Kecepatan dan Arah Angin

Tabel 1 Stabilitas atmosfer di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor pada periode hujan dan periode kemarau. Pukul WS Periode Hujan Periode Kemarau Range Ri Kriteria Range Ri Kriteria Pukul 07.00 0.02 s.d. 1.42 Stabil 0.06 s.d. 0.82 Stabil Pukul 14.00 -0.9 s.d. -0.02 Tidak Stabil -0.75 s.d. -0.09 Tidak Stabil Pukul 18.00 -0.61 s.d. -0.02 Tidak Stabil -0.84 s.d. -0.02 Tidak Stabil Stabilitas rata-rata 0.02 s.d. 1.42 Stabil -0.91 s.d. -0.02 Tidak Stabil Gambar 17 Profil kecepatan angin bulanan rataan 4-10 meter berdasarkan tiga waktu pengamatan di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor pada tahun 2011. Distribusi kecepatan angin bulanan di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor pada periode hujan lebih tinggi dibandingkan pada periode kemarau. Hal tersebut disebabkan oleh radiasi matahari radiasi gelombang pendek dan radiasi permukaan bumi radiasi gelombang panjang. Pada periode hujan sering terjadi terbentuk awan di wilayah tersebut yang akan mengembalikan radiasi gelombang panjang dari permukaan, sehingga suhu di permukaan lebih tinggi dibandingkan suhu udaranya, meskipun radiasi matahari yang diterima tidak terlalu tinggi. Suhu di permukaan yang tinggi, maka akan menyebabkan tekanan udaranya rendah. Oleh karena itu, angin akan bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke bertekanan rendah, sehingga kecepatan angin menjadi tinggi di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor karena lebih banyak mendapatkan distribusi angin dari wilayah yang bertekanan tinggi. Hal tersebut sering terjadi turbulensi pada periode hujan yang menyebabkan tanaman padi menjadi rebah. Sebaliknya, pada periode kemarau jarang terjadi terbentuk awan di wilayah tersebut, sehingga radiasi yang dipancarkan oleh permukaan bumi lebih banyak yang hilang ke atmosfer. Hal tersebut menyebabkan suhu di permukaan relatif rendah dibandingkan suhu udaranya, meskipun radiasi matahari yang diterima cukup tinggi. Suhu di permukaan yang rendah, maka akan menyebabkan tekanan udaranya tinggi, sehingga angin akan bergerak dari wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor yang bertekanan tinggi menuju wilayah yang bertekanan rendah. Oleh karena itu, kecepatan angin pada wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor rendah.

4.3 Stabilitas Atmosfer

Stabilitas atmosfer dinamis ditentukan dengan angka Richardson Ri. Berdasarkan angka tersebut terbagi atas tiga kategori stabilitas atmosfer, yaitu netral Ri ± 0.01, stabil Ri positif, dan tidak stabil Ri negatif. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh stabilitas atmosfer di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor adalah netral, stabil dan tidak stabil. Namun untuk stabilitas atmosfer netral ini terjadi dengan tingkat kejadian yang rendah, yaitu hanya sebesar 25 dari total data hasil pengolahan stabilitas atmosfer. Meskipun data pada saat stabilitas atmosfer netral tidak terlalu banyak, data pada kondisi tersebut digunakan untuk menentukan parameter karakteristik kekasapan permukaan d, z , dan u. Hal itu karena pada saat stabilitas atmosfer netral profil anginnya logaritmik dan juga tidak adanya pengaruh buoyancy, sehingga hanya ada pengaruh dari karakteristik permukaan saja. Stabilitas atmosfer stabil terjadi pada pagi hari pukul 07.00 WS, sedangkan stabilitas atmosfer tidak stabil terjadi pada siang hari pukul 14.00 WS dan sore hari pukul 18.00 WS. Namun secara umum, stabilitas atmosfer stabil lebih banyak terjadi pada periode hujan, sedangkan stabilitas atmosfer tidak stabil terjadi pada periode kemarau. Pada periode hujan, radiasi matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi berkurang karena lebih banyak diserap oleh awan, sehingga menyebabkan semakin berkurangnya pemanasan oleh radiasi matahari dan permukaan bumi mengalami pendinginan. Hal tersebut mengakibatkan kerapatan udara semakin rapat, sehingga parsel udara yang mula-mula naik akan cenderung turun kembali. Kondisi stabil ini mengalami inversi 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 J F M A M J J A S O N D u m s Bulan Pukul 07.00 Pukul 14.00 Pukul 18.00 suhu yang besar, peningkatan gradien angin, dan tidak terjadi olakan secara vertikal. Pada periode kemarau, permukaan bumi lebih intensif menerima radiasi matahari, sehingga parsel udara mengembang. Hal ini mengakibatkan kerapatannya semakin merenggang, sehingga menyebabkan parsel udara akan naik hingga batas ketinggian tertentu. Kondisi tidak stabil ini terjadi olakan secara vertikal, sehingga sangat efektif terjadinya percampuran bahang antar lapisan di atasnya. a Zero-plane Displacement 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 d m u m s -1 d periode hujan 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 d m u m s -1 d periode kemarau 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 z m u m s -1 z0 periode hujan b Roughness Length c Friction Velocity Gambar 18 Hubungan antara parameter karakteristik kekasapan d, z , dan u dan kecepatan angin u pada periode hujan atas dan periode kemarau bawah. 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 z m u m s -1 zo periode kemarau 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 u m s -1 u m s -1 uperiode hujan 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 u m s -1 u m s -1 uperiode kemarau