Suhu Udara Identifikasi Faktor-Faktor Cuaca

Berdasarkan profil kelembaban relatif, perubahan kelembaban relatif terhadap ketinggian tidak selalu konstan. Kelembaban relatif rata-rata pada ketinggian 7 meter lebih tinggi dibandingkan kelembaban relatif pada ketinggian 4 meter dan 10 meter. Hal ini dipengaruhi oleh adanya transfer uap air yang besar pada lapisan atmosfer di ketinggian 7 meter, sehingga menyebabkan kapasitas uap air menurun. Penurunan kapasitas uap air udara menyebabkan rendahnya tekanan uap air, sehingga kelembaban relatif cenderung lebih tinggi. Gambar 14 Profil kelembaban relatif bulanan rataan 4-10 meter berdasarkan tiga waktu pengamatan di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor pada tahun 2011. Kelembaban relatif berdasarkan tiga waktu pengamatan menunjukkan kelembaban relatif pada pukul 07.00 WS lebih tinggi dibandingkan pada pukul 18.00 WS dan pukul 14.00 WS Gambar 14. Hal tersebut berarti kelembaban relatif pada pukul 07.00 WS merupakan kelembaban relatif tertinggi dari tiga waktu pengamatan pada wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor. Pada pukul 07.00 WS, kondisi permukaan bumi belum menerima radiasi matahari, sehingga suhu udara cenderung lebih rendah dan mengakibatkan parsel udara menyusut. Hal tersebut menyebabkan kapasitas uap air menurun. Penurunan kapasitas uap air udara menyebabkan rendahnya tekanan uap air, sehingga kelembaban relatif cenderung lebih tinggi. Namun pada pukul 18.00 WS, kelembaban relatif lebih dipengaruhi oleh berkurangnya intensitas radiasi matahari yang menyebabkan suhu udara semakin menurun dan hanya mendapatkan pancaran radiasi bumi saja. Kemampuan radiasi bumi untuk memanaskan udara di atmosfer kurang efektif dibandingkan pemanasan dari radiasi matahari, sehingga suhu udara menurun menjelang sore hari. Oleh karena itu, kelembaban relatif menjadi tinggi. Pada siang hari tepatnya pukul 14.00 WS merupakan kondisi permukaan bumi mencapai suhu udara maksimum akibat pancaran radiasi matahari yang intensif. Hal tersebut mengakibatkan parsel udara mudah mengembang dan naik ke lapisan udara paling tinggi yang memiliki tekanan udara paling rendah, sehingga menyebabkan kapasitas uap air meningkat. Peningkatan kapasitas uap air udara ini menyebabkan tekanan uap air menjadi rendah, sehingga kelembaban relatif cenderung lebih rendah. Distribusi kelembaban relatif bulanan di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor Gambar 13. Kelembaban relatif tertinggi terjadi pada periode hujan, yaitu antara bulan Januari hingga Januari dasarian 2, kemudian April hingga Juli dasarian 2, dan berlanjut bulan Oktober dasarian 2 hingga Desember, sedangkan kelembaban relatif terendah pada periode kemarau, yaitu antara bulan Januari dasarian 3 hingga Maret dan berlanjut bulan Juli dasarian 3 hingga hingga Oktober dasarian 1. Pada periode hujan, kelembaban relatif lebih tinggi dibandingkan kelembaban relatif pada periode kemarau. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Pada periode hujan lebih banyak terjadi hari hujan dibandingkan pada periode kemarau. Hujan tersebut akan menyebabkan suhu udara dan radiasi matahari menurun. Hal tersebut dipengaruhi adanya penutupan oleh awan, sehingga radiasi matahari tidak dapat masuk ke permukaan bumi secara maksimum. Hal tersebut menyebabkan kelembaban relatif tinggi terjadi pada periode hujan. Pada periode kemarau terjadi RH terendah karena pada periode tersebut permukaan bumi akan lebih banyak menerima radiasi matahari. Radiasi yang intensif tersebut akan menyebabkan suhu udara lebih tinggi, sehingga udara akan mengembang. Kapasitas uap air akan meningkat dan menyebabkan tekanan uap air jenuh juga meningkat. Hal tersebut menyebabkan kelembaban relatif menjadi lebih rendah.

4.2.5 Kecepatan dan Arah Angin

Pengamatan angin yang diamati di Stasiun Klimatologi Klas I, Darmaga, Bogor berupa arah dan kecepatan angin. Penentuan arah angin setiap bulan di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor digunakan untuk menentukan arah angin dominan di wilayah tersebut. Perubahan arah angin setiap bulan di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor, yaitu 51 61 71 81 91 J F M A M J J A S O N D R H Bulan Pukul 07.00 Pukul 14.00 Pukul 18.00 angin lebih banyak bertiup dari arah barat terjadi pada bulan Januari hingga Mei, dan berlanjut pada bulan Desember, sedangkan angin yang bertiup dari arah utara terjadi pada bulan Juni hingga November. Oleh karena itu, arah angin dominan wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor adalah utara dan barat. Kecepatan angin diurnal bervariasi dari waktu ke waktu. Profil kecepatan angin rataan bulanan memiliki gradien yang tidak terlalu besar Gambar 15. Hal tersebut karena kecepatan angin rataan diambil dari pengukuran pada kondisi atmosfer netral, stabil, dan tidak stabil. Gradien yang besar terjadi pada kondisi atmosfer stabil dan tidak stabil Gambar 16. Distribusi kecepatan angin berdasarkan tiga ketinggian pengukuran menunjukkan kecepatan angin pada ketinggian 10 meter lebih tinggi dibandingkan kecepatan angin pada ketinggian 7 meter dan 4 meter Gambar 15. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan angin meningkat secara eksponensial terhadap ketinggian. Hal ini berarti semakin jauh dari permukaan, maka kecepatan anginnya semakin tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya kekasapan. Permukaan yang kasar akan mengakibatkan kecepatan angin menjadi kecil karena memiliki gaya gesek yang besar. Gaya gesek ini memperlambat gerakan udara karena gaya gesek ini bekerja pada arah yang berlawanan dengan arah gerak udara, yaitu dalam hal ini angin. Oleh karena itu, semakin bertambahnya ketinggian, maka gaya gesek semakin berkurang, sehingga kecepatan angin akan meningkat. Kecepatan angin diurnal mengalami fluktuasi setiap saat. Kecepatan angin akan meningkat berdasarkan waktu, pada pagi hari kecepatan angin relatif rendah, kemudian menjelang siang hari hingga sore hari kecepatan angin semakin meningkat Gambar 17. Hal tersebut dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari. Pada siang hari, intensitas radiasi matahari akan mempengaruhi peningkatan suhu udara, sehingga terjadi peningkatan kecepatan angin di permukaan. Intensitas radiasi matahari semakin rendah menjelang sore hari, tetapi kecepatan angin semakin tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh radiasi permukaan yang dipancarkan oleh permukaan bumi, sehingga kecepatan anginnya tinggi. Pada malam hari, kecepatan angin tidak dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari, sehingga kecepatan anginnya lebih kecil. Gambar 15 Profil kecepatan angin bulanan pada berbagai ketinggian di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor pada tahun 2011. a b c Gambar 16 Profil kecepatan angin bulanan pada stabilitas atmosfer a netral, b stabil, dan c tidak stabil di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor pada tahun 2011. 0.6 0.9 1.2 1.5 1.8 J F M A M J J A S O N D u m s Bulan Ketinggian 4 meter Ketinggian 7 meter Ketinggian 10 meter 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 J F M A M J J A S O N D u m s -1 Bulan Ketinggian 4 meter Ketinggian 7 meter Ketinggian 10 meter 0.6 0.9 1.2 1.5 J F M A M J J A S O N D u m s -1 Bulan Ketinggian 4 meter Ketinggian 7 meter Ketinggian 10 meter 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5 J F M A M J J A S O N D u m s -1 Bulan Ketinggian 4 meter Ketinggian 7 meter Ketinggian 10 meter