19
2. Tidak larut dalam air, meskipun sebagian dari kompos dapat membentuk
suspensi. 3.
Sangat larut dalam pelarut alkali, natrium pirifosfat, atau larutan ammonium oksalat, dengan menghasilkan ekstrak berwarna gelap dan dapat difraksinasi
lebih lanjut menjadi zat humik, fulfik, dan humin. 4.
Nisbah CN berkisar antara 10-20 tergantung bahan baku dan derajat humifikasi.
5. Secara biokimiawi tidak stabil, tetapi komposisinya berubah akibat oksidasi
menjadi garam-garam anorganik, CO
2
, dan air melalui aktivitas mikrobial sepanjang kondisi lingkungan sesuai.
6. Memiliki kapasitas pemindahan kation dan absorbsi air tinggi.
7. Jika digunakan pada tanah, kompos memberikan efek-efek menguntungkan
bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Nilai pupuknya ditentukan oleh N, P , K, Ca, dan Mg.
8. Tidak berbau.
2.5. Analisis Kelayakan Proyek
Analisis kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang
direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat benefit, baik
dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit
, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan Ibrahim 2003. Menurut Gittinger 1986, proyek yang bergerak dalam bidang pertanian
adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi
20
barang-barang modal yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat lebih setelah beberapa periode waktu. Sumber-sumber yang dimaksud dapat berupa
barang-barang modal, tanah, bahan setengah jadi, bahan mentah, tenaga kerja dan waktu.
Menurut Subagyo 2007, objek studi kelayakan terbagi dalam 3 jenis yang berbeda, yaitu:
1. Pendirian, berarti objek yang dipelajari dan diteliti merupakan usaha baru
yang akan didirikan. 2.
Pengembangan, berarti objek yang dikaji usahanya sudah berdiri dan mempunyai rencana untuk dikembangkan terutama pada aspek-aspek
tertentu, misalnya pembelian teknologi baru karena adanya permintaan pasar yang meningkat.
3. Merger atau akuisisi, berarti objek merupakan usaha yang sudah berdiri
kemudian digabungkan dan diambil alih oleh perusahaan lain. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang kemampuan suatu
proyek dilaksanakan dengan berhasil Husnan dan Suwarsono 2000. Tujuan dilakukan analisis proyek adalah 1 untuk mengetahui tingkat keuntungan yang
dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2 menghindari pemborosan sumberdaya-sumberdaya yang akan digunakan, yaitu dengan menghindari
pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3 mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek
yang paling menguntungkan, dan 4 menentukan prioritas investasi Gray, et al. 1992.
21
Sofyan 2003, diacu dalam Chaerunnisa 2007 berpendapat tujuan yang ingin dicapai dari studi kelayakan ini sekurang-kurangnya mencakup empat pihak
yang berkepentingan, yaitu: 1
Bagi pihak investor : studi kelayakan usaha ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha untuk menjadi masukan yang berguna karena
sudah mengkaji berbagai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasioanl dan aspek finansial secara
komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi lebih objektif.
2 Bagi peneliti : studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat
dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu rencana usaha, usaha baru, pengembangan usaha, atau menilai
kembali usaha yang sudah ada. 3
Bagi masyarakat : hasil studi kelayakan usaha merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang
terlibat langsung maupun yang muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha tersebut.
4 Bagi pemerintah : dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini
digunakan untuk pengembangan sumber daya baik dalam pemanfaatan sumber-sumber alam maupun pemanfaatan sumber daya manusia berupa
penyerapan tenaga kerja. Selain itu, adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil studi kelayakan usaha yang dilaksanakan oleh
individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukkan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai maupun dari pajak penghasilan dan
22
retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, administrasi dan lain- lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara
makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan usaha ini adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga
tercapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB dan kenaikan pendapatan per kapita.
Menurut Husnan dan Suwarsono 2000, tahap-tahap untuk melakukan investasi usaha adalah sebagai berikut :
1 Identifikasi
Pengamatan dilakukan
terhadap lingkungan
untuk memperkirakan
kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut. 2
Perumusan Tahap perumusan merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan
investasi ke dalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan faktor-faktor yang penting dikelaskan secara garis besar.
3 Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menganalisa dan menilai aspek pasar, teknik, manajemen dan finansial.
4 Pemilihan
Pemilihan dilakukan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai.
5 Implementasi
Implementasi yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran.
23
Metode analisis kelayakan finansial merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha layak atau tidak untuk
dilaksanakan. Selain itu, untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah seperti perubahan harga bahan baku dan
lain sebagainya dapat digunakan metode analisis nilai pengganti switching value
. Kadariah et.al 1999 menjelaskan bahwa analisis finansial adalah analisis
yang melihat suatu proyek dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam
proyek. Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan pelaksanaan proyek.
Menurut Gittinger 1986, bahwa terdapat enam tujuan utama analisis finansial untuk proyek-proyek pertanian, yaitu:
1. Penilaian pengaruh finansial. Tujuan analisis finansial adalah menilai
pengaruh-pengaruh proyek terhadap para petani, pengusaha swasta dan umum, badan-badan pelaksana pemerintah dan pihak lain yang turut serta
dalam proyek tersebut. Penilaian ini didasarkan atas analisa keadaan finansial setiap peserta pada saat tersebut dan suatu proyeksi keadaan finansial pada
masa yang akan datang sejalan dengan pelaksanaan proyek. 2.
Penilaian penggunaan sumberdaya terbatas. Analisa finansial memberikan informasi mengenai penggunaan sumberdaya-sumberdaya suatu proyek.
3. Penilaian insentif penarik. Pengamatan secara finansial sangat dibutuhkan
dalam penilaian insentif pada para petani, manajer dan pemilik yang ikut dalam proyek.
24
4. Ketetapan suatu rencana pembelanjaan. Salah satu tujuan dasar analisa
finansial adalah menghasilkan suatu rencana yang menggambarkan keadaan finansial dan sumber-sumber dana berbagai peserta proyek serta proyek itu
sendiri. Rencana finansial adalah dasar untuk menentukan jumlah dan waktu pelaksanaan investasi dan penetuan tingkat pembayaran serta kemungkinan
penambahan kredit untuk mendukung investasi yang telah ada. 5.
Koordinasi kontribusi finansial. Rencana finansial mengikuti koordinasi kontribusi finansial dari berbagai peserta proyek. Koordinasi tersebut dibuat
dari dasar proyeksi seluruh finansial untuk proyek sebagai suatu keseluruhan. 6.
Penilaian kecakapan mengelola keuangan. Atas dasar proyeksi neraca finansial, khususnya untuk perusahaan-perusahaan besar dan kesatuan entity
proyek, analisis dapat membuat penilaian tentang kerumitan pengelolaan finansial proyek dan kemampuan pimpinan dalam mengelola proyek.
Lebih lanjut Gittinger 1986, mengemukakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan dalam penilaian investasi dibidang pertanian adalah metode
diskonto. Diskonto merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan manfaat yang diperoleh di masa datang serta arus biaya menjadi biaya pada masa sekarang. Hal
ini dilakukan dengan cara mengurangkan manfaat-manfaat terhadap biaya-biaya dari tahun ke tahun untuk mendapatkan arus manfaat neto yang disebut arus kas
cash flow, kemudian arus kas tersebut didiskontokan. Sehubungan dengan metode arus kas yang didiskontokan discounted cash
flow , terdapat beberapa kriteria investasi yang digunakan, yaitu: Net Present
Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC dan
25
untuk penilaian pengembalian ditunjukkan oleh kriteria Payback Periode atau masa pengembalian investasi.
NPV atau keuntungan bersih suatu proyek adalah nilai sekarang dari arus tambahan manfaat bagi pelaksanaan proyek, dihitung berdasarkan tingkat
diskonto. Jika nilai NPV lebih besar dari nol maka proyek dapat dikatakan layak. Apabila nilai NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan
persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal, sebaliknya jika NPV lebih kecil dari nol, berarti proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai biaya
yang dipergunakan dan proyek tidak layak dilakukan Kadariah et.al. 1999. Cara perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang praktis
untuk mengetahui apakah proyek itu menguntungkan atau tidak. Namun, cara ini tidak terlepas dari kelemahan-kelamahan, kelemahan ini terletak pada keharusan
menentukan suku bunga yang tepat dan benar sebelum metode digunakan Soekartawi et.al. 1986.
IRR yaitu rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan dari suatu proyek yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika IRR dari suatu proyek lebih besar atau
sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku sebagai social discount rate, maka NPV proyek tersebut sama dengan nol impas, berarti proyek layak dilaksanakan,
sebaliknya jika IRR suatu proyek lebih kecil dari social discount rate, maka NPV proyek tersebut lebih kecil dari nol, berarti proyek tidak layak untuk dilaksanakan
Gray et.al. 1992. Net BC adalah perbandingan antara jumlah nilai keuntungan bersih
sekarang yang positif sebagai pembilang dengan jumlah nilai keuntungan bersih sekarang yang negatif sebagai penyebut. Jika Net BC lebih besar dari satu maka
26
proyek dikatakan layak, sebaliknya jika Net BC lebih kecil dari satu maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan Gray et.al. 1992.
Payback Period tingkat pengembalian investasi digunakan untuk
mengukur periode jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Proyek yang
dipilih adalah proyek yang paling cepat mengembalikan biaya investasi. Semakin cepat modal kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal
yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan yang lain. Menurut Gittinger 1986, bahwa analisis nilai pengganti adalah suatu
analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah.
Pada bidang pertanian, proyek-proyek umumnya sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mungkin saja terjadi. Perubahan-perubahan yang biasa
terjadi dalam menjalankan usaha bidang pertanian umumnya dikarenakan empat variabel utama, yaitu:
1. Harga harga jual output
Perubahan harga jual output akan berpengaruh terhadap manfaat, manfaat sekarang netto, tingkat pengembalian secara finansial maupun ekonomi.
2. Keterlambatan Pelaksanaan
Keterlambatan pelaksanaan mempengaruhi hampir semua proyek-proyek pertanian. Mungkin terjadi keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan
peralatan baru. Hal ini akan mempengaruhi biaya maupun manfaat dan akhirnya akan mempengaruhi manfaat netto.
27
3. Kenaikan Biaya
Proyek-proyek cenderung sensitif terhadap kenaikan biaya, karena biaya- biaya sering diperkirakan sebelum proyek dilaksanakan. Hal ini akan
mempengaruhi biaya dan manfaat netto. 4.
Hasil produksi yang dihasilkan Analisis nilai pengganti menguji kembali kesalahan-kesalahan yang
dilakukan dalam memperkirakan hasil yang akan diperoleh. Perubahan produksi yang dihasilkan akan mempengaruhi manfaat dan manfaat netto.
Menurut Kadariah et.al. 1999 bahwa tujuan dari analisis nilai pengganti adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika
terdapat suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat. Hal ini diperlukan karena analisis proyek banyak mengandung
ketidakpastian tentang apa yang terjadi diwaktu yang akan datang. Analisis nilai pengganti Switching Value merupakan variasi dari analisis
sensitivitas yang mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat. Dalam analisis ini,
harus ditanyakan berapa banyak elemen yang kurang baik dalam analisis proyek yang akan diganti agar proyek tersebut dapat memenuhi tingkat minimum
diterimanya proyek sebagaimana yang ditunjukkan oleh salah satu ukuran-ukuran kemanfaatan proyek. Teknik analisis nilai pengganti dilakukan dengan cara
menentukan besarnya perubahan yang akan membuat nilai NPV sama dengan nol Gittinger 1986.
28
2.6. Penelitian Terdahulu