Tujuan Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran Tempat dan Waktu Penelitian

yang mereka hadapi, demikian pula dengan kondisi yang melingkupi para petani hutan rakyat Himmah 2002. Adi 1992 dalam Yuniandra 1997 menyatakan bahwa dalam hal pemasaran hasil hutan rakyat, sebagian besar petani hutan rakyat masih rendah pengetahuannya. Kurangnya informasi disertai kurangnya permodalan yang dimiliki petani menyebabkan peranan tengkulak menjadi sangat menonjol, terutama dalam penentuan harga pasaran. Akibatnya dalam pemasaran hasil kayu rakyat ini, umumnya petani menjadi pihak yang dirugikan, karena terjadi pembagian keuntungan yang tidak merata dan petani mendapat bagian yang relatif lebih kecil dari pihak-pihak lain yang terlibat. Apabila keadaan ini terus berlangsung, maka akan membuat petani tidak mau melestarikan usaha hutan rakyat. Penelitian ini mencoba memperoleh gambaran kegiatan pemasaran distribusi produk yang telah dihasilkan oleh petani hutan rakyat.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui karakteristik pelaku lembaga yang terlibat dalam pemasaran kayu rakyat di wilayah Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dan bentuk saluran-saluran pemasarannya 2. Mengetahui pendapatan dari hasil pemasaran yang diterima oleh setiap pelaku pemasaran kayu rakyat di wilayah Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis 3. Mengetahui saluran pemasaran yang paling efisien di wilayah Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis 4. Mengetahui struktur pemasaran kayu rakyat dari setiap pelaku pemasaran kayu rakyat di wilayah Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak- pihak yang terkait baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau pihak lain untuk penyusunan program pembinaan kepada petani hutan rakyat dalam aspek pemasaran kayu rakyat guna meningkatkan pendapatan petani dari hasil yang diperoleh. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat 2.1.1 Pengertian Hutan Rakyat Hutan secara singkat dan sederhana didefinisikan sebagai suatu ekosistem yang didominasi oleh pohon. Penekanan hutan sebagai suatu ekosistem yang mengandung maksud bahwa di dalam hutan terjadi hubungan saling tergantung satu komponen dengan komponen lainnya yang terjalin sebagai suatu sistem Suharjito 2000. Hutan rakyat merupakan hutan yang dimiliki oleh masyarakat yang dinyatakan oleh kepemilikan lahan, karenanya hutan rakyat juga disebut hutan milik. Walaupun hutan rakyat di Indonesia hanya merupakan bagian kecil dari total luas lahan, namun hutan rakyat tetap penting karena selain fungsinya untuk perlindungan tata air pada lahan-lahan masyarakat, juga penting bagi pemiliknya sebagai sumber penghasilan kayu maupun sumber pendapatan rumah tangga. Selain itu hasil-hasil lain yang diperoleh dari hutan rakyat, antara lain: buah- buahan, daun, kulit kayu, biji, dan sebagainya Fakultas Kehutanan IPB 2000. Hutan rakyat di Jawa pada umumnya hanya sedikit yang memenuhi luasan sesuai dengan definisi hutan, dimana minimal harus 0,25 hektar. Hal tersebut disebabkan karena rata-rata pemilikan lahan di Jawa sangat sempit Fakultas Kehutanan IPB 2000.

2.1.2 Ciri-Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat

Menurut Suharjito 2000 ciri-ciri dari pengusahaan hutan rakyat, sebagai berikut: 1. Usaha hutan rakyat dilakukan oleh petani, tengkulak, dan industri. Petani memiliki posisi tawar yang lebih rendah 2. Bentuk hutan rakyat sebagian besar berupa hutan rakyat campuran, yang diusahakan dengan cara-cara sederhana 3. Pendapatan dari hutan rakyat bagi petani masih diposisikan sebagai pendapatan sampingan dan bersifat insidentil dengan kisaran tidak lebih dari 10 dari pendapatan total.

2.1.3 Bentuk-Bentuk Hutan Rakyat

Toha 1987 dalam Afwandi 2011 menyatakan bahwa bentuk hutan rakyat dapat dibagi menjadi tiga, sebagai berikut: 1. Hutan rakyat murni, hanya terdiri dari satu jenis tanaman pokok berkayu 2. Hutan rakyat campuran, terdiri dari lebih dari satu jenis tanaman pokok berkayu 3. Hutan rakyat agroforestri, hutan rakyat yang mempunyai bentuk usaha kombinasi dari tanaman kehutanan dengan usaha pertanian terpadu

2.1.4 Manfaat Hutan Rakyat

Hutan rakyat mempunyai peran penting dan mempunyai manfaat-manfaat, sebagai berikut: 1. Hutan rakyat dapat merupakan sumber pendapatan yang berkesinambungan dan berbentuk tabungan 2. Keberadaan hutan rakyat dapat membuka lapangan kerja yang cukup berarti 3. Produksi hutan rakyat yang berupa kayu dan non kayu dapat mendorong dibangunnya industri hutan rakyat yang akan mempunyai peran penting dalam ekonomi nasional 4. Hutan rakyat dibangun di lahan-lahan kritis dapat berperan dalam melindungi bahaya erosi, sedangkan hutan rakyat yang memiliki jenis tanaman tertentu dapat meningkatkan kesuburan tanah 5. Hutan rakyat dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan pendapatan negara dari berbagai pajak dan pungutan 6. Meningkatkan pemanfaatan lahan secara optimal termasuk lahan-lahan marginal 2.2 Pemasaran 2.2.1 Pasar dan Struktur Pasar Pasar adalah kumpulan pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Para pembeli ini memiliki kesamaan kebutuhan atau keinginan tertentu yang didapat melalui hubungan pertukaran Kotler Armstrong 2008. Boyd et al. 2000 mengatakan bahwa pasar terdiri dari individu dan organisasi yang tertarik dan bersedia membeli produk tertentu untuk mendapatkan manfaat yang akan memuaskan kebutuhan atau keinginan tertentu, dan yang memiliki sumber daya waktu, uang untuk terlibat dalam transaksi. Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan pengambilan keputusan oleh perusahaan, jumlah perusahaan dalam suatu pasar, konsentrasi perusahaan, jenis-jenis dan diferensiasi produk serta syarat masuk pasar. Menurut Hammond dan Dahl 1997 dalam Setyawan 2002 menyatakan ada empat karakteristik untuk membedakan dalam struktur pasar yaitu: jumlah dan ukuran perusahaan; pandangan pembeli terhadap sifat produk; kondisi keluar masuk pasar; dan tingkat pengetahuan biaya, harga, dan kondisi pasar diantara partisipan. Karakteristik struktur pasar dibagi kedalam beberapa kategori yang dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Karakteristik struktur pasar Karakteristik Struktur Pasar Jumlah PembeliPenjual Sifat Produk Sudut Pandang Pembeli Sudut Pandang Penjual Banyak Homogen Pasar Persaingan Murni Pasar Persaingan Murni Banyak Terdiferensiasi Pasar Persaingan Monopolistik Pasar Persaingan Monopolistik Sedikit Homogen Oligopoli Murni Oligopsoni Murni Sedikit Terdiferensiasi Oligopoli Terdiferensiasi Oligopsoni Terdiferensiasi Satu Unik Monopoli Monopsoni Sumber : Hammond dan Dahl 1997 dalam Setyawan 2002

2.2.2 Pengertian Pemasaran

Kotler 1993 mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial. Individu-individu dan kelompok-kelompok akan mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Sedangkan pengertian pemasaran menurut Boyd et al. 2000 adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Terdapat tiga dasar yang harus melandasi konsep pemasaran, sebagai berikut: 1. Adanya orientasi kepada pelanggan 2. Adanya usaha yang terintegrasi dalam perusahaan 3. Adanya sasaran kegiatan yang berupa pencapaian laba Dalam situasi yang umum, pemasaran melibatkan pelayanan pasar konsumen akhir di hadapan para pesaing. Perusahaan dan para pesaingnya memberikan penawaran dan pesan kepada konsumen, baik secara langsung atau melalui perantara pemasaran. Semua pelaku dalam sistem ini dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan utama demografi, ekonomi, fisik, teknologi, politikhukum, dan sosialbudaya. Elemen-elemen utama dalam sistem pemasaran modern adalah sebagai berikut: Gambar 1 Elemen-elemen sistem pemasaran. Masing-masing pihak dalam sistem dapat menambah nilai untuk tingkat berikutnya. Seluruh anak panah melambangkan hubungan yang harus dikembangkan dan ditata, maka keberhasilan pemasaran tidak hanya tergantung Pemasok Perusahaan pemasar Pesaing Perantara Pemasaran Pengguna Akhir pada tindakan sendiri tetapi juga pada keseluruhan sistem itu dapat melayani kebutuhan konsumen akhir Kotler Amstrong 2008.

2.2.3 Pelaku Lembaga Pemasaran

Pelaku dalam usaha hutan rakyat dibedakan menjadi dua, yaitu: petani dan bukan petani hutan rakyat. Petani hutan rakyat merupakan pelaku utama penghasil kayu rakyat dari lahan miliknya, sedangkan bukan petani hutan rakyat adalah pihak-pihak lain yang yang terkait dalam usaha hutan rakyat, yaitu: buruh tani, penyedia jasa tebang, jasa angkutan, pihak yang bergerak dalam pemasaran, dan industri pengolah hasil hutan rakyat Fakultas Kehutanan IPB 2000. Menurut Kotler 1993 lingkungan pemasaran terdiri dari pelaku-pelaku dan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kemampuan-kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi dan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan sasarannya. Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan yang dekat dan mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar. Lingkungan pemasaran ini, yaitu: perusahaan, pemasok, perantara pasar, pelanggan, pesaing, dan publik.

2.2.4 Riset Pemasaran

Kotler dan Amstrong 2008 mendefinisikan riset pemasaran marketing research adalah desain, kumpulan, analisis, dan laporan sistematis tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi sebuah organisasi. Churchill 2001 mengatakan bahwa riset pemasaran adalah suatu fungsi yang menghubungkan konsumen dengan para pemasar melalui informasi- informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah pemasaran; menghasilkan, menyaring, dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas pemasaran; memunitor kinerja pemasaran; dan meningkatkan pemahaman akan pemasaran sebagai suatu proses.

2.2.5 Manajemen Pemasaran

Boyd et al. 2000 mendefinisikan manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan program- program yang menyangkut pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Kotler dan Amstrong 2008 menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu. Tujuan dari manajemen pemasaran adalah menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan.

2.2.6 Saluran Pemasaran

Kotler 1993 menyatakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk barang dan jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan. Saluran pemasaran terdiri dari distributor, pengecer, dan pihak lain yang menghubungkan perusahaan dengan pembelinya. Limbong dan Sitorus 1985 dalam Sugih 2009 menyatakan bahwa sebagian besar produsen tidak menjual barang yang mereka miliki langsung ke konsumen akhir. Antara produsen dan konsumen akhir terdapat satu atau beberapa saluran pemasaran, yaitu serangkaian perantara pemasaran yang melaksanakan berbagai fungsi. Dalam saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran, sedangkan panjang suatu saluran pemasaran akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Adapun saluran pemasaran tersebut, sebagai berikut: 1. Saluran non tingkat atau dinamakan sebagai saluran pemasaran langsung, produsen atau pabrikan langsung menjual produknya ke konsumen 2. Saluran satu tingkat, saluran pemasaran yang menggunakan satu perantara 3. Saluran dua tingkat, saluran pemasaran yang mencakup dua perantara 4. Saluran tiga tingkat, saluran pemasaran yang mencakup tiga perantara.

2.2.7 Bauran Pemasaran

Kotler dan Amstrong 2008 meyatakan bahwa bauran pemasaran adalah kumpulan sarana pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengimplementasikan stategi pemasaran. Sarana bauran pemasaran utama dikelompokan menjadi empat kelompok besar, disebut empat P pemasaran, yaitu: product produk, price harga, place tempat, dan promotion promosi. Adapun definisi bauran pemasaran menurut Boyd et al. 2000 adalah kombinasi dari variable-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh manajer untuk menjalankan strategi pemasaran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan di dalam pasar sasaran tertentu.

2.2.8 Efisiensi Pemasaran

Soekartawi 1989 dalam Shausan 2000 menyatakan bahwa pasar yang tidak efisien akan terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu efisien pemasaran akan terjadi jika tercipta keadaan, sebagai berikut: 1. Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi. 2. Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen kepada produsen tidak terlalu tinggi. 3. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran. 4. Adanya kompetisi pasar yang sehat. Boyd et al. 2000 menyatakan bahwa perencanaan dan koordinasi dari seluruh kegiatan perusahaan di sekitar sasaran utama, yaitu: memuaskan kebutuhan pelanggan adalah sarana paling efektif untuk meraih dan mempertahankan keunggulan bersaing dan mencapai tujuan tertentu.

2.2.9 Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran adalah harga yang dibiayai oleh konsumen yang dikurangi harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran terjadi karena adanya penambahan biaya pemasaran dan penarikan keuntungan dari setiap lembaga pemasaran. Sedangkan Limbong dan Sitorus 1985 dalam Sugih 2009 marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen yang terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran. Marjin pemasaran pada umumnya dianalisis pada komoditas yang sama. Pendekatan seperti diatas juga dapat digunakan untuk analisis pola pemasaran yang terbaik bagi pedapatan petani produsen.

2.2.10 Pendapatan Usaha

Soekartawi et al. 1986 dalam Saputra 2007 menyatakan bahwa pendapatan dari suatu usaha adalah nilai dari pengusahaan dalam jangka waktu tertentu, yang berupa selisih dari penerimaan usaha atas biaya usaha. Rumus penghitungan pendapatan usaha adalah sebagai berikut: Keterangan : TR = Total Revenue TC = Total Cost p = Price q = Quantity TFC = Total Fixed Cost TVC = Total Variable Cost x q – TFC+TVC BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian terhadap pemasaran kayu rakyat dimulai dari identifikasi karakteristik pelaku pemasaran kayu rakyat yang terdiri dari petani, pedagang pengumpul atau tengkulak, dan industri penggergajian. Setelah informasi mengenai karakteristik pelaku pemasaran berhasil dikumpulkan, kemudian produk diklasifikasikan ke dalam kategori produk yang dipasarkan secara homogen atau diferensiasi. Serta dilakukan identifikasi aspek pemasarannya yang meliputi saluran pemasaran, struktur pasar, pendapatan usaha, dan marjin serta efisiensi pemasaran. Berikut adalah kerangka pemikiran dalam kegiatan penelitian: Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Desa yang dijadikan lokasi penelitian adalah empat desa, Pelaku pemasaran kayu rakyat Petani Pedagang Pengumpul Industri Penggergajian Pemasaran Kayu Rakyat Saluran Pemasaran Marjin Efisiensi Pemasaran Pendapatan Usaha Struktur Pasar yaitu: Desa Neglasari, Desa Bangunsari, Desa Sidamulih, dan Desa Margajaya yang terletak di Kecamatan Pamarican. Penentuan lokasi penelitian yaitu berdasarkan desa-desa yang memiliki areal hutan rakyat terluas. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu Bulan Juli sampai Agustus 2011. Tabel 2 memperlihatkan jumlah dan lokasi dari para responden. Tabel 2 Jumlah dan lokasi responden Kategori Responden Jumlah orang Lokasi Petani 60 Desa Sidamulih, Desa Margajaya Kecamatan Pamarican Pedagang Pengumpul 15 Desa Sidamulih, Desa Margajaya, dan Desa Neglasari Kecamatan Pamarican Industri Penggergajian 10 Desa Bangunsari, Desa Neglasari, dan Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican

3.3 Sasaran dan Alat