Tujuan : 1 Tujuan umum : Manfaat Sistem Keamanan Pangan Terpadu

media penyuluhan seperti siaran televisi, radio, penyebaran poster dan leaflet, seminar, workshop, namun belum dapat dilihat media promosi yang efektif, tepat dan mengenai sasaran dalam mempromosikan keamanan pangan. Untuk melihat efektif atau tidaknya suatu kegiatan promosi, diperlukan evaluasi. Untuk mengetahui efektivitas media promosi yang digunakan, diperlukan pengujian terhadap materi keamanan pangan poster-poster, leaflet, komik serta buletin keamanan pangan yang sudah disebarkan ke sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa, gambar, tulisan pada media promosi sudah menarik menurut responden dan apakah pesan yang disampaikan mudah dipahami. Kegiatan survei efektivitas ini dibatasi pada sejumlah sekolah dasar di kecamatan Johar Baru Jakarta pusat. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media promosi sebagai alat bantu untuk mempromosikan keamanan pangan. Diharapkan dengan media promosi yang sudah disebarkan dapat membantu konsumen terutama anak sekolah mulai menyadari dan merubah sikapnya dalam memilih pangan jajanan yang aman dan layak untuk dikonsumsi serta pengetahuan mengenai keamanan pangan menjadi luas. 1.2. Tujuan : 1.2.1 Tujuan umum : Mengevaluasi sejauhmana efektivitas media promosi keamanan pangan dalam meningkatkan pengetahuan anak sekolah tentang keamanan pangan

1.2.2. Tujuan khusus :

a. Mengetahui efektivitas berbagai media promosi sebagai alat bantu dalam kegiatan promosi keamanan pangan, untuk meningkatkan pengetahuan anak sekolah dalam hal keamanan pangan jajanan di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. b. Mengetahui tingkat pengetahuan anak sekolah, pedagang, guru dan orang tua sebelum dan sesudah adanya media promosi. c. Merumuskan langkah lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas media promosi keamanan pangan untuk jajanan anak sekolah di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat.

1.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan siswa, guru dan pedagang akan pentingnya keamanan pangan jajanan 2. Mengetahui media promosi yang paling efektif untuk siswa sekolah Dasar 3. Meningkatkan promosi keamanan pangan melalui media cetak

II. TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Sistem Keamanan Pangan Terpadu

Masalah keamanan pangan sudah menjadi isu global yang perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Sistem pengawasan pangan yang menyeluruh di sepanjang rantai pangan from farm to table melibatkan seluruh stakeholder agar dapat menghasilkan suatu produk pangan yang layak dan aman untuk dikonsumsi. Pemerintah telah melakukan pencanangan Sistem Keamanan Pangan Terpadu SKPT pada tanggal 13 Mei 2004. Dalam SKPT diperlukan suatu forum kerjasama antar instansi terkait untuk mengharmonisasikan program keamanan pangan nasional dan laboratorium yang berstandar Internasional. Model ini dib entuk berdasarkan pedoman WHO 2000 dalam “Guidelines for Strengthening a National Food Safety Programme”. Pemetaan stakeholder yang terkait dalam SKPT dan bertanggung jawab terhadap keamanan pangan dilakukan dengan menggunakan model WHO 2000 yang meliputi fungsi edukasi, promosi, sistem jaminan mutu secara sukarela, pengawasan pangan, tim panel regulasi keamanan pangan, penelitian dan pengembangan, serta komite keamanan pangan nasional yang melibatkan pemerintah, produsen, konsumen termasuk lembaga- lembaga swadaya masyarakat terkait. Keenam fungsi tersebut dimodifikasi menjadi 3 tiga fungsi dalam kerangka analisis risiko, yaitu manajemen risiko, kajian risiko dan komunikasi risiko, sehingga diperlukan tiga jejaring. Tiga jejaring yang diperlukan dalam SKPT dikelompokkan menurut pendekatan analisis risiko adalah : 1. Jejaring Intelijen Pangan 2. Jejaring Pengawasan Pangan 3. Jejaring Promosi Keamanan Pangan Anggota-anggota jejaring tersebut bekerja sebagai mitra sejajar dengan cara saling membagi informasi, mendiskusikan permasalahan yang ada, membagi pengetahuan dan meningkatkan keamanan pangan di tingkat lokal, regional dan nasional. Dengan demikian, motto “ bersama-sama kita meningkatkan keamanan pangan di Indonesia” tidak hanya menjadi slogan saja Fardiaz, 2006 . Promosi dan pendidikan keamanan pangan diidentifikasikan oleh WHO sebagai dua fungsi yang terpisah. Tetapi mengingat situasi di Indonesia akan lebih baik jika promosi dan pendidikan keamanan pangan tersebut dijadikan satu fungsi. Jejaring Promosi Keamanan Pangan JPKP merupakan kemitraan antar anggota dari berbagai instansi dan asosiasi yang berhubungan dengan promosi keamanan pangan. Jejaring ini terbentuk berdasarkan sistem komunikasi risiko dengan cara menyebarkan informasi hasil dari kajian risiko dan keputusan yang berhubungan dengan manajemen risiko. Kegiatan Jejaring Promosi Keamanan Pangan meliputi pengembangan bahan promosi poster, brosur, dan sebagainya dan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan keamanan pangan, konsumen. Keanggotaan jejaring berasal dari lembaga- lembaga yang berkompeten dan atau berhubungan dengan program keamanan pangan di setiap jejaring, seperti Badan POM RI, Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Pendidikan Nasional, Pemda, Universitas, LSM, konsumen, media massa, PKK, asosiasi dagangindustri, foods inspectors, komite codex dan sebagainya. JPKP juga melakukan program pemberdayaan sekolah dalam pengawasan pangan, diantaranya penyuluhan keamanan pangan di sekolah-sekolah, pengembangan program Piagam Bintang keamanan Pangan bagi kantin sekolah dan review materi keamanan pangan di buku pelajaran SD, serta pembuatan dan penyebaran berbagai poster dan leaflet keamanan pangan Fardiaz, 2006 .

2.2. Kondisi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah