Struktur Pasar di Tingkat Petani Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengumpul Struktur Pasar di Tingkat Industri Penggergajian

Tanaman yang ditanam di bawah tegakan pohon dapat ditanam pada saat pohon kayu rakyat masih kecil. Pada umumnya tanaman buah-buahan ataupun palawija di tanam di sela-sela jarak tanam pohon kayu rakyat. Tanaman buah- buahan dan palawija hanya di pupuk sesekali jika tanaman tersebut kurang baik. Tanaman sela yang digunakan petani pada umumnya yaitu kapol, karena kapol memiliki harga jual yang cukup tinggi. Kegiatan Pemanenan hasil kayu rakyat dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani. Pohon sengon dapat di panen setelah berumur lebih dari 5 tahun, sedangkan untuk jati dan mahoni dapat dipanen setelah umur lebih dari 15 tahun. Pada umumnya kegiatan pemanenan dilakukan sepenuhnya oleh pembeli kayu rakyat, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kegiatan pemanenan. Berbeda dengan tanaman yang berada dibawah tegakan dapat dipanen oleh petani sendiri berdasarkan musiman.

5.4 Analisis Struktur Pasar

Menurut Hasibuan 1993 terdapat kriteria dalam menentukan struktur pasar, yaitu jumlah perusahaan, kondisi masuk, dan tipe produk yang diperdagangkan.

5.4.1 Struktur Pasar di Tingkat Petani

Analisis struktur pemasaran perlu dilihat dari berbagai sudut pandang pelaku pasar. Pada kondisi pemasaran kayu rakyat di lokasi penelitian, jika dilihat dari sudut pandang produsen kayu petani adalah struktur pasar oligopoli murni dari pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul sebagai pihak pembeli kayu dari petani hutan rakyat. Hal tersebut karena dapat dilihat dari jumlah petani yang sedikit, karena pada saat petani menjual kayu tidak dalam waktu yang sama serta sifat produk yang diperjualkannya homogen.

5.4.2 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengumpul

Sama halnya jika dilihat dari sudut pandang penjual pedagang pengumpul struktur pasar yang terbentuk pada penelitian ini adalah struktur pasar oligopsoni murni terhadap industri penggergajian. Karena jumlah pedagang pengumpul lebih sedikit dan komoditas yang diperdagangkannya homogen. Kondisi ini berarti industri penggergajian sangat bergantung pada pedagang pengumpul dalam pemenuhan bahan baku.

5.4.3 Struktur Pasar di Tingkat Industri Penggergajian

Struktur pasar di tingkat industri penggergajian dilihat dari sudut pandang penjual adalah struktur pasar oligopsoni murni, karena jumlah industri penggergajian lebih sedikit dan produk yang dibuatnya homogen. Penentuan harga jual produk berdasarkan kesepakatan antara industri penggergajian dengan industry besar di kota. Adanya industri penggergajian yang baru akan menjadi pesaing bagi industri lama. Struktur pasar setiap pelaku pemasaran dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Struktur pasar kayu rakyat di Kecamatan Pamarican Pelaku Pasar Sifat Produk Jumlah Produsen Struktur Pasar Petani Homogen Sedikit Oligopoli Murni Pedagang Pengumpul Homogen Sedikit Oligopsoni Murni Industri Penggergajian Homogen Sedikit Oligopsoni Murni Analisis struktur pasar juga dapat dianalisis dengan menggunakan derajat konsentrasi pasar pendekatan indeks herfindahl H. Indeks ini akan mengukur tingkat konsentrasi pasar yang terjadi dengan memperhitungkan penjumlahan hasil kuadrat dari pangsa pasar setiap pedagang. Nilai H yang diperoleh sebesar 0,188 mendekati nol yang berarti jika H 0,5 maka pasar cenderung kompetitif Lampiran 3. Kondisi pasar seperti ini akan menguntungkan bagi petani hutan rakyat karena setiap petani mempunyai kebebasan keluar masuk pasar. Sedangkan bagi pedagang pengumpul pada kondisi seperti ini sulit melakukan monopoli harga sehingga posisi tawar petani akan lebih tinggi. Berdasarkan penelitian Sugih 2009 yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, struktur pasar produk kayu gergajian yang terbentuk pada tingkat petani berbeda dengan Kecamatan Pamarican oligopsoni terdiferensiasi. Hal tersebut dikarenakan struktur pasar dipandang dari sudut pandang penjual dan sifat produk yang diperdagangkannya terdiferensiasi. Sedangkan struktur pasar pada tingkat petani yang berada di Kecamatan Pamarican dilihat dari sudut pandang pembeli pedagang pengumpul terhadap petani. Jumlah petani sedikit karena pada saat petani menjual kayunya tidak dalam waktu yang sama serta sifat produk yang diperdagangkannya homogen. Struktur pasar pada tingkat pedagang pengumpul di Kabupaten Sukabumi juga berbeda dengan Kecamatan Pamarican oligopsoni terdiferensiasi. Struktur pasar dipandang sama dari sudut pandang penjual, namun yang membedakan adalah sifat produk yang diperdagangkannya terdiferensiasi. Struktur pasar pada tingkat industri penggergajian adalah pasar persaingan monopolistik, berbeda dengan struktur pasar di Kecamatan Pamarican oligopsoni murni. Hal tersebut karena di Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah penjual industri penggergajian yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah konsumennya serta sifat produk yang diperdagangkan terdiferensiasi. Sedangkan di Kecamatan Pamarican sifat produk yang diperdagangkannya homogen.

5.5 Analisis Saluran Pemasaran Kayu Rakyat