Rangkuman KLB Keracunan Pangan Bulan Januari - 31 Desmber 2008
17.26 4.06
48.22
6.09 2.03 0.51 1.02
11.17 1.02
5.58 3.05 10
20 30
40 50
60
Sekolahkampus Asrama
Tempat tinggal Tempat perayaan
Hotelrestoran Rumah sakit puskesmas
Supermarketpasar Kantorpabrik
Tempat ibadah Tempat terbuka
lain-lain TempatLokasi
persentase
Gambar 1 Rangkuman KLB Keracunan Pangan Bulan Januari – 31 Desember 2008 berdasarkan lokasi kejadian.
Rangkuman KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Jenis Pangan
15.74 15.74
25.89 41.62
1.02 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00
Pangan Olahan
Pangan Jajanan
Pangan Jasa Boga
Masakan Rumah
tangga Lain-lain
Jenis Pangan Persentase
Gambar 2. Rangkuman KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Jenis Pangan
2.3 Kampanye, Promosi, Komunikasi dan Edukasi Keamanan Pangan.
Kampanye Keamanan Pangan bertingkat Partisipatif atau PMLFSC Participatory Multi Level Food Safety Campaign adalah suatu kegiatan
kampanye tentang Keamanan Pangan yang dirancang dengan melalui penggalangan partisipasi setiap orang, institusi, industri, asosiasi, dan stakeholder
lainnya untuk bersama-sama mendiseminasikan pesan Keamanan Pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk setiap orang baik produsen maupun
konsumen pangan. Kampanye Keamanan Pangan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan akan pentingnya keamanan pangan bagi semua
orang. Masalah keamanan pangan adalah masalah umum. Oleh karena itu menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat untuk menanganinya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui kedeputian Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya merancang Pesan
Keamanan Pangan dalam bentuk disain Poster yang disimpan dalam disket atau CD. Disket atau CD yang berisi file Pesan Keamanan Pangan disebarluaskan
kepada institusi, industri, asosiasi, stakeholder terkait dan siapa saja yang berminat. Dalam rangka partisipasi oleh institusi, asosiasi, stakeholder terkait dan
siapa saja yang berminat, isi file Poster dapat dicetak bewarna pada kertas Art paper ukuran A2 atau A3 dalam jumlah sesuai dengan kemampuan yang
bersangkutan mencetaknya. Selanjutnya Poster dapat ditempelkan di mana saja sesuai dengan peruntukkannya, misalnya di restoran, industri, pasar swalayan,
toko kimia, kampus, sekolah-sekolah SD, SMP, SMU dan Universitas. Sebagai penghargaan kepada mereka yang berpatisipasi dalam kampanye ini, pada bagian
bawah Poster dapat ditambahkan logo institusi, asosiasi, industri, stakeholder terkait atau nama dan alamat siapa saja yang ikut dalam kampanye keamanan
pangan ini kolom untuk tempat penulisan logo atau identitas partisipan sudah disediakan. Pesan keamanan pangan ini sudah baku, sehingga partisipan diminta
untuk tidak mengubah disain poster yang ada. Setelah mencetak poster, institusi, asosiasi, stakeholder terkait dan siapa saja yang berminat diharapkan dapat
mengkopi file poster di atas dalam disket atau CD dalam jumlah sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan untuk mengkopinya. Selanjutnya disket atau CD
yang berisi file poster disebarluaskan kepada siapa saja secara bertingkat multi level. Penerima terakhir dari disket atau CD ini juga diminta untuk mencetak
poster, mengkopi file ke dalam disket atau CD menyebarluaskannya terus ke pihak lainnya secara bertingkat. Untuk monitoring kepada setiap institusi yang
berminat disediakan formulir. Dengan PMLFSC diharapkan diseminasi pesan
keamanan pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan akan berjalan lancar, cepat dan menjangkau sasaran yang sangat luas.
Komunikasi, informasi dan Edukasi adalah suatu strategi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada sasaran yang tepat sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai. Komunikasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dengan
memberdayakan sumber komunikasi, pesan, saluran komunikasi dan penerima. Sedangkan edukasi adalah proses pembelajaran dalam komunikasi untuk
memantapkan pencapaian tujuan komunikasi, untuk mendidik dan merubah perilaku penerima ke arah yang diinginkan dalam proses komunikasi.
Penyusunan pedoman komunikasi keamanan pangan dilatarbelakangi selain karena pangan yang berkualitas adalah salah satu penentu kualitas SDI sebagai
aset penting pembangunan Indonesia secara keseluruhan, juga mutu keamanan sebagian pangan masih rendah. Sebagai akibat ketidaktahuan, keterbatasan modal
dan teknologi dari para penghasilpengolah pangan yang bermutu rendah masih mendominasi di Indonesia. Sebagai akibat masih rendahnya pengetahuan para
penanggungjawab pemasaran pangan, rendahnya pengetahuan konsumen, pengusaha, para tokoh masyarakat formal dan non formal tentang keamanan
pangan yang kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat serta belum adanya koordinasi yang sinergis dari berbagai pihak yang berperan penting dalam
pengadaan dan pemasaran yang aman. Pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku.
Beberapa persepsi individual dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu: 1. kognitif kepercayaan, keyakinan, pendapat pribadi,
risiko yang disarankan dan norma-norma ;2. emosional kemampuan dan respon emosional; 3. Interaksi sosial pengaruh sosial dan anjuran kepada teman. Pada
prinsipnya menyusun strategi komunikasi sesuai dengan kondisi khalayak penerima Rahayu, 2002.
2.4. Strategi Promosi Keamanan Pangan di Sekolah