Pendapat siswa tentang media promosi

Gambar 6 Hubungan antara uang jajan dengan frekuensi jajan Dari Gambar 6 dapat dilihat uang jajan terendah siswa adalah Rp. 1000,- rata-rata frekuensi jajannya 2 kali, sedangkan uang jajan tertinggi adalah Rp. 5000,- rata-rata frekuensi jajannya 2,7 kali. Semakin banyak jumlah uang jajan semakin tinggi frekuensi jajan. Karena harga makanan jajanan sangat bervariasi antara yang satu dengan lainnya, frekuensi jajanpun akan berbeda pula. Pendapat siswa tentang perlunya disebarkan media promosi di sekolah, disajikan pada Gambar 7.

4.2.3 Pendapat siswa tentang media promosi

Gambar 7. Pendapat siswa tentang perlunya disebarkan Media Promosi Dari Gambar 7 diatas dapat dilihat pendapat dari 192 siswa mengenai perlu atau tidaknya media promosi disebarkan di sekolah, baik di sekolah dengan kriteria A maupun di sekolah dengan kriteria B. Untuk sekolah kriteria A 94.89 mengatakan perlu dan 5.11 menyatakan tidak perlu. Untuk sekolah dengan kriteria B 95.74 menyatakan perlu dan 4.26 menyatakan tidak perlu, sedangkan untuk gabungan kedua sekolah 95.31 menyatakan perlu dan 4.09 menyatakan tidak perlu. Hal ini menunjukkan sikap positif dari siswa mengenai perlunya media promosi disebarkan di sekolah. Menurut Bakhtiar, 2002 efektivitas media promosi sangat tergantung kepada sikap responden terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berpengaruh terhadap kesan yang dimunculkan oleh responden apakah mendukung pesan yang disampaikan atau tidak. Selain itu efektivitas komunikasi ialah unsur kepercayaan khalayak terhadap sumber pesan. Pesan yang sama, kemudian disampaikan dengan metode dan media yang sama tetapi dilakukan oleh sumber yang berbeda belum tentu menghasilkan efek yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, pada dasarnya media promosi sangat diperlukan oleh masyarakat, mengingat kasus-kasus keracunan yang sering terjadi dan adanya bahan tambahan pangan BTP yang tidak memenuhi standar kesehatan sehingga mengakibatkan kesehatan terganggu. Bagi sebagian besar siswa SDN merasa sangat perlu adanya media promosi tentang keamanan pangan, karena sebagian besar siswa tidak tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat keracunan makanan jajanan. Ada teknis menjelaskan kepada siswa SDN tentang Keamanan Pangan, yaitu melalui media promosi yang benar- benar dimengerti oleh mereka yang relatif usianya masih kanak-kanak. Juga perlu dilakukan pembinaan agar siswa SDN mengerti akan bahaya keracunan yang disebabkan oleh pangan. Berkaitan dengan pendapat siswa tentang manfaat media promosi dalam meningkatkan pengetahuan disajikan pada Gambar 8. Gambar 8 Pendapat siswa tentang manfaat media promosi dalam meningkatkan pengetahuan Dari 192 siswa yang diminta pendapat mereka mengenai manfaat media promosi dalam meningkatkan pengetahuan memberikan pendapat yang hampir sama. Untuk sekolah dengan kriteria A 100 siswa menjawab media promosi bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, sedangkan untuk sekolah dengan kriteria B 77.77 mengatakan bermanfaat dan 23.33 mengatakan tidak bermanfaat. Untuk gabungan antara sekolah kriteria A dan kriteria B 99.90 mengatakan bermanfaat. Berarti media promosi sangat tepat digunakan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat terutama anak sekolah, karena dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keamanan pangan. Karena usia siswa SD yang relatif masih kanak-kanak maka seringkali dalam menjawab suatu pertanyaan yang diajukan oleh peneliti berbeda dengan keadaan yang sebenarnya, oleh karena itu perlu dilakukan penyampaian pesan berulang-ulang, agar informasi yang diterima dapat dipahami dan dipraktekkan. Menurut Fardiaz 2006 anak-anak SD, baik di perkotaan maupun di pedesaan pada umumnya sangat suka jajan, baik untuk memenuhi kebutuhan fisiknya atau sekedar iseng saja. Pengetahuan mereka tentang pangan yang aman masih terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Mereka adalah kelompok konsumen yang menjadi sasaran yang harus dilindungi dari makanan yang tidak aman. Untuk melindungi siswa SD yang masih kurang pengetahuannya tentang keamanan pangan perlu disampaikan pesan-pesan melalui media yang mudah diterima dan dipahami oleh anak- anak tingkat sekolah dasar. Media yang dipakai dalam menyampaikan pesan dapat menggunakan foto atau gambar yang menarik dan menyentuh, misalkan gambar anak-anak yang mengkonsumsi jajanan sekolah kemudian berikan pesan. Pada foto atau gambar tersebut diberikan pesan inti : “Makanan yang tidak aman dapat membahayakan tubuh kita”. Media cetak seperti poster, leaflet, dan lain-lain menampilkan gambar yang menarik sebagai pelengkap dari pesan tertulis. Pembaca akan senang jika tampilan media tersebut tidak hanya kata-kata yang membosankan tetapi ada sesuatu yang bisa dipelajari dari gambarnya serta komposisi disain yang menarik pula. Hasil observasi dilapangan dapat dilihat bahwa pada prinsipnya media promosi diperlukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keamanan pangan, karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahaya yang mungkin terdapat pada pangan. Pendapat siswa tentang isi pesan pada media promosi sangat positif, baik di lingkungan sekolah kriteria A maupun di lingkungan sekolah kriteria B. Hampir 99 persen siswa berpendapat kalau isi pesan pada media promosi mudah dipahami. Dengan indikator seperti ini berarti tulisan, isi pesan maupun bentuk media promosi cukup bagus dan dapat digunakan untuk mensosialisasikan keamanan pangan kepada siswa- siswa sekolah dasar. Menumbuhkan pengetahuan akan pentingnya pengetahuan tentang keamanan pangan memerlukan waktu dan sarana. Media promosi adalah sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami. Siswa sekolah dasar memerlukan waktu yang cukup untuk dapat memahami pesan-pesan yang disampaikan melalui media promosi leaflet, poster dan komik yang tentunya isinya lebih mengarah pada pengetahuan yang mampu diserap dan dimengerti oleh anak-anak seusia sekolah dasar. Oleh karena itu isi pesannya disesuaikan dengan anak-anak yang akan membacanya, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi maksimal. Apabila isi pesan pada media promosi tidak disesuaikan dengan kata-kata yang mudah dipahami anak usia sekolah dasar, maka sasaran dan harapan agar anak- anak mengerti tentang keamanan pangan tidak akan terwujud, begitu juga dengan sosialisasi yang disampaikan kepada anak- anak, tentunya bahasa yang diberikan disesuaikan dengan bahasa anak-anak. Skor siswa sebelum dan sesudah diberi media promosi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

4.2.4 Hubungan Media Promosi dengan Skor Siswa