Efektivitas Media Promosi Poster ”Pesan Keamanan Pangan” Dari Badan Pom Ri

(1)

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER

”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI

Oleh : ARI SAPTARINI

F 24101054

2005

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER

”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : ARI SAPTARINI

F 24101054

2005

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(3)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSITUT PERTANIAN BOGOR

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER

”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : ARI SAPTARINI

F 24101054

Dilahirkan pada tanggal 9 September 1983 Di Pekalongan

Tanggal Lulus : 12 Oktober 2005

Menyetujui, Bogor , 15 November 2005

Prof.Dr.Ir.Winiati Pudji Rahayu, M.S. Dra. Endang Susigandhawati MM

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc. Ketua Departemen ITP


(4)

Ari Saptarini. F24101054. Efektivitas Media Promosi Poster ”Pesan Keamanan Pangan” dari Badan POM RI. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, M.S. dan Dra. Endang Susigandhawati, MM. (2005).

RINGKASAN

Keamanan pangan menjadi isu hangat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen dan konsumen, karena itu upaya penyebarluasan informasi tentang keamanan pangan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Perlu dilakukan proses edukasi secara terus menerus dan berkelanjutan kepada masyarakat agar informasi tentang keamanan pangan ini bisa tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Program Promosi Keamanan Pangan dimaksudkan agar cakupan penyebarluasan informasi dapat lebih luas dan menjangkau setiap golongan masyarakat. Dalam melaksanakan atau melakukan penyebarluasan informasi dan edukasi keamanan produk pangan perlu memperhatikan metode, media, komponen yang ada di masyarakat dan kelompok sasaran yang dituju agar informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan jelas.

Skripsi ini membahas tentang kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan POM RI dan Penelitian survei efektivitas media promosi poster “Pesan Keamanan Pangan”. Kegiatan magang dilakukan dengan pengumpulan dan pembuatan materi promosi keamanan pangan, identifikasi alamat kantor media massa, pembuatan poster percakapan dalam bentuk kartun untuk sasaran audience anak-anak, melaksanakan survei poster di Supermarket Jakarta, mengkoordinir penyebaran poster kepada himpunan dan senat mahasiswa Teknologi Pangan serta pembuatan konsep software untuk melacak penyebaran poster.

Untuk melakukan survei, sebelumnya dilakukan pengambilan data sekunder berupa jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor, jumlah mahasiswa IPB serta jumlah pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada di kota Bogor. Kemudian dilakukan penyebaran poster di daerah lingkar kampus IPB, lima supermarket, tiga restaurant franchise dan satu toko kimia di Bogor. Latar belakang dipilihnya lokasi diatas karena di daerah lingkar kampus IPB banyak mahasiswa pendatang, ditunjang data tahun 2001 bahwa daerah lingkar kampus IPB masih rendah kondisi sanitasinya. Sedangkan latar belakang dipilihnya lokasi supermarket dan rumah makan karena banyak dikunjungi orang sehingga tujuan market share poster keamanan pangan bisa tercapai. Data primer didapat dengan pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive dan bersifat acidental sampling. Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik statistik Nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesa penelitian dan menganalisa data adalah Chi Kuadrat dan koefisien kontingensi, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearment bagi hubungan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat.

Responden berjumlah 160 orang, 70% adalah mahasiswa, sebanyak 56% usia responden antara 20-25 tahun, sebanyak 68.8% responden mempunyai tingkat pendidikan lulusan sekolah lanjutan/sederajat, tingkat pengeluaran


(5)

perbulan responden terbesar adalah kurang dari 1.5 juta sebanyak 77.5% dan jenis kelamin responden 59% adalah wanita.

Sebanyak 79% responden telah mengetahui tugas Badan POM RI untuk mempromosikan keamanan pangan, 75% mengetahui poster dikeluarkan Badan POM RI. Sejumlah 44% responden menyatakan ilustrasi bisa menarik mereka untuk tahu lebih banyak tentang isi keseluruhan poster, 49% menyatakan jenis tulisan yang digunakan menarik dan bisa dilihat dengan jelas, 56% menyatakan isi pesan menarik karena tema yang diangkat cukup dekat dengan masalah keseharian dan 52% menyatakan bahwa susunan/tata bahasa poster bisa dipahami.

Sebanyak 56% responden meyakini bahwa pesan yang tertulis adalah benar, akan tetapi belum bisa melaksanakannya dengan alasan terbesar adalah karena kondisi tempat dimana mereka biasanya membeli pangan/bahan pangan yang tidak memungkinkan. Sebanyak 61% menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan masa depan bangsa karena itu sebanyak 91% responden akan menyampaikan pesan yang dibacanya kepada orang lain. Mereka memilih cara promosi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan secara terus menerus melakukan publikasi melalui media massa. Saran responden untuk poster adalah adanya penambahan jumlah dan dilakukan publikasi di tempat-tempat umum seperti stasiun, terminal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, rumah makan dan lain sebagainya.

Pengukuran efektivitas dilakukan berdasarkan sikap responden terhadap keberadaan poster. Poster dapat dianggap sebagai suatu produk sedangkan responden adalah konsumen yang akan bertindak dengan adanya produk berupa poster. Intensi perilaku merupakan gambaran lebih nyata dari sikap, dan lebih mudah untuk memprediksikan perilaku responden. Berdasarkan hasil survei efektivitas, diambil kesimpulan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesadaran responden untuk merubah sikap dan tindakan setelah mendapatkan informasi mengenai pesan keamanan pangan adalah berdasarkan golongan ekonominya, baru kemudian dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan usia mereka. Kategori jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan sikap, sedangkan tingkat pendidikan saling bergantung namun demikian sifatnya lemah.

Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, perlu dilakukan segmentasi penerima pesan berdasarkan golongan ekonomi dan tetap melakukan semua kegiatan sesuai dengan strategi promosi, termasuk peningkatan publikasi melalui media massa. Selain itu kerjasama dengan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan sebagai pelaksana teknis dalam mempromosikan keamanan pangan perlu ditingkatkan. Adanya pendekatan personal (mekanisme lobby) dengan pimpinan perusahaan swasta atau BUMN lain, serta memperluas keanggotaan Jejaring Promosi kepada agency iklan. Kerjasama dengan majalah anak-anak dapat dilakukan dengan pengisi rubrik/kolom di majalah berupa cerita seri bergambar. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berbasis sosial kemasyarakatan dapat dilakukan untuk memperluas penyebaran pesan keamanan pangan di masyarakat.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekalongan, 9 September 1983. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ibu Sri Maryati dan Bapak Afiyanto. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di TK Aisyiyah Pekajangan pada tahun 1987-1989, dilanjutkan SD Muhammadiyah Pekajangan 03 pada tahun 1989-1995, Jenjang sekolah lanjutan ditempuh penulis di SLTP Muhammadiyah Pekajangan pada tahun 1995-1998 dan SMU Negeri I Pekalongan dari tahun 1998-2001.

Penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2001 dan terdaftar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian. Selama di bangku perkuliahan penulis aktif di keanggotaan HIMITEPA tahun 2002-2003, pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan tahun 2004-2005 pada Divisi Sosial Kemasyarakatan. Juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa TAPAK SUCI IPB sebagai Bendahara I tahun 2002-2004, Mitra Desa IPB, dan sebagai Ketua Bidang IPTEKS Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kab./Kota Bogor sekaligus distributor Compack Disk AL-Manar yang diterbitkan Komunitas Digital Library Yogyakarta untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. Penulis pernah menempuh pendidikan kepenulisan di Jakarta School yang diselenggarakan Agromedia Group. Melakukan Praktek Lapang di KPBS Pangalengan selama 2 bulan dengan topik ”Mempelajari Proses Produksi dan Penerapan Sanitasi pada Susu Kemasan Cup di Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan”. Saat ini penulis mendapatkan kesempatan melakukan kerja magang pada posisi Staff Riset & Development CV. Citra Pangan Mandiri Bogor.

Untuk mendapatkan gelar sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan kegiatan magang selama 4 bulan di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dengan laporan akhir pembuatan skripsi (karya tulis) dengan judul ”Efektivitas Media Promosi Poster Pesan Keamanan Pangan dari Badan POM RI”.


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas akhir penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknologi Pertanian. Dalam skripsi ini ditulis mengenai kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI serta kegiatan survei efektivitas penyebaran media promosi poster di Bogor. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun bobot materi yang ditulis dalam skripsi ini. Namun penulis berharap tulisan ini tetap bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya. Tak lupa penulis juga mengucapkan Terimakasih bagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini.

Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada :

1. Bapak dan Ibu di rumah yang tak pernah putus selalu memberikan do’a, semangat dan dukungan baik materiil dan juga moril selama ini.

2. Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, evaluasi dan motivasi.

3. Dra. Endang Susigandhawati, MM selaku dosen pembimbing magang yang telah memberikan bimbingannya selama penulis melakukan magang.

4. Bapak Thahja Muhandri, STP. MT. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan evaluasi.

5. Ine, Nur, Arsus dan Tami selaku rekan magang di Badan POM atas semua masukan, evaluasinya serta kerjasama dan kekompakannya selama magang. 6. Bapak Didik, Bapak Fahmi, Ibu Anita, Ibu Devi dan semua pegawai

di kantor Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.

7. Kakak dan adik-adikku Nisa, Wisnu, Rio, Ibnu, Indri, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya. Juga untuk kakak baruku Rossi. 8. Teman-teman satu perjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Cabang Kab./Kota Bogor angkatan 38 yang tak akan terlupakan Nia, Nunik, Tito, Thorik, Mimi, Meka, Fikri. Kakak dan adik satu perjuangan semua yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.


(8)

9. Anak-anak Wisma Ayu : Dian, Irma, Reti, Nelly, Ika, Gamma, Rina, Ani, Lycha, Deti, Wina, Phia, Eny, Dewi, Nuke, Vera dan Yu ni.

10. Teman-teman di Unit Kegiatan Mahasiswa ”TAPAK SUCI” Putra Muhammadiyah Cabang Khusus IPB. Semoga tetep eksis di IPB.

11. Teman-teman di TPG 38 semuanya, teman-teman Golongan B, terutama B5 (Anna, Winni, Endar). Kakak dan adik kelas TPG angkatan 36, 37, 39, 40, 41 dan 42 atas semua kebersamaan, bimbingan dan motivasinya. Rina dan Yayah selaku adik bimbingan. Nur dan Anita selaku teman satu bimbingan. 12. Teman-teman IMAPEKA (Ikatan Mahasiswa Pekalongan-Batang) semua

angkatan. Semoga Persaudaraan yang terjalin selama di Bogor tidak luntur dan tetap ada ikatan silaturahmi.

13. Teman-teman Jakarta School ”kelas kamis malam” untuk semangat dan motivasi menulisnya, terutama buat Mas Supreh, Lulu dan Aulia (selamat bukunya diterbitkan) semua pengajar Agromedia Sholarship Program, terimakasih semua ilmunya.

14. Teman-teman HIMITEPA IPB yang telah membantu menempel poster sepanjang Bara-Bateng-Balio. KMTPHP UGM (Ima), HMTP Unpas (Dian dan Galih), HIMATETAN UNPAD (Delfi), HIMABIO UNY (Lisle), Senat Mahasiswa FKM UI (Ferdi), HIMATETA UNSOED, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ sahid, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ Djuanda (Tita), HMJ GIZI Univ Indonusa Esa Unggul (Yanti), MITRA DESA IPB (Reni), yang telah membantu mensosialisasikan poster Pesan Keamanan Pangan di lingkungan kampus masing-masing.

Masukan dan saran sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga Karya tulis ini bisa memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, 15 November 2005


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN ... 1

II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA ... 3

B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN 5 C. STRATEGI PROMOSI ... 7

D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN ... 12

E. POSTER KEAMANAN PANGAN ... 13

F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI ... 16

G. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN SURVEI EVEKTIFITAS PROMOSI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN ... 16

III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. KEGIATAN MAGANG ... 20

B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN... 21

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. KEGIATAN MAGANG ... 26

B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN... 29

C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL... 44

D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ... 53

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. KESIMPULAN ... 56

B. SARAN ... 57

DAFTAR PUSTAKA 58 LAMPIRAN ... 61


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi

yang Sebaiknya Dilakukan ……….. 9 Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan

Badan POM RI………... 14 Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi ………

19 Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang

Dilihat 23

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan Metode One Shot . Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan

Badan POM RI ... 39 Tabel 7. Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan

Selanjutnya ... 43 Tabel 8. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Jenis Kelamin

………

44 Tabel 9. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Usia ……… 45

Tabel 10 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Tingkat Pendidikan ... 46 Tabel 11 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Jenis Pekerjaan ………. 48 Tabel 12 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk


(11)

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER

”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI

Oleh : ARI SAPTARINI

F 24101054

2005

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(12)

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER

”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : ARI SAPTARINI

F 24101054

2005

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(13)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSITUT PERTANIAN BOGOR

EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER

”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : ARI SAPTARINI

F 24101054

Dilahirkan pada tanggal 9 September 1983 Di Pekalongan

Tanggal Lulus : 12 Oktober 2005

Menyetujui, Bogor , 15 November 2005

Prof.Dr.Ir.Winiati Pudji Rahayu, M.S. Dra. Endang Susigandhawati MM

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc. Ketua Departemen ITP


(14)

Ari Saptarini. F24101054. Efektivitas Media Promosi Poster ”Pesan Keamanan Pangan” dari Badan POM RI. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, M.S. dan Dra. Endang Susigandhawati, MM. (2005).

RINGKASAN

Keamanan pangan menjadi isu hangat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen dan konsumen, karena itu upaya penyebarluasan informasi tentang keamanan pangan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Perlu dilakukan proses edukasi secara terus menerus dan berkelanjutan kepada masyarakat agar informasi tentang keamanan pangan ini bisa tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Program Promosi Keamanan Pangan dimaksudkan agar cakupan penyebarluasan informasi dapat lebih luas dan menjangkau setiap golongan masyarakat. Dalam melaksanakan atau melakukan penyebarluasan informasi dan edukasi keamanan produk pangan perlu memperhatikan metode, media, komponen yang ada di masyarakat dan kelompok sasaran yang dituju agar informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan jelas.

Skripsi ini membahas tentang kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan POM RI dan Penelitian survei efektivitas media promosi poster “Pesan Keamanan Pangan”. Kegiatan magang dilakukan dengan pengumpulan dan pembuatan materi promosi keamanan pangan, identifikasi alamat kantor media massa, pembuatan poster percakapan dalam bentuk kartun untuk sasaran audience anak-anak, melaksanakan survei poster di Supermarket Jakarta, mengkoordinir penyebaran poster kepada himpunan dan senat mahasiswa Teknologi Pangan serta pembuatan konsep software untuk melacak penyebaran poster.

Untuk melakukan survei, sebelumnya dilakukan pengambilan data sekunder berupa jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor, jumlah mahasiswa IPB serta jumlah pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada di kota Bogor. Kemudian dilakukan penyebaran poster di daerah lingkar kampus IPB, lima supermarket, tiga restaurant franchise dan satu toko kimia di Bogor. Latar belakang dipilihnya lokasi diatas karena di daerah lingkar kampus IPB banyak mahasiswa pendatang, ditunjang data tahun 2001 bahwa daerah lingkar kampus IPB masih rendah kondisi sanitasinya. Sedangkan latar belakang dipilihnya lokasi supermarket dan rumah makan karena banyak dikunjungi orang sehingga tujuan market share poster keamanan pangan bisa tercapai. Data primer didapat dengan pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive dan bersifat acidental sampling. Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik statistik Nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesa penelitian dan menganalisa data adalah Chi Kuadrat dan koefisien kontingensi, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearment bagi hubungan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat.

Responden berjumlah 160 orang, 70% adalah mahasiswa, sebanyak 56% usia responden antara 20-25 tahun, sebanyak 68.8% responden mempunyai tingkat pendidikan lulusan sekolah lanjutan/sederajat, tingkat pengeluaran


(15)

perbulan responden terbesar adalah kurang dari 1.5 juta sebanyak 77.5% dan jenis kelamin responden 59% adalah wanita.

Sebanyak 79% responden telah mengetahui tugas Badan POM RI untuk mempromosikan keamanan pangan, 75% mengetahui poster dikeluarkan Badan POM RI. Sejumlah 44% responden menyatakan ilustrasi bisa menarik mereka untuk tahu lebih banyak tentang isi keseluruhan poster, 49% menyatakan jenis tulisan yang digunakan menarik dan bisa dilihat dengan jelas, 56% menyatakan isi pesan menarik karena tema yang diangkat cukup dekat dengan masalah keseharian dan 52% menyatakan bahwa susunan/tata bahasa poster bisa dipahami.

Sebanyak 56% responden meyakini bahwa pesan yang tertulis adalah benar, akan tetapi belum bisa melaksanakannya dengan alasan terbesar adalah karena kondisi tempat dimana mereka biasanya membeli pangan/bahan pangan yang tidak memungkinkan. Sebanyak 61% menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan masa depan bangsa karena itu sebanyak 91% responden akan menyampaikan pesan yang dibacanya kepada orang lain. Mereka memilih cara promosi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan secara terus menerus melakukan publikasi melalui media massa. Saran responden untuk poster adalah adanya penambahan jumlah dan dilakukan publikasi di tempat-tempat umum seperti stasiun, terminal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, rumah makan dan lain sebagainya.

Pengukuran efektivitas dilakukan berdasarkan sikap responden terhadap keberadaan poster. Poster dapat dianggap sebagai suatu produk sedangkan responden adalah konsumen yang akan bertindak dengan adanya produk berupa poster. Intensi perilaku merupakan gambaran lebih nyata dari sikap, dan lebih mudah untuk memprediksikan perilaku responden. Berdasarkan hasil survei efektivitas, diambil kesimpulan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesadaran responden untuk merubah sikap dan tindakan setelah mendapatkan informasi mengenai pesan keamanan pangan adalah berdasarkan golongan ekonominya, baru kemudian dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan usia mereka. Kategori jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan sikap, sedangkan tingkat pendidikan saling bergantung namun demikian sifatnya lemah.

Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, perlu dilakukan segmentasi penerima pesan berdasarkan golongan ekonomi dan tetap melakukan semua kegiatan sesuai dengan strategi promosi, termasuk peningkatan publikasi melalui media massa. Selain itu kerjasama dengan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan sebagai pelaksana teknis dalam mempromosikan keamanan pangan perlu ditingkatkan. Adanya pendekatan personal (mekanisme lobby) dengan pimpinan perusahaan swasta atau BUMN lain, serta memperluas keanggotaan Jejaring Promosi kepada agency iklan. Kerjasama dengan majalah anak-anak dapat dilakukan dengan pengisi rubrik/kolom di majalah berupa cerita seri bergambar. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berbasis sosial kemasyarakatan dapat dilakukan untuk memperluas penyebaran pesan keamanan pangan di masyarakat.


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekalongan, 9 September 1983. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ibu Sri Maryati dan Bapak Afiyanto. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di TK Aisyiyah Pekajangan pada tahun 1987-1989, dilanjutkan SD Muhammadiyah Pekajangan 03 pada tahun 1989-1995, Jenjang sekolah lanjutan ditempuh penulis di SLTP Muhammadiyah Pekajangan pada tahun 1995-1998 dan SMU Negeri I Pekalongan dari tahun 1998-2001.

Penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2001 dan terdaftar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian. Selama di bangku perkuliahan penulis aktif di keanggotaan HIMITEPA tahun 2002-2003, pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan tahun 2004-2005 pada Divisi Sosial Kemasyarakatan. Juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa TAPAK SUCI IPB sebagai Bendahara I tahun 2002-2004, Mitra Desa IPB, dan sebagai Ketua Bidang IPTEKS Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kab./Kota Bogor sekaligus distributor Compack Disk AL-Manar yang diterbitkan Komunitas Digital Library Yogyakarta untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. Penulis pernah menempuh pendidikan kepenulisan di Jakarta School yang diselenggarakan Agromedia Group. Melakukan Praktek Lapang di KPBS Pangalengan selama 2 bulan dengan topik ”Mempelajari Proses Produksi dan Penerapan Sanitasi pada Susu Kemasan Cup di Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan”. Saat ini penulis mendapatkan kesempatan melakukan kerja magang pada posisi Staff Riset & Development CV. Citra Pangan Mandiri Bogor.

Untuk mendapatkan gelar sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan kegiatan magang selama 4 bulan di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dengan laporan akhir pembuatan skripsi (karya tulis) dengan judul ”Efektivitas Media Promosi Poster Pesan Keamanan Pangan dari Badan POM RI”.


(17)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas akhir penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknologi Pertanian. Dalam skripsi ini ditulis mengenai kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI serta kegiatan survei efektivitas penyebaran media promosi poster di Bogor. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun bobot materi yang ditulis dalam skripsi ini. Namun penulis berharap tulisan ini tetap bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya. Tak lupa penulis juga mengucapkan Terimakasih bagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini.

Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada :

1. Bapak dan Ibu di rumah yang tak pernah putus selalu memberikan do’a, semangat dan dukungan baik materiil dan juga moril selama ini.

2. Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, evaluasi dan motivasi.

3. Dra. Endang Susigandhawati, MM selaku dosen pembimbing magang yang telah memberikan bimbingannya selama penulis melakukan magang.

4. Bapak Thahja Muhandri, STP. MT. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan evaluasi.

5. Ine, Nur, Arsus dan Tami selaku rekan magang di Badan POM atas semua masukan, evaluasinya serta kerjasama dan kekompakannya selama magang. 6. Bapak Didik, Bapak Fahmi, Ibu Anita, Ibu Devi dan semua pegawai

di kantor Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.

7. Kakak dan adik-adikku Nisa, Wisnu, Rio, Ibnu, Indri, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya. Juga untuk kakak baruku Rossi. 8. Teman-teman satu perjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Cabang Kab./Kota Bogor angkatan 38 yang tak akan terlupakan Nia, Nunik, Tito, Thorik, Mimi, Meka, Fikri. Kakak dan adik satu perjuangan semua yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.


(18)

9. Anak-anak Wisma Ayu : Dian, Irma, Reti, Nelly, Ika, Gamma, Rina, Ani, Lycha, Deti, Wina, Phia, Eny, Dewi, Nuke, Vera dan Yu ni.

10. Teman-teman di Unit Kegiatan Mahasiswa ”TAPAK SUCI” Putra Muhammadiyah Cabang Khusus IPB. Semoga tetep eksis di IPB.

11. Teman-teman di TPG 38 semuanya, teman-teman Golongan B, terutama B5 (Anna, Winni, Endar). Kakak dan adik kelas TPG angkatan 36, 37, 39, 40, 41 dan 42 atas semua kebersamaan, bimbingan dan motivasinya. Rina dan Yayah selaku adik bimbingan. Nur dan Anita selaku teman satu bimbingan. 12. Teman-teman IMAPEKA (Ikatan Mahasiswa Pekalongan-Batang) semua

angkatan. Semoga Persaudaraan yang terjalin selama di Bogor tidak luntur dan tetap ada ikatan silaturahmi.

13. Teman-teman Jakarta School ”kelas kamis malam” untuk semangat dan motivasi menulisnya, terutama buat Mas Supreh, Lulu dan Aulia (selamat bukunya diterbitkan) semua pengajar Agromedia Sholarship Program, terimakasih semua ilmunya.

14. Teman-teman HIMITEPA IPB yang telah membantu menempel poster sepanjang Bara-Bateng-Balio. KMTPHP UGM (Ima), HMTP Unpas (Dian dan Galih), HIMATETAN UNPAD (Delfi), HIMABIO UNY (Lisle), Senat Mahasiswa FKM UI (Ferdi), HIMATETA UNSOED, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ sahid, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ Djuanda (Tita), HMJ GIZI Univ Indonusa Esa Unggul (Yanti), MITRA DESA IPB (Reni), yang telah membantu mensosialisasikan poster Pesan Keamanan Pangan di lingkungan kampus masing-masing.

Masukan dan saran sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga Karya tulis ini bisa memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, 15 November 2005


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN ... 1

II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA ... 3

B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN 5 C. STRATEGI PROMOSI ... 7

D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN ... 12

E. POSTER KEAMANAN PANGAN ... 13

F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI ... 16

G. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN SURVEI EVEKTIFITAS PROMOSI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN ... 16

III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. KEGIATAN MAGANG ... 20

B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN... 21

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. KEGIATAN MAGANG ... 26

B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN... 29

C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL... 44

D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ... 53

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. KESIMPULAN ... 56

B. SARAN ... 57

DAFTAR PUSTAKA 58 LAMPIRAN ... 61


(20)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi

yang Sebaiknya Dilakukan ……….. 9 Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan

Badan POM RI………... 14 Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi ………

19 Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang

Dilihat 23

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan Metode One Shot . Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan

Badan POM RI ... 39 Tabel 7. Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan

Selanjutnya ... 43 Tabel 8. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Jenis Kelamin

………

44 Tabel 9. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Usia ……… 45

Tabel 10 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Tingkat Pendidikan ... 46 Tabel 11 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk

Jenis Pekerjaan ………. 48 Tabel 12 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk


(21)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Profil Pekerjaan Responden ... 31 Gambar 2. Keamanan Pangan Menurut Responden ... 32 Gambar 3. Pendapat Responden tentang Penempatan Gambar,

Jenis Tulisan dan Gambar Illustrasi Poster ... 34 Gambar 4. Pendapat Responden tentang Isi Pesan, Tingkat

Pemahaman dan Kemudahan Memahami Susunan

Kalimat serta Tata Bahasa Poster ... 36 Gambar 5. Kondisi Responden, Tindakan yang Dilakukan serta

Faktor yang Mempengaruhi Responden Menyikapi

Poster Keamanan Pangan ... 38 Gambar 6. Intensitas Responden Mengakses Sumber-Sumber


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tampilan Poster Pesan Keamanan Pangan ... 61 Lampiran 2. Contoh Kuesioner yang Telah Valid dan Reliabel,

Siap Digunakan untuk Pencarian Data ... 63 Lampiran 3. Tahapan Penelitian Survei ... 66 Lampiran 4. Naskah Iklan Bahaya Jajan Sembarangan ………… 67 Lampiran 5. Identifikasi Media Massa di Jakarta ... 73 Lampiran 6. Poster Pesan Keamanan Pangan dalam Bentuk

Percakapan Animasi (Kartun) ... 76 Lampiran 7. Laporan Hasil Survei di Supermarket Jakarta ... 77 Lampiran 8. Penyebarluasan Poster oleh Himpunan dan atau

Senat Mahasiswa (Daftar Kontak Person) ………... 79 Lampiran 9. Tampilan Halaman Muka Software Penyebarluasan

Poster ……… 82

Lampiran 10. Hasil Identifikasi Rumah makan, Pusat Perbelanjaan

dan Toko Kimia di Kota Bogor ... 83 Lampiran 11. Kontak Person dan Alasan Pihak Manajemen Belum

Bisa Menempelkan Poster pada Outlet Pertokoannya

85 Lampiran 12. Tabel Nilai r untuk α 0.05 ... 86 Lampiran 13. Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas

dan Reliabilitas ... 87 Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden Terhadap Poster ... 91 Lampiran15. Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat

SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan


(23)

Daftar Lampiran (Lanjutan) Halaman

Lampiran 16. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk

Gender ... 97 Lampiran 17. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk

Usia Responden ... 101 Lampiran 18. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk

Tingkat Pendidikan ……… 105 Lampiran 19. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk

Jenis Pekerjaan ……… 109 Lampiran 20. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk

Pengeluaran Bulanan ……… 114 Lampiran 21. Hasil Perhitungan Korelasi dengan SPSS ... 119


(24)

I PENDAHULUAN

Masa depan bangsa hanya mungkin dipertahankan apabila didukung upaya pembangunan yang intinya adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masa depan yang lebih baik dari masa kini. Untuk mencapai tujuan mewujudkan kesejahteraan setiap warga negara Indonesia, keluarga dan generasi muda, GBHN telah menggariskan suatu kebijakan pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Insani (SDI) yang menyangkut kegiatan dalam empat bidang yaitu kesehatan, gizi pangan, pendidikan dan ketenagakerjaan. Persediaan makanan penting untuk kelangsungan hidup, masalah yang timbul dengan berlipatnya jumlah kenaikan penduduk Indonesia adalah pada ketersediaan dan keamanan pangan karena adanya perkembangan teknologi baik dari segi teknologi pengolahan maupun proses produksi bahan baku pangan (Hutabarat, 1973).

Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia, tetapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat essensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali (Anonim2, 2003). Selama ini kesadaran penduduk Indonesia terhadap keamanan pangan masih rendah karena kurangnya pengetahuan serta rendahnya kemampuan daya beli untuk produk pangan yang bermutu. Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan akibat cemaran biologis, kimia dan fisika (Winarno, 1997).

Prinsip dasar Pendidikan Keamanan Pangan untuk Produsen dan Konsumen adalah menanamkan pemahaman bahwa penyakit karena pangan disebabkan oleh adanya tiga bahaya dalam pangan yaitu : bahaya biologis (biologycal hazard), bahaya fisik (phisical hazard) serta bahaya kimia (chemical hazard). Dengan edukasi keamanan pangan yang terus menerus dilakukan diharapkan target sasaran dapat memahami bagaimana cara menghindari, mencegah dan mengelola bahaya tersebut (Fardiaz, 2004). Masalah yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan kemampuan produsen pangan (UKM / IRT khususnya) dalam menghasilkan pangan yang lebih baik mutunya dan lebih aman


(25)

untuk dikonsumsi atas dasar kesadarannya terhadap keamanan pangan, bagaimana meningkatkan kesadaran konsumen akan keamanan pangan sehingga mereka dapat menggunakan haknya dalam memperoleh pangan yang lebih baik mutunya dan lebih aman untuk dikonsumsi serta bagaimana menyebarkan pesan keamanan pangan yang tepat seluas mungkin melalui berbagai cara promosi ke seluruh negeri (Fardiaz, 2004).

Untuk menilai efektif atau tidaknya suatu kegiatan promosi, diperlukan evaluasi. Kegiatan magang dilakukan untuk mengevaluasi sejauhmana kegiatan penyebaran poster Pesan Keamanan Pangan oleh Badan POM RI sebagai alat bantu dalam kegiatan promosi keamanan pangan. Untuk mengetahui efektivitas media promosi yang digunakan, diperlukan pengujian terhadap poster-poster yang dikeluarkan oleh Badan POM RI. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa, gambar, tulisan pada poster sudah menarik menurut responden dan apakah isi pesan yang disampaikan mudah dipahami.

Kegiatan survei efektivitas kali ini dibatasi hanya pada kegiatan yang bersifat market share dan secara khusus untuk mengetahui efektivitas media promosi poster serbagai salah satu alat bantu yang digunakan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan. Diharapkan dengan adanya pesan keamanan pangan melalui media poster, orang yang telah membaca mulai menyadari bahwa sikapnya seharusnya berubah, karena memperhatikan faktor keamanan pangan merupakan salah satu kunci untuk hidup sehat dan bahagia.


(26)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA

Pangan adalah salah satu penentu kualitas Sumber Daya Insani (SDI) karena pangan sangat menentukan derajat kesehatan seseorang. Keamanan pangan telah menjadi isu pembangunan yang sangat strategis. Sehingga dikenal slogan dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, pikiran yang sehat dan kemampuan optimal untuk beraktivitas. Akan tetapi karena berbagai sebab, masih banyak orang tidak memperhatikan mutu keamanan pangan yang dikonsumsinya. Selama ini ada anggapan bahwa kelompok masyarakat yang tidak peduli pada keamanan pangan adalah mereka yang secara ekonomis tidak mampu memperoleh pangan yang terjamin mutu keamanannya, kini anggapan itu harus dibuang jauh-jauh karena kelompok masyarakat menengah keataspun tanpa sadar lebih memilih mengkonsumsi makanan yang tidak aman sebagai konsekuensi dari gaya hidup modern yang mereka anut.

Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh pangan yang bermutu tinggi dan aman bagi kesehatan. Kondisi keamanan pangan yang kurang baik akan membawa dampak bagi rendahnya status kesehatan masyarakat. Disamping itu kondisi keamanan pangan yang kurang baik juga dapat menyebabkan kerugian negara karena ditolaknya produk pangan di arena perdagangan internasional. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan good practices dapat diamati dari data keracunan pangan yang terdapat di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI).

Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih memiliki pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, maka kemampuan dan kesadaran mereka sebagai konsumen masih sangat kurang. Mereka biasanya termasuk keluarga kurang mampu untuk membeli makanan yang bermutu dan memenuhi persyaratan yang seharusnya, hal ini disebabkan karena harganya yang masih di luar jangkauan daya beli mereka. Karena pendidikan keluarga


(27)

tersebut juga masih tergolong rendah maka mustahil mereka dapat mengetahui secara sadar akan bahaya serta pengaruh-pengaruh negatif lainnya yang diakibatkan oleh konsumsi makanan. Bagi sebagian besar dari mereka, kuantitas makanan yang dikonsumsi masih lebih penting dibandingkan kualitas (Winarno, 1997).

Data tahun 2004 menunjukkan bahwa penyebab utama kasus keracunan pangan adalah karena mikrobiologi (14%) dan cemaran bahan kimia (12%). Selanjutnya data Badan POM RI juga menunjukkan bahwa sebanyak 13% dari kasus keracunan makanan yang terjadi ternyata disebabkan oleh makanan olahan pabrik atau industri pangan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengolahan pangan di industri pangan masih belum memenuhi standar keamanan pangan (Anonim2, 2003).

Data dari Badan POM RI juga menunjukkan bahwa 19% dari sejumlah 4501 sampel yang diuji masih tidak memenuhi syarat penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP). BTP yang paling banyak digunakan secara tidak memenuhi syarat adalah pemanis Siklamat (5%), Sakarin (3.9%), dan Na-Benzoat (3.9%), dari total 4501 sampel yang diuji, terdapat juga yang dilarang penggunaanya dalam bahan pangan seperti Boraks (1.7%), Formalin (2%) dan Rhodamin-B (0.6%) yang terdapat pada 4501 sampel yang diuji (Anonim3, 2004). Pada bulan Februari – Maret 2004 dilakukan pengujian terhadap 575 sampel pangan jajanan untuk anak-anak, dan hanya 218 sampel yang memenuhi syarat, diantara sampel yang tidak memenuhi syarat sebanyak 326 sampel menggunakan Sakarin dan Siklamat, 11 sampel menggunakan Benzoat berlebih, penggunaan bahan berbahaya Rhodamin-B 79 sampel, Boraks 27 sampel dan teridentifikasi mengandung mikroba sebanyak 198 sampel (Rahayu, 2005).

Data-data diatas menunjukkan adanya kebutuhan untuk lebih mengkomunikasikan pentingnya good practices pada berbagai mata rantai

produksi pangan. Mengacu pada konsep keamanan pangan terpadu form farm to table, maka penerapan good practices perlu dikomunikasikan,

disosialisasikan dan dipraktekkan mulai dari tahap produksi (pertanian, perikanan dan peternakan) sampai ke tingkat konsumsi


(28)

(rumah tangga). Diperlukan desain program komunikasi yang efektif untuk bisa menyampaikan pesan mengenai pentingnya penerapan good practices dalam keamanan pangan. Diharapkan dengan program komunikasi yang didesain dengan baik maka dapat memotivasi pelaku bisnis pangan baik rumah tangga, industri kecil, pedagang makanan jajanan, pengusaha katering dan lain-lain untuk menerapkannya, sehingga kasus keracunan pangan, penggunaan BTP yang tidak sesuai, kasus penolakan eksport bisa semakin berkurang. Program komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan pangan.

B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN

Komunikasi, Informasi dan Edukasi adalah suatu strategi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada sasaran yang tepat sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Komunikasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dengan memberdayakan sumber komunikasi, pesan, saluran komunikasi dan penerima. Informasi adalah pesan yang akan disampaikan oleh sumber kepada penerima. Sedangkan edukasi adalah proses pembelajaran dalam komunikasi untuk memantapkan pencapaian tujuan komunikasi, untuk mendidik dan merubah perilaku penerima ke arah yang diinginkan dalam proses komunikasi. Perubahan yang diharapkan terjadi meliputi perubahan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan).

Begitu strategisnya peran pangan yang berkualitas dalam mencetak Sumber Daya Insani (SDI) yang unggul, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya menghasilkan, menghindari dan memilih pangan yang aman perlu dikomunikasikan ke segenap lapisan masyarakat. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar masyarakat memiliki kesamaan pemahaman tentang pentingnya aspek keamanan pangan yang pada gilirannya akan menciptakan masyarakat yang mau dan mampu mengolah pangan yang aman serta masyarakat yang mau dan mampu memilih serta mengkonsumsi pangan yang aman (Anonim1, 2002).


(29)

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima pesan, sehingga terjadi suatu kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan antara sumber dan penerima pesan, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan komunikasi minimal harus menghasilkan adanya kesamaan makna. Pengertian minimal ini karena disetiap kegiatan komunikasi terkandung makna informatif, persuasif dan aktif.

Informatif artinya bahwa setiap kegiatan komunikasi menyampaikan informasi yang menyebabkan penerima mengetahui segala sesuatu yang dikomunikasikan. Persuasif artinya kegiatan komunikasi dilakukan secara persuasif yang memungkinkan seseorang bersedia menerima dan meyakini kebenaran, menguasai informasi yang telah disampaikan. Aktif mengandung makna bahwa seseorang yang telah menerima suatu informasi dari orang lain bersedia menerapkannya dalam bentuk tindakan yang kongkrit dalam kehidupannya (Anonim1, 2002). Komunikasi yang menghasilkan kesamaan makna adalah komunikasi yang efektif. Proses komunikasi setidaknya melibatkan empat unsur yaitu sumber komunikasi, pesan yang disampaikan, saluran komunikasi dan penerima pesan komunikasi. Keempat unsur itulah yang menentukan efektif tidaknya suatu proses komunikasi.

Penyusunan pedoman komunikasi keamanan pangan dilatar belakangi selain karena pangan yang berkualitas adalah salah satu penentu kualitas SDI sebagai aset penting pembangunan Indonesia secara keseluruhan, juga mutu keamanan sebagian pangan masih rendah sebagai akibat ketidaktahuan, keterbatasan modal dan teknologi dari para penghasil/pengolah, pangan yang bermutu rendah masih mendominasi di Indonesia sebagi akibat masih rendahnya pengetahuan para penanggungjawab pemasaran pangan tentang persyaratan keamanan pangan, rendahnya pengetahuan konsumen, pengusaha, para tokoh masyarakat formal dan non-formal tentang keamanan pangan yang kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat serta belum adanya koordinasi yang sinergis dari berbagai pihak yang berperan penting dalam pengadaan dan pemasaran pangan yang aman.

Belum adanya mekanisme kontrol yang efektif di setiap elemen masyarakat untuk menciptakan dan mendukung terciptanya pangan yang


(30)

aman. Pemahaman keamanan pangan belum secara optimal didiseminasikan melalui berbagai jenis media, metoda dan sumber, pesan keamanan pangan yang dikomunikasikan kepada masyarakat belum tersusun secara spesifik, rinci dan mendalam. Saluran-saluran modern potensial di masyarakat tradisional maupun modern belum dimanfaatkan secara optimal dalam mengkomunikasikan pesan keamanan pangan serta belum adanya metode evaluasi aplikatif untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi keamanan pangan.

C. STRATEGI PROMOSI

Mengacu pada empat unsur penentu efektivitas komunikasi, maka strategi komunikasi keamanan pangan juga disusun berdasarkan keempat unsur tersebut. Menurut Effendi (1994) ada tiga tujuan utama strategi komunikasi yang ingin dicapai yaitu : (1) memastikan bahwa penerima pesan memahami isi pesan yang diterimanya; (2) memantapkan penerimaan pesan dari dalam diri sasaran; dan (3) memotivasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan implikasi pesan. Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan yaitu : menetapkan dan mengenal khalayak sasaran, mendesain pesan, menetapkan metoda atau saluran komunikasi, menetapkan dan menseleksi media serta menetapkan sumber pesan.

1. Menetapkan dan Mengenal Khalayak Sasaran

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang suatu kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Khalayak sasaran dalam komunikasi adalah penerima pesan. Menemukan dan mengenali khalayak sasaran bagi sumber pesan adalah sangat penting dalam menyusun strategi komunikasi yang terkait dengan isi pesan, penentuan metode penyampaian pesan dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan. Pengenalan khalayak sasaran akan tergantung pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, yaitu apakah sekedar membuat khalayak mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan


(31)

atau dimaksudkan agar khalayak melaksanakan tindakan tertentu sesuai pesan.

Pengenalan khalayak dilakukan dengan memperhatikan : (1) kerangka referensi; (2) faktor situasi; (3) faktor kondisi. Kerangka referensi terbentuk didalam diri seseorang sebagai hasil pengamatan, pendidikan, norma, status sosial, dan sebagainya yang dimiliki individu. Faktor situasi adalah situasi komunikasi yang dialami oleh khalayak sasaran pada saat menerima pesan yang disampaikan oleh sumber. Faktor kondisi adalah state of pesonality (keadaan fisik dan psikis) khalayak pada saat menerima informasi tentang sesuatu (Anonim1, 2002).

Seorang pelaku promosi harus mempunyai gambaran yang jelas tentang siapa sasarannya. Menurut Kotler (1995), Ada enam kondisi khalayak setelah mendapatkan informasi tentang suatu pesan : (1) sadar (aware) tentang keberadaan pesan, merupakan kondisi awal yang perlu ditumbuhkan pada khalayak; (2) tahu atau paham (know) tentang objek mungkin tidak atau belum dimiliki audiens walaupun telah sadar; (3) jika audiens telah memiliki pemahaman tentang objek, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana feel mereka terhadap obyek (suka atau tidak suka); (4) audiens telah menyukai objek, tapi mungkin tidak memilihnya. Hanya dijadikan salah satu dari sekian pilihan yang ada; (5) setelah audiens menentukan pilihan ada kemungkinan mereka masih belum yakin akan pilihannya (karena itu perlu dilakukan proses meyakinkan khalayak akan kebenaran isi pesan); (6) audiens telah yakin dengan pilihannya akan tetapi belum mengambil tindakan selanjutnya, dimungkinkan menunggu informasi tambahan tentang pilihannya, menyusun rencana dan sebagainya.

Setelah khalayak sasaran ditetepkan maka sumber komunikasi perlu mengetahui khalayak sasaran dalam hal :

1. ciri-ciri personal seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah keluarga, frekuensi penggunaan media dan sebagainya.

2. mengenal sistem sosial dan budaya penerima meliputi bahasa yang digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang dikomunikasikan,


(32)

sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap tokoh-tokoh panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga dan sebagainya.

3. cara dan kebiasaan komunikasi masyarakat lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka (langsung).

4. minat penerima terhadap inovasi.

5. status penerima (mandiri atau berkelompok). 6. tingkat motivasi (dari dalam diri atau dari luar). 7. tingkat pengetahuan penerima terhadap isi pesan.

8. seseorang melakukan perubahan perilaku sesuai dengan tingkatannya yaitu : (1) prekontemplasi (perilaku yang ideal belum dipertimbangkan); (2) kontemplasi (perilaku yang ideal sudah mulai dipertimbangkan); (3) persiapan (perilaku yang ideal siap dilakukan);

(4) aksi (perilaku yang ideal benar-benar dilakukan) dan (5) pemeliharaan (perilaku yang ideal dipelihara agar tetap dilakukan).

Berdasarkan tingkat perubahan perilaku tersebut dapat disusun strategi komunikasi seperti dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi yang Sebaiknya Dilakukan

Tingkat perubahan perilaku

Strategi komunikasi Prekontemplasi Menciptakan kepedulian dan minat Kontemplasi Mengubah persepsi

Persiapan dan aksi Menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terjadinya perilaku yang diharapkan

Pemeliharaan Membantu terbentuknya situasi yang mendorong agar perilaku yang diharapkan dapat dilakukan terus menerus.

Pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku, beberapa persepsi individual dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu : (1) kognitif (kepercayaan,


(33)

(2) emosional (kemampuan pribadi dan respon emosional); (3) Interaksi sosial (pengaruh sosial dan anjuran kepada teman). Pada prinsipnya menyususn strategi komunikasi berdasarkan karakteristik khalayak berarti merekayasa atau merancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi sesuai dengan kondisi khalayak penerima (Anonim1, 2002).

2. Mendesain Pesan

Sumber perlu mendesain pesan agar mampu membangkitkan minat dan perhatian penerima terhadap perubahan. Ada empat syarat yang harus dipenuhi agar pesan keamanan pangan yang disampaikan dapat diterima yaitu : (1) pesan disusun, direncanakan dan disampaikan secara menarik; (2) pesan harus menggunakan simbol-simbol yang didasarkan pada kesamaan pengalaman antara sumber dan penerima dalam memahami simbol tersebut; (3) pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi penerima dan mampu memberi saran tentang cara untuk mencapai kebutuhan; (4) pesan harus bisa memberikan alternatif bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan secara layak baik untuk kepentingan individu maupun sesuai dengan situasi kelompok (Anonim1, 2002).

Secara psikologis seseorang lebih senang menyerap hal-hal yang positif atau bersifat ganjaran bukan menakut-nakuti atau menghukum. Oleh kerena itu pesan keamanan pangan akan lebih mudah diterima dengan menampilkan keuntungan-keuntungan yang akan diterima jika khalayak sasaran menerapkannya, meskipun penerapan itu juga mengandung resiko tertentu dibandingkan dengan yang bersifat paksaan (Anonim1, 2002).

3. Menetapkan Metode Komunikasi

Metode adalah cara mendekatkan sumber atau komunikasi dengan khalayak sasaran. Metode komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isi pesannya. Menurut cara pelaksanaannya dikenal dua metode yaitu metode redudancy dan


(34)

metode canalizing. Metode redudancy adalah cara mempengaruhi khalayak sasaran dengan jalan mengulang-ulang pesan yang sama, penyampaian pesan dilakukan secara kontinu, cara penyampaian menarik agar tidak membosankan (Anonim1, 2002).

Keuntungannya adalah khalayak akan lebih memperhatiakan pesan dan tidak mudah lupa, kekurangannya dapat terjadi kebingungan pada sasaran karena proses pengulangan yang berlebihan. Metode canalizing adalah cara mengubah pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap mental khalayak ke arah yang kita kehendaki secara perlahan-lahan, karena pada dasarnya pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap seseorang dipengaruhi oleh kerangka referensi dan pengalaman seseorang yang telah mengkristal selama bertahun-tahun.

Sedangkan metode komunikasi berdasarkan bentuk isinya dapat dibedakan menjadi bentuk informatif, persuasif, edukatif dan kursif. (1) informatif berupa kegiatan penerangan, penyampaian pesan berdasarkan data, fakta yang benar; (2) persuasif difokuskan pada pengubahan kesadaran atau sikap mental seseorang, khalayak dalam keadaan tersugesti terlebih dahulu; (3) edukatif mengubah perilaku khalayak secara sengaja, teratur dan terencana, isi pesan berupa pendapat, fakta dan data serta pengalaman seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya; (4) kursif adalah metode komunikasi yang mempengaruhi khalayak sasaran dengan cara memaksa, pesan yang disampaikan berisi pendapat dan ancaman misalnya Peraturan Pemerintah (PP), perintah dan intimidasi golongan tertentu (Anonim1, 2002).

4. Menyeleksi dan Menetapkan Media

Biasanya digunakan saluran komunikasi yang paling banyak penerimanya dan murah biayanya, paling besar dampaknya, cocok dengan tujuan serta pesan yang disampaikan. Saluran apa yang cocok dengan isi pesan, serta saluran komunikasi yang paling sesuai dengan ketersediaan dana dan kemampuan mengoperasionalkannya (Anonim1, 2002).


(35)

5. Menetapkan Sumber Pesan

Peran sumber komunikasi sebagai perencana dan sekaligus pelaksana strategi komunikasi sangat penting dalam menumbuhkan proses komunikasi efektif. Sumber atau komunikator adalah orang atau lembaga yang merumuskan dan berusaha menyampaiakan kepada orang lain. Berbagai peran dilakukan dalam suatu sistem yang saling mendukung. Dengan keseluruhan peran itu, komunikator menyampaikan pesan kepada khalayak (Effendi, 1994). Berlo (1960) menyebutkan beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas sumber untuk menghasilkan komunikasi yang tepat yaitu : (1) kemampuan sumber komunikasi; (2) sikap; (3) tingkat pengetahuan dan (4) posisi sosial budaya.

D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN

Program komunikasi dan promosi untuk mengkampanyekan pengertian ”Keamanan Pangan” telah dilakukan oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM RI dengan memperluasnya melalui Jejaring Promosi. Mengkampanyekan suatu istilah agar masyarakat mengerti atau membangun kesadaran tentang pangan aman bukan hal yang mudah karena kondisi masyarakat yang belum sadar dan istilah keamanan pangan merupakan sesuatu yang tidak berwujud (Herlina, 2004).

Dalam mengkomunikasikan istilah ”Keamanan Pangan” sampai terwujudnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan memerlukan proses komunikasi yang berkesinambungan dan terintegrasi dalam suatu strategi. Kesadaran akan ”Keamanan Pangan” harus ditanamkan di benak audiens baik kalangan menengah ke bawah maupun kalangan menengah atas melalui upaya promosi dan komunikasi secara komprehensif, berkesinambungan dan terintegrasi.

Kegiatan promosi dilakukan baik yang bersifat above the line (iklan terbuka) dan bellow the line (iklan terselubung). Pendekatan kampanye yang dilakukan Badan POM RI menggunakan Awareness Campaign Strategy (ACS) yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu : (1) capturing market


(36)

share, kegiatan kampanye dan promosi diarahkan untuk menangkap, menyebarkan dan atau menanamkan pesan kepada sebanyak-banyaknya audiens; (2) capturing mind share, kegiatan kampanye atau promosi dengan sasaran utamanya adalah mengedukasi target audiens dengan cara mengolah rasio atau pikiran; (3) capturing hearth share, kegiatan yang memfokuskan pengolahan emosi agar diperoleh image atau citra sesuai tema kampanye, membangun loyalitas terhadap pesan yang dikampanyekan (Herlina, 2004).

Masing-masing strategi disusun dengan kegiatan-kegiatan yang spesifik sesuai dengan tujuanya, semuanya bersinergi dalam satu strategi kampanye kesadaran akan keamanan pangan. Strategi pesan yang digunakan adalah yang positif, memfokuskan kepada manfaat yang diperoleh dibandingkan bahayanya serta tidak terkesan mengajari. Kegiatan yang di laksanakan diantaranya adalah desain strategi komunikasi keamanan pangan, pelatihan strategi komunikasi keamanan pangan, jejaring promosi keamanan pangan, pengadaan bahan pustaka, penerbitan buletin keamanan pangan, pembuatan dan pencetakan materi promosi keamanan pangan, distribusi compact disc (CD) poster keamanan pangan, pembuatan komik dan buku saku bergambar mengenai keamanan pangan, pembuatan kalender keamanan pangan, pameran keamanan pangan, promosi keamanan pangan melalui radio, majalah dinding, penyuluhan keamanan pangan bagi guru sekolah serta pengadaan seminar-seminar.

E. POSTER KEAMANAN PANGAN

Poster merupakan salah satu media yang digunakan Badan POM RI sebagai alat bantu dalam promosi keamanan pangan. Merupakan media promosi yang menjangkau semua lapisan masyarakat. Poster sangat efektif terutama untuk menjangkau kalangan muda dan usia dewasa yang sangat aktif (Jefkins, 1997). Penyampaian pesan yang singkat, bahasa yang sederhana disertai gambar-gambar yang menarik serta warna-warna pendukung dapat menambah daya tarik media poster sehingga lebih komunikatif terhadap sasaran audiensnya. Penempatan poster harus strategis agar diakses oleh lebih


(37)

banyak orang sehingga lebih ekonomis dibandingkan penempelan poster pada tempat-tempat yang tidak terjangkau audiens.

Penyebaran poster oleh Badan POM RI melalui Balai-balai POM yang tersebar di seluruh Indonesia sampai saat ini belum ada evaluasi tingkat efektivitas media poster sebagai alat bantu dalam mempromosikan pesan keamanan pangan. Penyebaran poster belum optimal khususnya pada wilayah terjadinya keracunan misalnya kampus, pabrik, rumah sakit dan lain-lain. Frekuensi penyebaran poster belum gencar dan bersifat sambil lalu. Padahal kampanye yang gencar dalam kurun waktu pendek akan lebih meninggalkan kesan pada audiens dibandingkan dengan kampanye dalam kurun waktu lama (Restikawati, 2004). Poster Keamanan Pangan yang telah dihasilkan oleh Badan POM RI dan penempatannya yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan tampilan poster Pesan Keamanan Pangan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI No

poster

Judul Cocok ditempatkan di

1 Jangan menjual bahan berbahaya ini untuk pangan

Toko kimia, toko bahan baku pembuat kue

2 Waspada!!! Rumah makan, rumah sakit, hotel, puskesmas

3 Cegah kontaminasi mikroba dari karyawan

Rumah makan, industri pangan, supermarket

4 Baca label!!! Sebelum anda membeli produk pangan dalam kemasan

Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan 5 Awas pencemaran melalui

serangga dan hewan kotor lainnya

Rumah makan

6 Jangan gunakan bahan tambahan yang dilarang untuk pangan

Toko kimia, industri pangan 7 Perlakukan tempat sampah

dengan benar

Rumah makan, sekolah, di dekat tempat pembuangan sampah


(38)

Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI (Lanjutan)

No poster

Judul Cocok ditempatkan di

8 Perhatian suhu pada saat menyimpan pangan

Rumah makan, industri pangan 9 Waspada!!! Pangan menjadi

tidak aman dikonsumsi karena cemaran berbahaya

Rumah makan, industri pangan

10 Gunakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) dengan takaran yang tepat

Toko kimia, industri pangan

11 Salah!!! Jauhkan bahan makanan yang mentah dengan yang matang

Rumah makan, posyandu, puskesmas

12 Jauhkan serangga, hewan peliharaan dan hewan liar dari makanan

Rumah makan, sekolah (TK/SD) posyandu, puskesmas 13 Hindari produk pangan dalam

kemasan dari serangan tikus dan hewan lainnya

Supermarket, industri pangan (gudang), toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan 14 Simpan produk susu pada suhu

yang benar

Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan puskesmas, posyandu

15 Tangani telur secara hati-hati dan masak sampai matang pada suhu yang benar

Supermarket, toko yang menjual produk telur, puskesmas,

posyandu 16 Persyaratan Pelabelan untuk

industri rumah tangga pangan

Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan 17 Bakteri!!! Musuh tak terlihat Rumah makan, sekolah

(TK/SD), posyandu, puskesmas 18 Menjaga kebersihan adalah cara

paling utama untuk menghindari bakteri

Rumah makan, rumah sakit sekolah, posyandu, puskesmas 19 Kendalikan bakteri dengan

aplikasi suhu dan waktu yang benar

Rumah makan, supermarket, toko toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan

20 Dinginkan pangan secepat mungkin untuk menghindari tumbuhnya bakteri

Rumah makan, supermarket, toko toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan


(39)

F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI

Evaluasi mencakup penilaian terhadap proses berlangsungnya kegiatan promosi dan dampak komunikasi yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dievaluasi selama komunikasi berlangsung antara lain adalah ada atau tidaknya gangguan selama proses komunikasi berlangsung.

Evaluasi terhadap dampak komunikasi dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai berikut : (1) audience coverage, menggali pertanyaan yang mencakup aspek jenis dan seberapa luas khalayak yang dapat dicapai dan apakah mereka mewakili khalayak yang dituju; (2) audience response, menggali pertanyaan yang mencakup unsur pengaruh dari isi pesan yang disampaikan kepada khalayak, apakah isi pesan menguntungkan dan menarik perhatian khalayak; (3) communication impact, menggali pertanyaan tentang efek atau akibat yang terjadi pada khalayak setelah proses komunikasi terjadi, apakah efeknya positif atau negatif; (4) process of influence, menggali pertanyaan dengan mencakup aspek proses komunikasi yang dapat mempengaruhi khalayak (Anonim1, 2002).

G. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN SURVEI EVEKTIFITAS

PROMOSI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN 1. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Supranto (2003), metode pengambilan contoh dibagi menjadi dua, yaitu metode penarikan contoh probabilitas atau acak dan metode penarikan contoh non probabilitas. Metode pengambilan contoh probabilitas atau acak adalah suatu teknik sampling dimana pemilihan objek atau elemen dari populasi yang akan dimasukkan dalam sampel didasarkan atas nilai probabilitas. Setiap unsur dalam populasi mempunyai kesampatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan metode penarikan contoh non probabilitas/non acak adalah teknik sampling dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu.


(40)

2. Uji Kuesioner

Sebelum daftar kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan tertentu perlu ditambahkan atau dihilangkan, apakah responden dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu diubah dan apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan mengubah bahasa.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dua hal yang diuji adalah validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas berfungsi mengetahui hubungan atau korelasi antara pertanyaan dengan skor total, sedangkan uji reliabilitas mengujikan sekelompok pertanyaan apakah saling berhubungan dan konsisten dalam mengukur suatu konsep pertanyaan. Terdapat enam golongan validitas, yaitu validitas konstruk, isi, prediktif, eksternal, rupa dan validitas Budaya (Singarimbun dan Effendi, 1989). Pada penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Dari jenis pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner, maka validitas dan reliabilitas yang akan diuji pada penelitian ini dibatasi hanya pada penyusunan skala sikap (pendapat) responden terhadap poster. Menurut Pratisto (2004) uji validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : (1) Repetitive measurement (pengukuran secara berulang). Prinsipnya adalah dengan membandingkan hasil pengukuran pertama dengan hasil pengukuran kedua; (2) One shot (sekali ukur) sistem ini sering disebut juga dengan pengujian internal.

4. Uji Chi-Kuadrat

Menurut Siegel (1997), uji Chi-kuadrat merupakan suatu uji yang digunakan untuk menetapkan signifikasi perbedaan-perbedaan antar dua kelompok yang independen.


(41)

Hipoteses dapat diuji dengen formula sebagai berikut :

χ2 = Σ (Oij – Eij)2

Eij

Dimana : χ2 = nilai Chi-kuadrat, r = jumlah baris, k = jumlah kolom Oij = frekuensi pengamatan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j Eij = frekuensi harapan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j

Untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan bagi masing-masing sel (Eij), jumlah total baris dan total kolom pada sel tertentu dikalikan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel (N). Hipoteses yang digunakan adalah Ho = kedua peubah bersifat bebas, H1 = kedua peubah saling berhubungan. Hipotesis nol ditolak jika nilai χ2 yang diperoleh lebih dari atau sama dengan nilai kritis Chi-kuadrat dari tabel dan sebaliknya diterima bila nilai χ2 kurang dari nilai kritis Chi-kuadrat tabel. Derajat bebas (db) yang digunakan dihitung dengan rumus db = (k-1) (r-1) dan digunakan selang kepercayaan 95% (Wahid, 2003).

5. Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi (θ) digunakan untuk mengatur kekuatan hubungan antar variabel (Rangkuti, 1997). Untuk menentukan kuat lemahnya korelasi digunakan batasan Champion yaitu : (1) 0.00-0.25 menunjukkan hubungan lemah; (2) 0.26-0.50 menunjukkan hubungan yang agak lemah; (3) 0.51-0.75 menunjukkan hubungan yang agak kuat; (4) 0.76-1.00 menunjukkan hubungan yang kuat.

6. Korelasi Spearment

Korelasi adalah salah satu teknik statistika yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif, juga untuk menguji apakah hubungan antara dua variabel tersebut bersifat berbanding lurus atau berbanding terbalik, atau bahkan tidak mempunyai hubungan sama sekali (Sulaiman, 2002).


(42)

Untuk kriteria penggolongan nilai korelasi dapat dilihat pada Tabel 3, berdasarkan Young, 1982 dalam Sulaiman, 2002.

Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi*

No Interval Kriteria

1 < 0.20 Dapat diabaikan 2 0.20 – < 0.40 Korelasi rendah 3 0.40 – < 0.70 Hubungan substansial 4 0.70 – 1.00 Derajat asosiasi tinggi Ket * Young 1982 : 317 dalam Sulaiman 2002.


(43)

III METODOLOGI

A. KEGIATAN MAGANG

Kegiatan magang oleh penulis dilakukan selama 4 bulan (Februari - Mei 2005) pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan pangan (SPKP) Badan POM RI. Kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Pengumpulan dan Penyusunan Materi Promosi Keamanan Pangan. Materi promosi keamanan pangan yang disusun antara lain berupa tanya jawab untuk siaran di radio dan televisi. Materi diperoleh dari kliping berita koran, internet maupun bahan pustaka yang ada di perpustakaan Direktorat SPKP.

2. Penyusunan Alamat Kantor Media Massa.

Penyusunan alamat kantor media massa dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan kerjasama dengan media massa dalam rangka kegiatan promosi keamanan pangan dimasa yang akan datang. Sebelumnya terlebih dahulu dilakukan identifikasi nama, alamat, nomor telpon dan faksimail media massa dengan memeriksa dokumen arsip dan pencarian melalui internet.

3. Pembuatan Poster Percakapan tentang Keamanan Pangan.

Poster percakapan tentang keamanan pangan dibuat dalam bentuk kartun, yang berisikan pesan-pesan keamanan pangan dengan sasaran audience anak-anak.

4. Pemantauan Penempelan Poster.

Pemantauan penempelan dilakukan untuk mengetahui keberadaan poster yang telah dikirimkan ke tiga lokasi supermarket di Jakarta (masing-masing 100 poster). Pemantauan dilakukan melalui telpon


(44)

(untuk kantor pusat supermarket yang berlokasi jauh dari kantor Badan POM RI) dan mengadakan kunjungan langsung ke lokasi (bagi kantor pusat supermarket yang berlokasi tidak terlalu jauh dari kantor Badan POM RI) .

5. Mengkoordinasi Penyebarluasan Poster Pesan Keamanan Pangan. Koordinasi penyebarluasan poster Pesan Keamanan Pangan dilakukan dengan partisipasi beberapa senat dan himpunan mahasiswa Teknologi Pangan, agar poster bisa disosialisasikan dan disebarluaskan dalam lingkungan kampus masing-masing.

6. Pembuatan Konsep software untuk Melacak Lokasi Penyebaran Poster.

Sebagai pengendali di Direktorat SPKP diperlukan data base telah sejauh mana poster, sebagai salah satu sarana (alat bantu) dalam mempromosikan keamanan pangan terdistribusi di masyarakat. Pembuatan data base dapat dilakukan dengan software yang dirancang secara khusus, untuk memasukkan data, operator hanya mengetik data (entri) dan secara otomatis data telah masuk ke daftar data base penyebaran poster. Sehingga dibuatlah konsep software pelacakan lokasi penyebaran poster bersama seorang programer di kantor Direktorat SPKP.

B. SURVEI EFEKTIVITAS POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN

1. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survei kepada responden poster pesan keamanan pangan menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung di lapangan. Lokasi pengambilan sampel di kota Bogor dengan terlebih dahulu dilakukan penyebaran dan penempelan poster sebelum dilakukan survei.


(1)

Lampiran 15. 2. Judul Buku yang Diterbitkan Direktorat dan Jurnal Langganan

yang ada di Perpustakaan

No

Judul

1 Kebijakan dan Program Nasional Keamanan Pangan Industri Rumah

Tangga

2

Pengetahuan Bahan Pangan

3 Mikrobiologi

Pangan

4

Prinsip Pengawetan dan Pengolahan Pangan

5

Pengemasan, Penyimpanan, dan Pelabelan

6

Higiene dan Sanitasi Pengolahan

7

Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga

8

Tujuh Alat Bantu untuk Program Peningkatan Mutu

9

Teknologi Pengolahan Pangan

10

Contoh Kasus Keberhasilan Program Perbaikan Mutu

11 Mikroba

Patogen

12

Pengeringan Bahan Pangan

13

Sistem Jaminan Mutu Pangan

14 Mutu

Pangan

15 Analisis Mutu Pangan

16

Perencanaan, Pengadaan, Peningkatan Mutu

17 Teknik

Presentasi

18

Manajemen dan Evaluasi Pelatih

19

Klasifikasi Bahan Pangan Berdasarkan Risiko Pangannya

20

Pengendalian Keamanan Pangan

21

Pengetahuan Bahan Pangan Hewani

22 Keamanan

Pangan

23

Good Practice

dalam Rantai Pangan

24

Sertifikasi Produksi Pangan

25

Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP

26

Peraturan di Bidang Pangan

27

Bahan Tambahan Pangan

28

Dasar Komunikasi dan Penyuluhan

29 Pengembangan

Usaha

30

Keputusan Kepala Badan No. HK.00.05.5.1639

31

Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.5.1640

32

Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.5.1641

insip Analisis Risiko

insip Kajian Risiko Mikrobiologis secara Kualitatif

insip Kajian Risiko Mikrobiologis secara Kuantitatif

Kajian Kuantitatif terhadap Risiko Mikrobiologis :

Listeria monocytogenes


(2)

Kajian Kuantitatif terhadap Risiko Mikrobiologis : Kontaminasi Silang

Campylobacter jejuni

pada Pangan Siap Santap Melalui Permukaan

Peralatan Pengolahan

Lampiran 15. 2. Judul Buku yang Diterbitkan Direktorat dan Jurnal Langganan

yang ada di Perpustakaan (Lanjutan)

No

Judul

Kajian Risiko Bahan Tambahan Pangan : Studi Kasus Penggunaan Pemanis

Aspartam

plikasi Kajian Risiko.

Keamanan Pangan

41

Bahaya Jajan Sembarangan

42

Higiene Karyawan

43

Pemberantasan Hama, Sanitasi, Tempat, dan Peralatan

44

Penanganan dan Penyimpanan Bahan Pangan

45

Piagam Bintang Satu untuk Keamanan Pangan

46

Piagam Bintang Dua untuk Keamanan Pangan

47

Piagam Bintang Tiga untuk Keamanan Pangan

No

Nama Jurnal dan Buletin yang ada di Perpustakaan Direktorat SPKP

1

Info Konsumen (majalah)

2

Food Industri Asia pasific

3

Food Pasific Manufacturing

4

Food Ingredients

5

Food Industry

6

Food and baverage

7

Farmacia

8

International Food Ingredients

9

Jurnal Teknologi Pangan

10

Jurnal Mikrobiologi Indonesia

11

Tekno Pangan Agroindustri


(3)

Chi-Square Tests

3,088a 2 ,214

3,115 2 ,211

,136 1 ,713

160 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,61.

a.

Chi-Square Tests

,419b 1 ,517

,214 1 ,644

,423 1 ,516

,581 ,323

,417 1 ,519

160 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,75. b. Symmetric Measures ,051 ,517 160 Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis.

a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Chi-Square Tests

2,287b 1 ,130

1,728 1 ,189 2,352 1 ,125

,166 ,093 2,273 1 ,132

160 Pearson Chi-Squa Continuity Correctia

Likelihood Ratio Fisher's Exact Tes Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected 13,82. b. Symmetric Measures ,138 ,214 160 Contingency Coef Nominal by Nom

N of Valid Cases

Value Approx. Sig

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the b.

Symmetric Measures

,119 ,130

160 Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Lampiran 16. Hasil Perhitungan

Chi square

dengan SPSS untuk Gender

Lampiran 16. 1. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat

mereka mengenai kegiatan promosi yang sebaiknya dilakukan

GENDER * KEG Crosstabulation

38 26 3 67

56,7% 38,8% 4,5% 100,0%

23,8% 16,3% 1,9% 41,9%

60 25 8 93

64,5% 26,9% 8,6% 100,0%

37,5% 15,6% 5,0% 58,1%

98 51 11 160

61,3% 31,9% 6,9% 100,0%

61,3% 31,9% 6,9% 100,0%

Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki 2 GENDER Total Pemberitahua n melalui media massa secara terus menerus Mengenalkan secara langsung, peragaan pada acara2 tertentu Ajakan untuk menjaga KP dengan pemberian hadiah KEG Total

Lampiran 16. 2. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan

pengetahuan mereka akan keberadaan badan pengawas obat dan makanan Republik

Indonesia

GENDER * TAHU Crosstabulation

52 15 67

77,6% 22,4% 100,0%

32,5% 9,4% 41,9%

68 25 93

73,1% 26,9% 100,0% 42,5% 15,6% 58,1%

120 40 160

75,0% 25,0% 100,0% 75,0% 25,0% 100,0% Count

% within GENDER % of Total Count

% within GENDER % of Total Count

% within GENDER % of Total laki-laki 2 GENDER Total ya tidak TAHU Total

Lampiran 16. 3. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin dengan pengetahuan adanya

kampanye penyebarluasan poster KP

GENDER * TEMPEL Crosstabulation

57 10 67

85,1% 14,9% 100,0%

35,6% 6,3% 41,9%

70 23 93

75,3% 24,7% 100,0% 43,8% 14,4% 58,1%

127 33 160

79,4% 20,6% 100,0% 79,4% 20,6% 100,0% Count

% within GENDE % of Total Count % within GENDE % of Total Count % within GENDE % of Total laki-laki 2 GENDER Total ya tidak TEMPEL Total


(4)

Chi-Square Tests

,579a 2 ,749

,601 2 ,740

,087 1 ,768

160 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,93.

a.

Chi-Square Tests

12,017a 4 ,017 13,643 4 ,009 2,898 1 ,089

160 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,86.

a.

Chi-Square Tests

3,366a 2 ,186

3,377 2 ,185

,680 1 ,410

160 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,19.

a.

Symmetric Measures

,144 ,186

160 Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Symmetric Measures

,060 ,749 160

Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Lampiran 16. 4. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan tingkat

pemahaman mereka terhadap pesan yang disampaikan pada poster

GENDER * PAHAM Crosstabulation

47 18 2 67

70,1% 26,9% 3,0% 100,0% 29,4% 11,3% 1,3% 41,9%

65 23 5 93

69,9% 24,7% 5,4% 100,0% 40,6% 14,4% 3,1% 58,1%

112 41 7 160

70,0% 25,6% 4,4% 100,0% 70,0% 25,6% 4,4% 100,0% Count

% within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki 2 GENDER

Total

bisa

memahami cukup tidak mengerti PAHAM

Total

Lampiran 16. 5. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan kondisi

mereka setelah melihat poster Pesan Keamanan Pangan

GENDER * KONDISI Crosstabulation

1 19 13 17 17 67

1,5% 28,4% 19,4% 25,4% 25,4% 100,0%

,6% 11,9% 8,1% 10,6% 10,6% 41,9%

13 30 13 11 26 93

14,0% 32,3% 14,0% 11,8% 28,0% 100,0%

8,1% 18,8% 8,1% 6,9% 16,3% 58,1%

14 49 26 28 43 160

8,8% 30,6% 16,3% 17,5% 26,9% 100,0%

8,8% 30,6% 16,3% 17,5% 26,9% 100,0%

Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki

2 GENDER

Total

sadar tahu tertarik memahami meyakini KONDISI

Total

Symmetric Measures

,264 ,017

160 Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Lampiran 16. 6. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat

mereka mengenai mudah atau tidaknya pesan keamanan itu dilaksanakan

GENDER * DILAKUKN Crosstabulation

30 34 3 67

44,8% 50,7% 4,5% 100,0% 18,8% 21,3% 1,9% 41,9%

52 34 7 93

55,9% 36,6% 7,5% 100,0% 32,5% 21,3% 4,4% 58,1%

82 68 10 160

51,3% 42,5% 6,3% 100,0% 51,3% 42,5% 6,3% 100,0% Count

% within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki

2 GENDER

Total

mudah sedang tidak DILAKUKN


(5)

Chi-Square Tests

5,184a 3 ,159

5,499 3 ,139 4,803 1 ,028

160 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,51.

a.

Chi-Square Tests

4,326a 2 ,115

4,961 2 ,084 2,980 1 ,084

160 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,77.

a.

Symmetric Measures

,162 ,115 160

Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis.

a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Symmetric Measures

,177 ,159 160

Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Lampiran 16. 7. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan umpan balik

mereka setelah mengintepretasikan poster pesan keamanan pangan

GENDER * UMPBLK Crosstabulation

1 37 29 67

1,5% 55,2% 43,3% 100,0%

,6% 23,1% 18,1% 41,9%

8 53 32 93

8,6% 57,0% 34,4% 100,0%

5,0% 33,1% 20,0% 58,1%

9 90 61 160

5,6% 56,3% 38,1% 100,0%

5,6% 56,3% 38,1% 100,0%

Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki

2 GENDER

Total

tetap seperti sedia kala

meyakini benar tapi belum melaksan

akan

melakukan tindakan UMPBLK

Total

Lampiran 16. 8. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan alasan

mereka tidak bisa menjalankan apa yang tertulis dalam poster

GENDER * ALASAN Crosstabulation

1 6 22 38 67

1,5% 9,0% 32,8% 56,7% 100,0%

,6% 3,8% 13,8% 23,8% 41,9%

5 17 30 41 93

5,4% 18,3% 32,3% 44,1% 100,0%

3,1% 10,6% 18,8% 25,6% 58,1%

6 23 52 79 160

3,8% 14,4% 32,5% 49,4% 100,0%

3,8% 14,4% 32,5% 49,4% 100,0%

Count % within GENDE % of Total Count % within GENDE % of Total Count % within GENDE % of Total laki-laki

2 GENDER

Total

keuangan terbatas terburu-buru

merepotkan (malas)

kondisi tidak memungkink

an ALASAN


(6)

Chi-Square Tests

2,635b 1 ,105

1,795 1 ,180 2,841 1 ,092

,156 ,088 2,619 1 ,106

160 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,86.

b.

Chi-Square Tests

4,433a 2 ,109

5,073 2 ,079 3,570 1 ,059

160 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,77.

a.

Symmetric Measures

,164 ,109

160 Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Lampiran 16. 9. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan sikap

mereka menyebarluaskan pesan keamanan pangan kepada orang lain

GENDER * PROMOSI Crosstabulation

64 3 67

95,5% 4,5% 100,0%

40,0% 1,9% 41,9%

82 11 93

88,2% 11,8% 100,0%

51,3% 6,9% 58,1%

146 14 160

91,3% 8,8% 100,0%

91,3% 8,8% 100,0%

Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki

2 GENDER

Total

ya tidak

PROMOSI

Total

Symmetric Measures

,127 ,105

160 Contingency Coefficient Nominal by Nominal

N of Valid Cases

Value Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Lampiran 16. 10. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat

mereka tentang Keamanan Pangan

GENDER * PENDPAT Crosstabulation

1 19 47 67

1,5% 28,4% 70,1% 100,0%

,6% 11,9% 29,4% 41,9%

8 30 55 93

8,6% 32,3% 59,1% 100,0%

5,0% 18,8% 34,4% 58,1%

9 49 102 160

5,6% 30,6% 63,8% 100,0%

5,6% 30,6% 63,8% 100,0%

Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total laki-laki

2 GENDER

Total

tidak penting

masih ada hal yang lebih penting

sangat penting PENDPAT