Suhu Udara Unsur-Unsur Iklim Mikro

Menurut Chang 1968 dalam June 1987, angin menentukan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman melalui pertukaran bahang, uap air, CO 2 , serta momentum antara tanaman dan lingkungannya. Pertukaran bahang, uap air, CO 2 , serta momentum antara tanaman dan lingkungannya didukung oleh difusi molekuler melalui suatu lapisan udara yang dikenal dengan lapisan perbatas. Lapisan perbatas adalah lapisan yang dekat dengan permukaan. Karakteristik lapisan ini bergantung pada sifat-sifat lapisan udara dan transfer momentum yang berkaitan dengan gaya kekentalan udara.

2.2.4.2 Profil Kecepatan Angin

Profil kecepatan angin menjelaskan hubungan antara kecepatan angin dan ketinggian di atas permukaan Rosenberg 1974. Profil angin tersebut berguna untuk menduga intensitas dari proses- proses pertukaran secara vertikal maupun yang terjadi dari dan ke berbagai arah. Kecepatan angin pada suatu ketinggian dapat digunakan untuk menduga kecepatan angin pada ketinggian lainnya Retnowati 1984. Menurut Chang 1968, profil angin di atas permukaan yang relatif kasar misalnya tanaman-tanaman tinggi berbeda dengan profil angin di atas permukaan yang relatif licin misalnya tanaman-tanaman pendek. Gambar 4 Profil angin di atas permukaan tanaman pendek atas dan tanaman tinggi bawah Gardiner 2004.

2.2.4.3 Persamaan Kecepatan Angin dan

Karakteristik Kekasapan Permukaan Menurut Monteith 1973, ada tiga persamaan penting untuk menentukan profil angin di atas suatu permukaan kasar, yaitu sebagai berikut: i. Kecepatan kasap u ii. Kecepatan angin rata-rata pada ketinggian z dengan persamaan sebagai berikut Sutton 1953; Tennekes 1972; Thom 1975; Oke 1978; Rosenberg et al. 1983; Zoomakis 1995; Arya 2001; Dong et al. 2001; Weligepolage et al. 2012: uz u ∗ = 1 k ln z − d z Keterangan : uz : kecepatan angin rata-rata pada ketinggian z m s -1 u : kecepatan kasap m s -1 k : konstanta Von Karman sebesar 0.4 z : panjang kekasapan meter d : perpindahan bidang nol meter Kecepatan angin meningkat seiring bertambahnya ketinggian. iii. Koefisien transfer momentum K m dengan persamaan sebagai berikut Tennekes 1972; Arya 2001: K m = k z u ∗ Keterangan : K m : eddy viscosity m 2 s -1 k : konstanta Von Karman sebesar 0.4 u : kecepatan kasap m s -1 z : tinggi pengukuran meter Berdasarkan persamaan profil angin dapat ditentukan tiga parameter yang menggambarkan karakteristik kekasapan permukaan, yaitu parameter panjang kekasapanroughness length z , perpindahan bidang nolzero-plane displacement d, dan kecepatan kasapfriction velocity u McInnes et al. 1991; Kimura et al. 1999; Martano 2000; Tsai and Tsuang 2005; Yuhao et al. 2008; Cataldo and Zeballos 2009. Pada umumnya kecepatan angin rata-rata uz naik secara linier terhadap ln z - d. Nilai d ini berkisar antara 0.6 sampai 0.8 h h merupakan tinggi unsur kekasapan. Nilai d dapat diduga dengan persamaan berikut Oke 1978; Kotani and Sugita 2005: d = 2 3 h Nilai h merupakan tinggi tanaman rata-rata meter. Z d +Z h 2-3 h Height Height Wind Speed Wind Speed Surface layer Roughness sublayer Canopy Sub-canopy Forest canopy Menurut Chang 1968 dalam June 1987, nilai d merupakan fungsi dari kerapatan, ketinggian, dan keadaan mekanik dari tanaman. Nilai d meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan angin. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk tanaman- tanaman yang relatif kecil dengan daun yang fleksibel, seperti rumput, barli atau oat pada kecepatan angin kurang dari 5 m s -1 Monteith 1973 dalam June 1987, sedangkan menurut Makkink and Heemst 1970 dalam Rosenberg 1974 menyatakan bahwa nilai d menurun pada kecepatan angin kurang dari 5 m s -1 untuk tanaman padi. Berdasarkan penelitian Retnowati 1984, nilai d akan berubah-ubah menurut tinggi dan rendahnya kecepatan angin untuk tanaman padi. Berdasarkan model regresi sederhana dengan metode trial and error dapat ditentukan nilai parameter d, z , dan u. Dalam regresi tersebut, variabel y merupakan ln z - d dan variabel x merupakan uz, sehingga nilai d dapat ditentukan. Nilai parameter z ditentukan dengan mengekstrapolasi hubungan linier antara uz dan ln z - d pada suatu titik di mana uz = 0 x = 0 dan ln z - d = z y = ln z , dan menghasilkan slope = ku. Menurut Oke 1978, nilai z dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: log z = log h − 0,98 Kekasapan permukaan z akan memperbesar percampuran dan olakan udara. Menurut Sellers 1965 dalam Chang 1968, koefisien transfer naik sekitar 50 dengan kenaikan z dari 0.2 cm sampai 0.7 cm. Karakteristik nilai parameter z dan d berubah-ubah secara sistematis mengikuti perubahan kecepatan angin. Hal tersebut terjadi jika pengukuran di atas tanaman yang seragam Deacon 1975 and Doney 1963 dalam Monteith 1973. Pada beberapa permukaan, nilai z turun seiring dengan menurunnya kecepatan angin dan d hampir konstan. Namun di atas permukaan yang lain, z naik dengan meningkatnya kecepatan angin dan d turun.

2.2.4.4 Peranan Turbulensi dan Angin

Turbulensi merupakan aliran udara yang tidak beraturan dan berlangsung setiap saat, serta berperan penting dalam proses-proses pemindahan, seperti pemindahan energi, uap air, serta gas CO 2 . Turbulensi terjadi karena adanya gradien kecepatan angin, halangan angin seperti cabang, daun, tangkai, bangunan, dan lain-lain, serta adanya perbedaan kerapatan udara Rosenberg 1974. Menurut Geiger 1959, besarnya turbulensi bergantung pada kecepatan aliran udara, stratifikasi suhu, dan gradien suhu antara permukaan dan udara. Pada keadaan lapse rate turbulensi akan dipicu. Menurut Chang 1968, laju fotosintesis naik dengan masukan CO 2 yang dalam peredarannya lebih banyak diatur oleh turbulensi. Jika turbulensi besar, banyak CO 2 yang masuk ke dalam tanaman. Berdasarkan penyelidikan mengenai transfer turbulen dalam kanopi barli oleh Johnson et al. 1976, langkah pertama untuk menduga fluks vertikal dalam tanaman barli, difusivitas eddy untuk transfer turbulensi diduga dengan dua teknik bebas, yaitu metode neraca energi pengukuran radiasi netto, suhu, dan kelembaban yang menyeluruh dari kanopi dan metode perhitungan fluks pengukuran fotosintesis daun bersama-sama dengan gradien CO 2 dalam kanopi dan fluks CO 2 tanah.

2.2.5 Presipitasi

Uap air merupakan sumber presipitasi seperti hujan dan salju. Jumlah uap air yang terkandung pada massa udara merupakan indikator potensi atmosfer untuk terjadinya presipitasi. Presipitasi didefinisikan sebagai bentuk cair air maupun padat es yang jatuh ke permukaan bumi Tjasyono 2004. Data hujan mempunyai variasi yang sangat besar dibandingkan unsur-unsur iklim lain, baik variasi menurut waktu maupun tempat. Curah hujan yang diamati pada stasiun klimatologi adalah tinggi curah hujan. Curah hujan ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah hari hujan dan intensitas hujan. Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakan pada daerah yang masih alami, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium obs atau sering disebut ombrometer Gambar 5. Data yang didapat dari alat ini adalah curah hujan harian. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm 2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1.2 meter dari permukaan tanah.