oleh Kelompok Tani Hurip adalah EM4.
Aktivator pengomposan EM4 digunakan oleh Kelompok Tani Hurip dikarenakan EM4 m
lim organik dan kotoran ternak hingga lingkungan menjadi tidak bau,
meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk tanaman, serta menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen tanah. Proses pembuatan pupuk kompos
diproduksi dengan sistem aerob menggunakan oksigen, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses
dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerob. Pengomposan secara anaerob memanfaatkan mikroorganisme yang tidak
membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik, dimana pada proses ini akan dihasilkan bau yang tidak sedap.
58
pemotongan bahan, penumpukan bahan,
Sebelum memulai proses produksi, bahan-bahan telah dipersiapkan tidak anya agar mudah dan mempercepat waktu saat
ingin m
k penyim
Kegiatan pengusahaan pupuk kompos ini secara umum meliputi persiapan lokasi pembuatan, pemilihan bahan,
pengayaan, pembalikan, pengayakan, dan pengemasan. Metode pembuatannya dilakukan dengan cara penumpukan berlapis-lapis pada ruang terbuka dan
ternaungi. Semua tahap kegiatan dilakukan secara manual dengan alat-alat yang tergolong sederhana sekop, cangkol, golok, ember dsb. Mesin yang digunakan
berupa mesin pencacah jerami sehingga bisa lebih efektif dan efesien jika dibandingkan dengan cara manual, yaitu dengan golok. Tenaga kerja yang
digunakan berasal dari masyarakat sekitar dibawah bimbingan Kelompok Tani Hurip.
1. Persiapan Bahan dan Lokasi
jauh dari tempat pengomposan, gun elakukan pengolahan. Selain bahan baku juga perlu disiapkan cangkul atau
sekop untuk mengaduk dan ember atau alat penyiram untuk menyiram bahan adukan serta karung goni atau plastik yang berongga untuk menutupi tumpukan.
Lokasi pengomposan yang digunakan Kelompok Tani Hurip terdiri dari lahan pengomposan ukuran 3x8 m, satu buah gudang berisi rak untu
panan kompos yang siap dijual serta lahan terbuka alami untuk peletakan bahan-bahan baku. Lokasi pengomposan dilengkapi dengan atap dari atap berupa
seng asbes untuk menghindari curahan air hujan secara langsung. Lahan pengomposan ini terdiri dari empat petakan atau bedengan yang berdampingan
sejajar dengan panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 30 cm untuk setiap petakannya. Tujuan pembuatan petakan ini adalah untuk menjaga agar tidak tergenang
59
rdapat berbagai alternatif bahan baku namun bahan-bahan yang harus dipilih adalah bahan yang
memili
ini adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami,
encampur bahan lain yang memili
sewaktu hujan. Lantai petakan disemen guna memudahkan pengadukan dan pembalikan adonan bahan-bahan tersebut.
2. Pemilihan Bahan
Pada pembuatan pupuk kompos te yang dapat digunakan
ki kandungan CN rasio cukup rendah 20-30 CN ratio. Hal ini dikarenakan bahan yang memiliki CN rasio 20-30 itu mudah melapuk dan
terdekomposisi ideal. Apabila nilai CN rasio suatu bahan semakin tinggi maka semakin lambat bahan tersebut untuk diubah menjadi kompos. Sebaliknya, jika
suatu bahan yang nilai CN rasio rendah maka akan mempercepat laju pengomposan.
Bahan baku yang digunakan oleh Kelompok Tani Hurip dalam usaha pupuk kompos
arang sekam, serta kotoran kambing. Hal ini dikarenakan potensi jerami dan kotoran kambing yang cukup besar di Desa Cikarawang sehingga berpeluang
untuk dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Meskipun kandungan CN rasio pada jerami cukup besar 80 CN rasio,
Kelompok Tani Hurip mengatasinya dengan m ki nilai CN rasio-nya rendah agar dapat mempersingkat laju
pengomposan. Bahan yang dimaksud adalah kotoran kambing yang memiliki nilai CN rasio sebesar 20 CN rasio. Kotoran kambing yang digunakan telah
dibersihkan dari sisa-sisa plastik, kaca atau potongan kayu dan benda-benda lain yang sulit melapuk. Apabila pengadaan bahan baku berupa sekam bakar sulit
diperoleh, dapat diganti dengan abu gosok yang relatif mudah diperoleh di daerah
60
unakan ah menjadi berukuran kecil dan seragam sehingga proses
pengom
Hurip dilakukan berlapis-lapis. Bahan-bahan ditimbun
dengan
sad pembusuk atau mikroba mendapat suplai oksigen atau udara y
pedesaan. Pemilihan bahan-bahan tersebut mampu menghasilkan pupuk kompos yang bermutu dan berkualitas sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi.
3. Pemotongan Bahan
Dalam pembuatan pupuk kompos, bahan-bahan organik yang dig harus dipotong atau dicac
posan dapat berlangsung dengan cepat. Ukuran potongan ± 5-10 cm. Dengan menggunakan bahan-bahan yang berukuran kecil akan memudahkan
mikroba atau bakteri untuk merombak bahan-bahan tersebut sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat. Oleh karena itu, Kelompok Tani Hurip
menggunakan mesin pencacah sebagai alat pemotong jeraminya.
4. Penumpukan Bahan dan Pengolahan
Proses pembuatan pupuk kompos oleh Kelompok Tani dengan cara menumpuk bahan-bahan secara
ketinggian tertentu guna memperoleh kondisi suhu adonan yang optimum, yaitu untuk dataran rendah sekitar 15-20 cm sedangkan untuk dataran menengah
hingga tinggi sebaiknya lebih dari 20 cm. Lapisan paling dasar yaitu kotoran sapi yang disebar dan diratakan terlebih dahulu kemudian diatasnya ditaburkan arang
sekam dan jerami. Bahan-bahan yang telah ditumpuk disiram perlahan-lahan dengan larutan kultur bakteri larutan bioaktivator = EM4, air dan diaduk dengan
sekop secara merata. Saat penumpukan bahan, pergerakan udara dalam timbunan harus tetap
dipertahankan agar ja ang dibutuhkan untuk hidup aerob dan aktivitas pelapukan. Bila tidak
tersedia oksigen yang cukup dan tumpukan tidak menghasilkan suhu yang ideal,
maka pelapukan atau fermentasi akan gagal dan terjadi pembusukan yang tidak diharapkan oleh bakteri-bakteri anaerob.
61 Sumber
: Kelompok Tani Hurip 2011
Gambar 3
. Penum
Proses pengayaan disini maksudnya sebagai penambahan bahan lain engandung hara dan nutrisi lebih banyak. Bahan-bahan
kompo
arus dilakukan pembalikan hari sekali agar suhu tetap terjaga. Sebab, bila suhu
terlalu pukan Bahan Kompos
5. Pengayaan
misalnya, bahan yang m s dapat diperkaya dengan penambahan kapur pertanian, serbuk gergaji,
tulang ikan dan sebagainya. Pengayaan yang dilakukan pada pembuatan pupuk kompos yaitu menyiram kembali tumpukan bahan dengan larutan kultur bakteri
sekali lagi. Kemudian gundukan adonan ditutup dengan karung goni atau plastik berlubang selama 4-7 hari agar aerasi berjalan lancar.
6. Pembalikan Berulang
Adonan bahan-bahan yang telah ditumpuk h dan pengadukan setiap dua
tinggi harus segera diaduk dan dibalik lagi agar terhindar dari kerusakan. Suhu optimum berada pada kisaran 40-45
C. Gundukan yang telah mencapai suhu normal ditutup kembali dengan karung goni. Selain itu, kandungan air diusahakan
62
hari, adonan kompos siap dikemas dan pupuk organik. Hal ini ditandai dengan menurunnya suhu dari
gunduk
ya diayak terlebih dahulu sehingga butiran pupuk
Sumber
: Kelompok Tani Hurip 2011
Gambar 4
. Pupuk Kompos Hasil Ayakan mencapai 30 persen dengan parameter jika dikepal dengan tangan air tidak keluar
dari adonan dan jika dilepas akan megar.
7. Pengayakan
Setelah terfermentasi selama 4-7 digunakan sebagai
an adonan. Bila belum siap dikemas dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya kompos tetap dijaga kelembabannya supaya proses fermentasi menjadi
sempurna dan kompos tidak terlihat kering lembab. Ciri-ciri dari bahan-bahan yang sudah menjadi kompos yaitu warna berubah mendekati kehitaman dan
teksturnya remah mudah diayak. Untuk memperoleh kualitas pupuk kompos yang lebih baik, pupuk
kompos yang siap kemas sebaikn kompos menjadi halus dan merata. Hal ini dilakukan mengingat tujuan
akhir produk adalah menjadi barang komersil yang akan dijual ke pasaran sehingga kualitas produk menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Pengayakan dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip dengan menggunakan alat pengayak yang berupa saringan kawat.
63
8. Pen
Pengemasan dilakukan agar kadar pupuk kompos
dak mudah kering. Oleh karena itu pupuk kompos ini memiliki ketahan
Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011
Gambar 5
. Pengemasan Pupuk Kompos
5.2.4.
Ruang lingkup pemasaran pupuk kompos yang di produksi oleh Kelompok hanya terbatas pada pasar internal saja. Hal ini dikarenakan
gemasan
air atau kelembaban tetap terjaga dan ti
an yang cukup kuat untuk penggunaan dan penyimpanan dalam jangka panjang. Pupuk kompos yang dihasilkan Kelompok Tani Hurip dikemas dengan
plastik berlabel.
Pemasaran
Tani Hurip saat ini pengusahaan pupuk kompos ini masih dilakukan dengan menggunakan peralatan
yang sederhana sehingga memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatannya, serta skala usaha yang masih kecil sehingga belum mampu
menghasilkan unit produksi dalam jumlah besar. Padahal jika dilihat dari segi konsumen, sangat besar permintaan yang terjadi di pasar sehingga Kelompok Tani
Hurip sendiri sering mengalami kehabisan unit produksi. Adapun ruang lingkup pasar internal yang dimaksud mencakup Perumahan Ciomas Permai, Perumahan
Ciampea Asri, serta para petani disekitar Desa Cikarawang itu sendiri.
64
Tani Hurip syarakat sekitar Desa Cikarawang. Hal
alam hal budidaya pertanian yang ngha
5.3. Dampak Sosial Ekonomi Usaha