2.5 Metode Komunikasi
Menurut Rahayu 2002, metode komunikasi menurut bentuk isinya dapat dibedakan menjadi metode informatif, persuasif, edukatif, dan kursif. Informatif
adalah kegiatan mempengaruhi khalayak sasaran melalui kegiatan penerangan. Penerangan adalah menyampaikan sesuatu apa adanya berdasarkan fakta dan data-
data yang benar. Jadi wawasan pengetahuan sasaran yang diubah. Penerangan dilakukan untuk mengisi pengetahuan khalayak sasaran tentang sesuatu yang
belum diketahui tanpa upaya mempengaruhi persepsinya, misalnya siaran berita RRITVRI.
Persuasif adalah metode komunikasi yang dilakukan pada pengubahan kesadaran atau sikap mental seseorang. Jika pada metode komunikasi informatif
pengetahuan khalayak yang ingin diubah maka pada metode komunikasi persuasif yang lebih difokuskan adalah para peserta yang telah tersugesti terlebih dahulu
tentang sesuatu inovasi yang akan dikomunikasikan. Sebagai contoh, penyuluhan keamanan pangan dilakukan di kantor Dinas Kesehatan yang telah banyak
ditempeli poster-poster besar tentang manfaat pangan yang aman. Pada kondisi demikian, khalayak tersugesti untuk mengikuti program keamanan pangan karena
dua hal yaitu, 1 Keberadaannya di lokasi penyuluhan, yaitu di kantor Dinas Kesehatan yang memang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan, dan 2
poster-poster tentang keamanan pangan di kantor Dinas Kesehatan secara psikologis telah “membujuk” khalayak untuk mengikuti program komunikasi
keamanan pangan. Pada metode persuasif pesan yang disampaikan selain berupa fakta, data dan pendapat-pendapat orang lain juga dapat berupa non fakta.
Edukatif adalah metode komunikasi yang bertujuan mengubah perilaku khalayak sasaran secara sengaja, teratur dan terencana. Isi pesan komunikasi
dengan metode edukatif adalah berupa pendapat, fakta, data dan pengalaman seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Proses komunikasi
dengan metode edukatif biasanya akan berlangsung lebih lama dibanding metode persuasif. Kursif adalah metode komunikasi yang mempengaruhi khalayak
sasaran dengan cara memaksa. Pesan yang disampaikan biasanya berisi pendapat dan ancaman, misalnya peraturan-peraturan, perintah dan intimidasi.
Pesan komunikasi, mencakup antara lain pesan. Pesan adalah “produk fisik yang nyata dari komunikator” Berlo, 1960 ada tiga faktor yang harus
diperhatikan dalam penyajian pesan yaitu 1 lambang atau bahasa yang digunakan, 2 isi pesan dan 3 cara penyajian pesan tersebut. Selain itu, pesan
juga harus disesuaikan dengan latar belakang publik penerima pesan, baik sumber rujukan mereka frame of references maupun pengalaman mereka field of
experiences. Pesan yang disampaikan harus memiliki intensitas, yaitu 1 durasi atau lamanya kegiatan itu berlangsung, 2 frekuensi atau kekerapan
berlangsungnya kegiatan tersebut dan 3 kontinuitas atau kesinambungan dari kegiatan itu sendiri Perangin-angin, 2007.
Media secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak adalah suatu media yang statis dan
menggunakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar dan foto, dalam tata warna dan halaman putih. Dalam
pengertian ini media cetak terdiri dari surat kabar, majalah, brosur, poster dan buklet. Media elektronik meniadakan jarak dan waktu, karena memiliki jangkauan
wilayah yang sangat luas. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar dan nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat.
Dalam pengertian ini media elektronik terdiri dari radio, televisi dan internet.
2.6 Undang –Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan