Gambar 5 Penakar hujan tipe observatorium Sumber: foto pribadi.
2.3 Stabilitas Atmosfer
Stabilitas atmosfer dapat ditentukan secara statis dan dinamis. Stabilitas atmosfer
statis hanya ditentukan oleh gradien suhu, sedangkan
stabilitas atmosfer
dinamis ditentukan oleh gradien suhu maupun
kecepatan angin. Stabilitas atmosfer dinamis dapat ditentukan dengan angka Richardson
Richardson NumberRi.
Menurut Oke 1978: “The Richardson Number is a convenient means of categorizing
atmospheric stability
and the
state turbulence in the lowest layer
”. Persamaan Ri adalah sebagai berikut
Paulson 1970; Thom 1975; Oke 1978; McInnes et al. 1991; Arya 2001; Pereira et al.
2003; Zhang et al. 2010:
Ri = g
∂ϴ ∂z
T
a
∂ u
∂z
2
Keterangan : g
: percepatan gravitasi 9.8 m s
-2
T
a
: suhu absolute pada ketinggian z
a
; z
a
= z
1
z
2 12
θ : suhu potensial K;
θ = T − Γ
d
z dengan Γ
d
merupakan dry adiabatic lapse rate sebesar -0.00976 K m
-1
, T merupakan suhu absolute K, dan
z merupakan tinggi pengukuran meter Pada kondisi lapse kuat tidak stabil, free
forces mendominasi dan Ri bernilai negatif dengan meningkatnya gradien suhu, tetapi
peningkatan gradien
kecepatan angin
diperkecil. Pada kondisi inverse stabil, Ri bernilai positif dan Ri bernilai mendekati nol
pada kondisi netral Oke 1978.
2.4 Transfer
Momentum dan
Bahang Q
H
Fluks merupakan perpindahan massa dan energi per satuan waktu per satuan luasdan
jarak. Ada beberapa metodologi pengukuran fluks momentum dan bahang, yaitu sebagai
berikut: 1.
Metode Korelasi Eddy
Penentuan fluks momentum dan bahang pada permukaan seragam, yaitu sebagai
berikut Oke 1978; Arya 2001: τ = −ρ u w
H =
ρ C
p
θ w
Penentuan fluks momentum dan bahang dengan metode korelasi eddy sangat mudah,
tetapi membutuhkan peralatan berkualitas baik dengan sistem pengamatan yang tinggi
laju pengambilan 10-100 s
-1
, seperti sonic, laser,
atau hot-wire
anemometer dan
termometer thin-wire resistance. Kelebihan metode ini adalah pengukuran pertukaran
turbulen secara langsung, tanpa banyak membatasi asumsi mengenai permukaan alam
permukaan yang homogen.
2. Metode Aerodinamik dan Gradien
Penentuan fluks momentum dan bahang dengan metode aerodinamik dan gradien
Oke 1978; Arya 2001; June 2012: τ = ρ K
m
∂u ∂z
Q
H
= ρ C
p
k
2
u
2
− u
1
θ
2
− θ
1
ln z
2
− d z
1
− d
2
φ
m
φ
s
Keterangan: τ : transfer momentum N m
-2
K
m
: eddy viscosity m
2
s
-1
ρ : kerapatan udara kering kg m
-3
June 2012 ρ = 1.293
273.15 T
Q
H
: transfer bahang W m
-2
u : kecepatan angin m s
-1
θ : suhu potensial K d
: perpindahan bidang nol meter C
p
: bahang spesifik udara kering pada tekanan konstan 1004.67 J K
-1
kg
-1
s
: dimensionless gradient of θ
m
: dimensionless wind shear Penentuan fluks momentum dan bahang
ini baik digunakan pada pengukuran angin yang berbeda dengan ketinggian yang
berbeda, yaitu dengan metode aerodinamik atau pun metode gradien. Perbedaan dari
metode aerodinamik dengan gradien adalah banyaknya ketinggian pengukuran. Pada
metode aerodinamik menggunakan beberapa ketinggian, sedangkan metode gradien hanya
menggunakan dua ketinggian. Berdasarkan hasil penelitian Hatfield et al. 2010
diperoleh fluks sensible heat H sebesar 600 MJ m
-2
tahun
-1
untuk tanaman jagung dan 410 MJ m
-2
tahun
-1
untuk tanaman kedelai pada tahun 2004 di Midwestern US. Penelitian
tersebut menggunakan metode energy balance ratio EBR dan ordinary least square OLS.
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2012 hingga Agustus 2012. Penelitian ini
diawali dengan pengambilan data cuaca sekunder di Stasiun Klimatologi Klas I,
Darmaga, Bogor. Kemudian pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium
Agrometeorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1 gun bellani integrator untuk
radiasi matahari, 2 ombrometer untuk curah hujan, 3 termometer bola kering untuk suhu
udara, 4 cup counter anemometer untuk kecepatan angin, 5 wind vane untuk arah
angin, dan 6 seperangkat komputer dengan perangkat lunak Microsoft Excel.
Data yang dibutuhkan selama penelitian adalah sebagai berikut:
1. Data suhu udara pada tiga ketinggian
4 meter, 7 meter, dan 10 meter dengan tiga waktu pengamatan, yaitu pukul 07.00
WS, pukul 14.00 WS, dan pukul 18.00 WS.
2. Data kecepatan dan arah angin pada tiga
ketinggian 4 meter, 7 meter, dan 10 meter dengan tiga waktu pengamatan,
yaitu pukul 07.00 WS, pukul 14.00 WS, dan pukul 18.00 WS.
3. Data kelembaban udara pada tiga
ketinggian 4 meter, 7 meter, dan 10 meter dengan tiga waktu pengamatan,
yaitu pukul 07.00 WS, pukul 14.00 WS, dan pukul 18.00 WS.
4. Data radiasi matahari harian.
5. Data curah hujan harian.
Data cuaca yang digunakan adalah data sekunder selama 1 tahun dari bulan Januari
2011 hingga Desember 2011.
3.3 Analisis Data
3.3.1 Identifikasi Faktor-Faktor Cuaca
Wilayah Penelitian pada Tahun 2011
Untuk mengidentifikasi cuaca wilayah penelitian, yaitu dengan membuat profil
unsur-unsur cuaca, seperti radiasi matahari, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara,
dan kecepatan
angin. Profil
tersebut ditentukan dengan cara memplotkan data
unsur-unsur cuaca tersebut terhadap waktu, sedangkan untuk profil arah angin ditentukan
berdasarkan persentase data arah angin terbanyak di wilayah tersebut, yang kemudian
diplotkan ke dalam grafik. Profil arah angin ini bertujuan mengetahui arah angin dominan
setiap bulan pada wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor.
3.3.2 Stabilitas Atmosfer
Stabilitas atmosfer dinamis ditentukan dengan
angka Richardson
Richardson NumberRi. Penentuan stabilitas atmosfer
tersebut dengan menggunakan persamaan berikut Thom 1975; Oke 1978; Arya 2001;
June 2012:
Ri =
g
∂θ ∂z
T
a ∂u
∂z 2
1 Keterangan :
g : percepatan gravitasi 9.8 m s
-2
T
a
: suhu absolute pada ketinggian z
a
; z
a
= z
1
z
2 12
θ : suhu potensial K; θ = T − Γ
d
z dengan
Γ
d
merupakan dry adiabatic lapse rate sebesar -0.00976 K m
-1
, T merupakan suhu absolute K, dan
z merupakan tinggi pengukuran meter Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
dapat dikategorikan kondisi atmosfer netral Ri = ± 0.01, stabil Ri 0.01, dan tidak
stabil Ri -0.01.
3.3.3 Karakteristik Kekasapan
Permukaan d, z
, dan u
Analisis kecepatan angin pada berbagai ketinggian untuk menentukan karakteristik
kekasapan hanya dilakukan pada kondisi atmosfer netral. Berdasarkan persamaan
logaritmik profil
angin tersebut
dapat ditentukan parameter zero-plane displacement
d, roughness length z , dan friction
velocity u Kimura et al. 1999; June 2012.