Aspek Keuangan Analisa Kelayakan Pemberian Pembiayaan pada PT. XYZ

90 bulan, termasuk enam 6 bulan masa tenggang pembayaran angsuran pokok grace period. Tabel 7. Rencana investasi perusahaan No. Uraian Jumlah Rp 1. Penyediaan Lahan 1,574,100,000.0 2. Perencanaan dan Ijin 66,000,000.0 3. Pembangunan 3.1. Bangunan Pabrik dan Kantor 1,998,894,700.0 3.2. Bangunan Guest House 320,306,300.0 3.3. Rumah Jaga 31,985,300.0 Total 3,991,286,300.0 Gambar 12. Lokasi pabrik baru PT. XYZ Data keuangan PT. XYZ berdasarkan laporan keuangan home statement periode per 31-12-2008; 31-12-2009 dan 31-12-2010 seperti dimuat pada Tabel 8. Hasil pendapatan penjualan dari usaha pada tahun 2009 mengalami penurunan 4,9, antara lain karena dampak dari kondisi perekonomian global yang kurang kondusif, sehingga mempengaruhi penjualan ekspor PT. XYZ. Penjualan tahun 2010 mengalami peningkatan cukup nyata hingga mencapai 69,6. Peningkatan tersebut karena kondisi perekonomian mulai stabil dan permintaan ekspor sapu meningkat. Laba perusahaan tahun 2009 dan 2010 lebih rendah dibandingkan tahun 2008, disebabkan meningkatnya biaya penjualan, umum, administrasi dan operasional masing-masing 1,4 dan 6,5 dari tahun 2008 dan biaya penyusutan, serta biaya bunga kredit. Tabel 8. Labarugi perusahaan Desember Desember Desember 2008 2009 2010 a. Pendapatan 4,095.4 3,895.4 6,604.7 b. Pertumbuhan 5.1 4.9 69.6 c. Laba 409.7 283.2 336.8 d. Profit Margin c a 10.0 7.3 5.1 Sumber : PT. XYZ, 2011 Uraian LABA RUGI Pada Tabel 9, jumlah aktiva lancar menunjukkan tren yang meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas usaha, aktiva lancar didominasi oleh persediaan per 31-12-2010 Rp. 1.238,10 juta, yaitu persediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan persediaan barang siap jual. Hal ini disebabkan kebijakan perusahaan untuk persediaan untuk menunjang kelancaran proses produksi maka strategi perputaran persediaan lebih lama terutama bahan baku ijuk dan kayu. Jumlah aktiva tetap pada tahun 2010 meningkat Rp. 886,1 juta berupa pembelian kendaraan operasional, mesin-mesin dan renovasi bangunan pabrik di Telagasari, sehingga saldo akhir aktiva tetap per 31- 12-2010 sebesar Rp. 1.786,70 juta. Hutang lancar mengalami kecenderungan yang meningkat pada tahun 2010, hal ini disebabkan meningkatnya hutang usaha. Modal perusahaan meningkat setiap tahun, karena seluruh keuntungan ditanamkan kembali ke dalam usaha untuk memperkuat struktur permodalan. Total aset perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan tersebut karena dialokasikannya seluruh laba tahun berjalan ke dalam struktur modal perusahaan dan adanya peningkatan hutang dan harta tetap. Tabel 9. Neraca perusahaan Desember Desember Desember 2008 2009 2010 a. Aktiva Lancar 1,909.8 2,157.3 2,351.5 b. Aktiva Tetap 1,235.1 1,072.3 1,786.7 c. Total Harta a + b 3,144.9 3,229.6 4,138.2 d. Hutang Lancar 1,117.1 1,018.7 1,590.5 e. Hutang Jangka Panjang 100.0 0.0 0.0 f. Total Hutang d + e 1,217.1 1,018.7 1,590.5 g. Total Modal 1,927.8 2,211.0 2,547.7 h. Total Hutang + Modal f + g 3,144.9 3,229.6 4,138.2 Sumber : PT. XYZ, 2011 Uraian NERACA Pada Tabel 10 menunjukkan PT. XYZ per 31 Desember 2010 memiliki CR = 1,48 kali dan DER = 0,62 kali, dengan demikian telah memenuhi financial covenant yang ditentukan Bank dimana untuk CR minimal 1,0 kali dan DER maksimal 2,5 kali. Net Working Capital NWC per 31 Desember 2010 menunjukkan penurunan menjadi Rp. 761,03, karena meningkatnya hutang usaha menjadi Rp. 726,90 juta untuk pembelian bahan baku. Tabel 10. Rasio keuangan perusahaan Perputaran piutang tahun 2010 selama satu 1 hari. Perputaran piutang cukup singkat, karena perusahaan telah menetapkan kebijakan pembayaran secara tunai untuk pembeli domestik dan untuk pembeli di luar negeri dengan sistem pembayaran menggunakan Letter of Credit LC, sehingga pembayaran lebih terjamin. Pengendapan persediaan tahun 2010 selama 109 hari yang relatif lebih lama dari periode sebelumnya. Hal ini terjadi karena untuk mengantisipasi permintaan yang semakin meningkat. Lamanya pengendapan ini masih wajar, mengingat barang yang diproduksi merupakan barang tahan lama, namun penumpukan persediaan akan mengganggu perputaran modal kerja secara keseluruhan, karena menimbulkan dana tidak produktif. Investasi dilakukan pada awal tahun 2010. Penarikan dana investasi Tabel 11 dilakukan secara bertahap, karena pembangunan pabrik dilakukan selama enam 6 bulan. Tabel 11. Penarikan dana investasi Kredit investasi mulai ditarik sejak awal pembangunan proyek. Penarikan kredit tersebut sudah dikenakan biaya bunga yang disebut bunga selama periode konstruksi interest during construction atau IDC. Asumsi yang mendasari penyusunan arus kas adalah sesuai dengan Lampiran 4 sedangkan proyeksi arus kas ditunjukkan dalam Lampiran 3. Arus kas merupakan catatan atas penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode 12 bulan. Arus kas terdiri dari penerimaan kas arus kas masuk dan pengeluaran kas arus kas keluar. Dari proyeksi arus kas yang dilakukan untuk tujuh 7 periode sesuai jangka waktu pengembalian kredit, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan mampu mengembalikan kredit investasi yang diperoleh dari proceed yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa proyek bankable. Dengan asumsi peningkatan penjualan rata-rataan 15 per tahunnya, maka diproyeksikan perusahaan dapat mencapai laba bersih positif selama jangka waktu tujuh 7 tahun, sehingga menunjukkan perusahaan menguntungkan Tabel 12. Proyeksi neraca untuk tujuh 7 periode ke depan menunjukkan bahwa sampai dengan akhir tahun ke tujuh 7, fasilitas kredit investasi dapat diselesaikan Tabel 13. Harta lancar cenderung meningkat dari Rp. 1.916,99 juta pada tahun ke satu 1 menjadi Rp. 6.689,27 juta pada tahun ke tujuh 7. Peningkatan harta lancar yang sangat nyata ini terutama bersumber dari peningkatan kas kumulatif yang semakin besar. Tabel 12. Proyeksi laba – rugi Rp. juta 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 a. Penjualan bersih 7,710.40 8,866.96 10,197.00 11,726.55 13,485.54 15,508.37 17,834.62 b. Harga pokok penjualan 4,722.62 5,432.79 6,255.86 7,211.83 8,313.83 9,560.91 11,012.88 c. Biaya penjualan, umum dan administrasi 1,580.63 1,817.73 2,090.39 2,403.94 2,764.54 3,179.22 3,656.10 e. Laba operasional a + b + c 1,407.15 1,616.45 1,850.76 2,110.78 2,407.17 2,768.24 3,165.65 f. Biaya lainnya 45.00 13.10 13.10 13.10 - - - g. Biaya penyusutan 230.48 289.26 289.26 289.26 289.26 289.26 289.26 h. Laba sebelum bunga dan pajak e - f - g 1,131.67 1,314.09 1,548.40 1,808.42 2,117.91 2,478.98 2,876.39 i. Biaya bunga 437.20 538.66 422.36 302.86 228.83 140.40 37.69 j. Laba sebelum pajak h - i 694.46 775.43 1,126.04 1,505.56 1,889.08 2,338.58 2,838.70 k. Pajak pendapatan 208.34 232.63 337.81 451.67 566.73 701.58 851.61 l. Laba bersih setelah pajak j - k 486.12 542.80 788.23 1,053.89 1,322.36 1,637.01 1,987.09 Sumber : Data primer data diolah kembali Uraian 0,0 2.000,0 4.000,0 6.000,0 8.000,0 10.000,0 12.000,0 14.000,0 16.000,0 18.000,0 20.000,0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Ju ta Ru p ia h Tahun penjualan Laba bersih Gambar 13. Proyeksi penjualan dan laba bersih PT. XYZ Total aktiva dan pasiva meningkat dari Rp. 7.464,49 juta pada tahun 2011 menjadi Rp. 10.501,22 juta Tabel 13. Tabel 13. Proyeksi neraca Rp. juta Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kas dan bank 573.98 573.98 573.98 1,059.57 2,103.71 3,389.40 5,110.19 Persediaan 1,034.59 1,086.43 1,067.61 1,269.83 1,180.36 1,035.46 865.70 Biaya dibayar dimuka 308.42 354.68 407.88 469.06 539.42 620.33 713.38 Total Harta Lancar a 1,916.99 2,015.09 2,049.47 2,798.46 3,823.49 5,045.19 6,689.27 Harta tetap bersih 5,547.51 5,258.25 4,968.99 4,679.73 4,390.47 4,101.21 3,811.95 Total Harta Tetap b 5,547.51 5,258.25 4,968.99 4,679.73 4,390.47 4,101.21 3,811.95 Total Harta a + b 7,464.49 7,273.34 7,018.46 7,478.19 8,213.96 9,146.40 10,501.22 Kredit bank jangka pendek Bank ABC 1,258.04 819.07 125.82 0.00 0.00 0.00 0.00 Hutang usaha 62.60 67.61 77.75 89.41 102.83 118.25 135.99 Bagian lancar hutang jangka panjang Bank AB 300.00 360.00 480.00 600.00 720.00 650.00 0.00 Total Hutang Lancar c 1,620.64 1,246.68 683.58 689.41 822.83 768.25 135.99 Kredit bank jangka panjang Bank ABC 2,810.00 2,450.00 1,970.00 1,370.00 650.00 0.00 0.00 Total Hutang Jangka Panjang d 2,810.00 2,450.00 1,970.00 1,370.00 650.00 0.00 0.00 Total Hutang c + d 4,430.64 3,696.68 2,653.58 2,059.41 1,472.83 768.25 135.99 Modal disetor 300.00 300.00 300.00 300.00 300.00 300.00 300.00 Laba ditahan 2,247.73 2,733.85 3,276.66 4,064.88 5,118.78 6,441.13 8,078.14 Laba periode berjalan 486.12 542.80 788.23 1,053.89 1,322.36 1,637.01 1,987.09 Total Modal e 3,033.85 3,576.66 4,364.88 5,418.78 6,741.13 8,378.14 10,365.23 Total Hutang dan Modal d + e 7,464.49 7,273.34 7,018.46 7,478.19 8,213.96 9,146.39 10,501.22 Sumber : Data primer data diolah kembali Perbandingan harta lancar dibandingkan denga hutang lancar CR selama periode proyeksi semakin membaik, yaitu 1,18 kali 2011 menjadi 49,19 kali pada periode 2017 Tabel 14. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan likuid. Perbandingan antara hutang dengan modal DER selama periode proyeksi semakin membaik dengan kecenderungan nilai DER yang menurun dari 1,46 kali pada periode 2011 menjadi 0,01 kali pada periode 2017, maka perusahaan dinilai solvable. Proyeksi ratio arus kas yaitu Earning Before Interest, Tax and Depreciation EBITDA per total hutang menunjukkan kecenderungan semakin baik pada selama tujuh 7 periode. Ratio profitabilitas yaitu Earning After Tax EAT per penjualan kecenderungan meningkat, menunjukkan kemampuan perusahaa mendapatkan laba semakin baik dengan berkembangnya perusahaan. Tabel 14. Proyeksi Rasio keuangan Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Current Ratio X 1.18 1.62 3.00 4.06 4.65 6.57 49.19 Debt Equity Ratio X 1.46 1.03 0.61 0.38 0.22 0.09 0.01 EBITDADEBT 84.05 128.61 268.83 304.27 292.55 360.33 2,327.87 Profit Margin 6.30 6.12 7.73 8.99 9.81 10.56 11.14 Hasil perhitungan NPV Tabel 15 dengan perhitungan bunga modal cost of capital diasumsikan 13,50 bunga kredit investasi memperoleh nilai NPV positif Rp. 831,16 juta, maka proyek layak dilaksanakan. Tabel 15. Perhitungan NPV Tahun EAT Penyusutan Proceeds DF Nilai sekarang Rp. Juta 13,50 Rp. juta 1 2 3 = 1+2 4 5 = 3 x 4 1 486.12 117.56 603.68 0.88106 531.88 2 542.80 117.56 660.36 0.77626 512.61 3 788.23 117.56 905.79 0.68393 619.50 4 1,053.89 117.56 1,171.45 0.60258 705.90 5 1,322.36 117.56 1,439.92 0.53091 764.47 6 1,637.01 117.56 1,754.57 0.46776 820.72 7 1,987.09 117.56 2,104.65 0.41213 867.38 a. PV dari Proceeds 4,822.45 b. PV dari Outlays total investasi 3,991.29 c. Nilai NPV a - b 831.16 EAT Earning After Tax IRR diperoleh 18,63, yang berarti lebih besar daripada biaya modalnya tingkat bunga modal 13,50, maka proyek dinilai layak untuk dilaksanakan. Perhitungan Pay Back Period PBP berguna untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi dengan total nilai sekarang arus kas yang akan dihasilkan. Pada Tabel 16 terlihat bahwa akumulasi nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan hingga akhir tahun ke enam 6 masih negatif. Akumulasi PV arus kas mulai positif pada tahun ke tujuh 7. Tabel 16. Perhitungan PBP Rp. juta Outlays 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PV Proceeds 531.88 512.61 619.50 705.90 764.47 820.72 867.38 Akumulasi PV 3,991.29 -3,459.41 -2,946.79 -2,327.30 -1,621.40 -856.93 -36.21 831.16 Dengan PV proceeds Rp. 867,38 juta pada akhir tahun ke tujuh 7, dan akumulasi PV negatif Rp. 36,21 juta pada tahun ke enam 6, maka untuk menutupi kekurangan arus kas bersih sampai dengan tahun ke enam 6 tersebut dibutuhkan waktu selama satu 1 bulan. Hasil ini diperoleh dengan membagi akumulasi PV tahun ke enam - Rp. 36,21 juta dengan PV proceeds tahun ke tujuh Rp. 867,38 juta, sehingga dapat disimpulkan bahwa PBP akan diperoleh pada 6 tahun 1 bulan. Nilai PBP yang diperoleh lebih cepat jika dibandingkan dengan jangka waktu kredit investasi 7 tahun, sehingga investasi dinilai layak dilaksanakan. Tabel 17 menunjukkan perhitungan BEP pada perusahaan. Hubungan antara biaya dan penjualan dapat dilihat pada Gambar 14. Tabel 17. Proyeksi perhitungan BEP usaha sapu PT. XYZ 0,0 2.000.000.000,0 4.000.000.000,0 6.000.000.000,0 8.000.000.000,0 10.000.000.000,0 12.000.000.000,0 14.000.000.000,0 16.000.000.000,0 18.000.000.000,0 20.000.000.000,0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Jut a R up ia h Tahun Penjualan BEP Rp Total biaya TVC TFC Gambar 14. Hubungan antara biaya dengan penjualan dan BEP Dari data tersebut terlihat bahwa untuk memperoleh keuntungan, harga jual per unit minimal harus melebihi Rp. 13.634,- 2011, Rp. 13.628,- 2012, Rp. 13.451,- 2013, Rp. 13.293,- 2014, Rp. 13.207,- 2015, Rp. 13.137,- 2016 dan Rp. 13.085,- 2017. Jumlah penjualan untuk mencapai BEP masing-masing berturut-turut sebesar 355.892 unit 2011, 408.799 unit 2012, 452.043 unit 2013, 502.738 unit 2014, 567.945 unit 2015, 643.810 unit 2016 dan 732.751 unit 2017. Net BC ratio merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Berdasarkan analisis perhitungan Net BC ratio diperoleh nilai Net BC ratio 1,20. Nilai Net BC ratio lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa investasi layak untuk dilaksanakan.

6. 6 C’s analysis

Analisa yang dilakukan terhadap permohonan tambahan Kredit Investasi PT. XYZ berdasarkan penilaian terhadap 6C : a. Character Character key person perusahaan dinilai baik, cukup terbuka dalam memberikan informasi mengenai kondisi usaha dan kewajiban kepada Bank dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. b. Capital Rencana pembangunan pabrik dengan biaya pembangunan Rp. 3.991.286.300,- Tabel 5 dan sumber pendanaan dari modal sendiri Rp. 801.286.300,- 20 dan kredit bank Rp. 3.190.000.000,- 80. c. Capacity Kemampuan capacity key person dalam menjalankan usahanya dinilai mampu yang didukung oleh pengalaman sejak tahun 1993 ± 18 tahun. d. Collateral Barang-barang yang diserahkan PT.XYZ sebagai agunan kredit dinilai cukup dan dapat menutup fasilitas kreditnya. e. Condition of Economy Prospek usaha industri sapu saat ini dan untuk masa mendatang dinilai cukup baik, mengingat sifat barang merupakan barang yang penggunaannya cepat aushabis, sehingga dalam waktu yang tidak lama barang ini harus diganti. Prospek ini juga didukung dengan telah dikuasainya jalur pemasaran yaitu telah dipunyainya langgananbuyer tetap. Keberadaan PT. XYZ juga memperoleh manfaat bagi masyarakat sekitar lokasi usaha yaitu ikut menciptakan lapangan kerja dan menunjang pembangunan sosial di daerah setempat. f. Constraint Hambatan yang mungkin timbul adalah fluktuasi nilai tukar rupiah dan kebijakan negara tujuan ekspor, hal tersebut dapat diatasi dengan mempelajari regulasi negara tersebut. PT. XYZ saat ini tidak hanya tergantung pada pelanggan luar negeri, tetapi pemasaran produk telah merambah pasar domestik sejak tahun 2008.

C. Strategi Pengembangan Usaha Sapu

Berdasarkan kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik perusahaan sejenis di daerah Karawang, dapat diidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan perusahaan dan pengembangan usaha Sapu di Karawang. Hasil identifikasi faktor-faktor internal didapatkan total skor pembobotan seperti tercantum dalam Lampiran 5. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategik internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, maka dapat diperoleh total skor nilai seperti terlihat pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan diakui sebagai faktor paling penting dalam kegiatan produksi dengan bobot 0,101 dan rating 4, sehingga skor nilai yang diperoleh 0,402. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan merupakan