Kelayakan Usaha Financing Feasibility Analysis and Strategy of Enterprise Development Broom at Karawang

2. Aspek Pemasaran Analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran pada suatu usaha, ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang Husnan dan Suwarsono, 1991 : a Potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa mendatang. Permintaan dan penawaran produk pada masa mendatang, dihitung menggunakan metode peramalan; b Pangsa pasar yang dapat diserap oleh usaha tersebut dari keseluruhan pasar potensial, serta perkembangan pangsa pasar tersebut dimasa mendatang; dan c Jenis strategi bauran pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dari unit usaha dalam rangka untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran Kotler, 1997. Pada dasarnya, strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan peubah- peubah seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, unsur bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat unsur yang dikenal dengan 4 P four P, yaitu Product produk, price harga, place tempat dan promotion promosi Tjiptono, 1997. a. Strategi Produk Strategi produk didefinisikan sebagai suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan berkaitan dengan produk yang dipasarkan Tjiptono, 1997. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan lebih unggul dari para pesaingnya. Pengertian produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan, karena produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Produk dapat mencakup sesuatu benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun ide. Lima 5 komponen yang terdapat pada produk formal adalah desain atau bentuk coraknya, daya tahan atau mutu, daya tarik atau keistimewaan, pengemasan atau bungkus dan nama merek atau brand name. b. Strategi Harga Strategi Harga adalah satu-satunya strategi yang menghasilkan pendapatan penjualan bagi perusahaan Tjiptono, 1997. Strategi ini meliputi memilih metode penetapan harga produk, memodifikasi harga yang sudah ada, serta memprakarsai dan menanggapi perubahan harga. Tujuan dari strategi harga adalah mempertahankan pangsa harga, mencapai keuntungan maksimum dan mencapai pertumbuhan penjualan yang tinggi. Sebelum penetapan harga dilakukan, perusahaan harus menentukan apa yang ingin dicapai dari produk yang dipasarkannya, dengan mempertimbangkan faktor pelanggan, pesaing dan biaya produksi. c. Strategi Distribusi Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim dan menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen Tjiptono, 1997. Dalam pendistribusian ini dibutuhkan penyalur-penyalur, baik milik perusahaan itu sendiri maupun yang bukan milik perusahaan. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi ada beberapa macam, di antaranya agen, penyalur, distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di luar negeri. Dalam hal ini, perusahaan harus mengerti berbagai jenis pengecer, pedagang grosir dan perusahaan distribusi fisik. d. Strategi Promosi Promosi merupakan suatu kegiatan menentukan dalam meningkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan produk. Promosi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengkonsumsikan keistimewaan produk yang akan dipasarkan, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut Kotler, 1997. Kegiatan promosi tidak boleh terhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi perlu dilanjutkan agar konsumen menjadi tertarik dan kemudian membeli produk tersebut. Alat-alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu produk ada beberapa macam Kotler, 1997, yaitu a Iklan surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain, b Promosi penjualan memberikan contoh produk kepada calon konsumen atau demonstrasi di tempat yang ramai, c Publisitas, d Personal selling door to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling. 3. Aspek Sosial Aspek sosial, yaitu berkenaan dengan dampak sosial dari usaha Sapu milik PT. XYZ, seperti pengaruh terhadap lingkungan dan pemerataan pendapatan. 4. Aspek Keuangan Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa mendatang Sartono, 1997. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio arus kas dan rasio profitabilitas. Selain itu, analisis keuangan juga dapat dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan kriteria-kriteria investasi, yaitu Net Present Value NPV, Pay Back Period PBP, Break Even Point BEP, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan berjangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan Sartono, 1997. b. Rasio Kas Rasio kas menunjukkan sejauhmana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. Perputaran total aktiva, menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini ditentukan oleh perputaran unsur aktiva itu sendiri Sartono, 1997. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, akan tetapi profitabilitas profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan Sartono, 1997. d. NPV NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Kriteria NPV Gittenger, 1986 sebagai berikut : 1 NPV 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan. 2 NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan 3 NPV 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan. e. PBP PBP merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal Newman, 1990. PBP juga merupakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar atau sama dengan satu 1, proyek tersebut dapat dijalankan. f. BEP BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung, sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan laba Sutojo, 1993. g. Net BC Net BC merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai net BC 1, maka proyek layak dilaksanakan, tetapi jika nilai BC 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan Gittenger, 1986. h. IRR Presentase keuntungan yang diperoleh atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi NPV sama dengan nol disebut IRR. Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan Gray, 1992. Dalam pemberian kredit, bank akan melakukan analisa terhadap calon debitur. Dalam analisa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan formulasi 4 P’s, yaitu : a. Personality Bank perlu mengetahui dengan sebaik-baiknya tentang diri pribadi calon debitur, terutama yang menyangkut pendidikan, pergaulan dan kebiasaannya. Dengan diketahuinya kepribadian calon debitur itu layak untuk diberikan fasilitas kredit. b. Purpose Bank perlu menganalisa tentang keperluan kredit yang diajukan oleh calon debitur, agar dapat diketahui apakah keperluan kredit tersebut dapat dibiayai oleh bank yang bersangkutan sesuai dengan sektor pembiayaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. c. Prospect Melalui perkembangan usaha calon debitur selama beberapa waktu yang lalu, bank akan dapat mengetahui perkiraan perkembangan usaha calon debitur di masa mendatang, apakah usahanya akan semakin meningkat atau malah sebaliknya, terutama setelah kredit diberikan. d. Payment Analisa yang penting khususnya terhadap permohonan kredit modal kerja adalah seberapa besar kemampuan calon debitur didalam membayar kembali kredit yang diberikan kepadanya. Kemampuan membayar ini dapat ketahui oleh bank dari analisa prospek, serta kemampuan di dalam perdagangan dan mengatasi persaingan. Selain formulasi 4 P’s tersebut, hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya 6 C’s analysis Rivai dan Permata, 2006, yaitu : a. Character Character adalah keadaan wataksifat dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana itikadkemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya willingness to pay sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. b. Capital Capital adalah jumlah danamodal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Kemampuan modal sendiri akan merupakan benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat goncangan dari luar, misalkan jika terjadi kenaikan suku bunga, komposisi modal sendiri inipun perlu ditingkatkan. c. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana calon debitur mampu mengembalikan atau melunasi kewajibannya ability to pay secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. d. Collateral Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Agunan tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauhmana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan dan status hukumnya. e. Condition of Economy Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran perusahaan dan calon debitur. f. Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalkan pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara.

B. Strategi Pengembangan Usaha

Menurut Chandra 2001 strategi korporat untuk pasar baru dapat terbagi atas beberapa alternatif, yaitu : 1. Strategi pengembangan pasar market development strategy, yaitu strategi yang berusahan menawarkan produk saat ini kepada pasar baru. Alternatif ini dipilih jika pasar saat ini sudah stagnan atau peningkatan pangsa pasar sudah sulit dilakukan, karena pangsa pasar yang sudah sangat tinggi atau karena pesaing sudah sangat kuat. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi pemakaian baru atau pemakai baru. 2. Strategi ekspansi baru market expansion strategy, yaitu berekspansi ke pasar geografis baru. Cara yang dilakukan adalah dengan membuka pasar di daerah baru. 3. Strategi diversifikasi diversification strategy, yaitu strategi mengembangkan produk baru untuk pasar baru. Situasi ini diterapkan jika sudah tidak ada lagi peluang pertumbuhan untuk produk saat ini atau pasar saat ini, lingkungan pasar yang dilayani sudah tidak stabil dan berdampak pada fluktuasi penjualan atau laba. Menurut Kotler 1997, langkah-langkah pokok dalam pemasaran target adalah segmentasi pasar segmentation, penentuan pasar targeting dan penentuan posisi produk positioning. Segmentasi pasar adalah tindakan membagi-bagi pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menginginkan bauran produkpemasaran yang berlainan. Dalam tahap penentuan pasar, penjual memilih segmen pasar yang terbaik. Untuk melakukannya perusahaan harus mengevaluasi potensi laba masing- masing segmen, daya tarik struktural segmen, serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Pemilihan pasar ini akan menentukan pesaing perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap posisi pesaing dan memutuskan posisi terbaik bagi perusahaan. Kegunaan dari analisis ini adalah untuk mengetahui keunggulan perusahaan pesaing. Strategi penentuan posisi produk perusahaan dapat dipergunakan dalam penentuan strategi pemasaran perusahaan selanjutnya. Menurut Porter 2007, dalam menghadapi persaingan terdapat tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, yaitu : 1. Keunggulan biaya menyeluruh