maka perusahaan membutuhkan dukungan dana dari lembaga keuangan bank yang  dapat  membantu  pencapaian  tujuan  dari  perusahaan.  Peran  lembaga
keuangan,  perbankan  dalam  hal  ini  adalah  penyaluran  pembiayaan  dalam bentuk investasi maupun modal kerja.
Untuk  itu,  perusahaan  mengajukan  permohonan  kerjasama  dengan Bank ABC dalam rangka investasi perusahaan untuk mengembangkan industri
sapu  yang  didasari  dengan  pembuatan  studi  kelayakan  atas  investasi  yang akan  dilakukan  tersebut.  Maka  dari  itu  dilakukan  kajian  berjudul  Analisis
Kelayakan Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Sapu di Karawang.
B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan  hal  yang  telah  dijabarkan,  maka  permasalahan  yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.  Bagaimana  aspek  manajemen,  aspek  teknis  dan  produksi,  aspek pemasaran,  aspek  sosial  dan  aspek  keuangan  yang  dilakukan  oleh  PT.
XYZ dalam penyusunan kelayakan pembiayaan ? 2.  Bagaimana  kelayakan  pembiayaan  yang  disusun  oleh  PT.  XYZ  dapat
diterima oleh Bank ? 3.  Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha sapu di Karawang ?
C.  Tujuan
1.  Mengkaji  aspek-aspek  manajemen,  aspek  teknis  dan  produksi,  aspek pemasaran,  aspek  sosial  dan  aspek  keuangan  perusahaan  dalam
pelaksanaan penyusunan kelayakan pembiayaan. 2.  Menganalisis  kelayakan  pemberian  pembiayaan  pada  PT.  XYZ  menurut
ketentuan Bank. 3.  Menyusun strategi pengembangan usaha Sapu di Karawang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelayakan Usaha
Prospek  pengembangan  bisnis  dapat  dilihat  melalui  analisa  kelayakan usaha  dari  pendirian  usaha  tersebut  dan  hal  ini  diperlukan  dalam  pengambilan
keputusan  untuk  melakukan  investasi  selanjutnya.  Dalam  bentuk  yang  lebih umum  studi  kelayakan  usaha  bertujuan  untuk  memberikan  gambaran  kepada
pihak  yang  terkait  dengan  usaha  tersebut,  misalnya  investor,  kreditur  dan pemerintah.  Dengan  adanya  studi  ini  diharapkan  akan  diperoleh  gambaran
sampai  seberapa  jauh  pendirian  dan  pengembangan  usaha  tersebut  layak dilaksanakan  ditinjau  dari  berbagai  aspek  antara  lain  organisasi,  pemasaran,
teknikoperasi dan keuangan Zubir, 2006. Analisis  proyek  dilakukan  untuk  mengambil  keputusan  dalam
menentukan  pemilihan  investasi  yang  tepat  dari  berbagai  alternatif  yang  dapat dilaksanakan  Pramudya,  2006.  Menurut  Pramudya  2006,  yang  dimaksud
suatu  proyek  adalah  suatu  rangkaian  kegiatan  yang  menggunakan  sejumlah sumber  daya  untuk  memperoleh  manfaat.  Kegiatan  ini  membutuhkan  biaya
yang  diharapkan  akan  menghasilkan  keuntungan  dalam  jangka  waktu  tertentu. Untuk  mengurangi  kegagalan  pada  pendirian  suatu  proyek  bisnis,  diperlukan
suatu  perencanaan  secara  sistematis  dan  terpadu  melalui  serangkaian  kegiatan yang  pada  akhirnya  akan  mencerminkan  suatu  studi  kelayakan.  Pembahasan
unsur-unsur  pada  rencana  bisnis  akan  dicakup  dalam  pembahasan  aspek-aspek dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek
bisnis yang direncanakan. Aspek-aspek tersebut adalah :
1.  Aspek Manajemen Operasional Analisis  manajemen  operasional  perusahaan  meliputi  kebutuhan
tenaga  kerja,  bentuk  dan  struktur  organisasi  perusahaan.  Analisis kebutuhan  tenaga  kerja  didasarkan  pada  kebutuhan  pada  proses  produksi,
manajemen  dan  proses  administrasi.  Struktur  formal  organisasi  dapat membantu menjelaskan wewenang tugas dan tanggungjawab manajemen.
2.  Aspek Pemasaran Analisis  terhadap  aspek  pasar  dan  pemasaran  pada  suatu  usaha,
ditujukan  untuk  mendapatkan  gambaran  tentang  Husnan  dan  Suwarsono, 1991 : a Potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa mendatang.
Permintaan  dan  penawaran  produk  pada  masa  mendatang,  dihitung menggunakan metode peramalan; b Pangsa pasar yang dapat diserap oleh
usaha tersebut dari keseluruhan pasar potensial, serta perkembangan pangsa pasar  tersebut  dimasa  mendatang;  dan  c  Jenis  strategi  bauran  pemasaran
yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan. Strategi  pemasaran  adalah  logika  pemasaran  dari  unit  usaha  dalam
rangka untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri  dari  pengambilan  keputusan  tentang  biaya  pemasaran  perusahaan,
bauran  pemasaran  dan  alokasi  pemasaran  Kotler,  1997.  Pada  dasarnya, strategi  pemasaran  memberikan  arah  dalam  kaitannya  dengan  peubah-
peubah  seperti  segmentasi  pasar,  identifikasi  pasar  sasaran,  positioning, unsur  bauran  pemasaran  dan  biaya  bauran  pemasaran.  Bauran  pemasaran
terdiri  dari  empat  unsur  yang  dikenal  dengan  4  P  four  P,  yaitu  Product produk, price harga, place tempat dan promotion promosi Tjiptono,
1997. a.  Strategi Produk
Strategi  produk  didefinisikan  sebagai  suatu  strategi  yang dilaksanakan  oleh  suatu  perusahaan  berkaitan  dengan  produk  yang
dipasarkan  Tjiptono,  1997.  Strategi  produk  yang  tepat  akan menempatkan  perusahaan  dalam  suatu  posisi  persaingan  lebih  unggul
dari para pesaingnya. Pengertian  produk  tidak  dapat  dilepaskan  dengan  kebutuhan,
karena  produk  merupakan  sesuatu  yang  dapat  memenuhi  kebutuhan manusia.  Produk  dapat  mencakup  sesuatu  benda  fisik,  jasa,  prestise,
tempat, organisasi maupun ide. Lima 5 komponen yang terdapat pada produk  formal  adalah  desain  atau  bentuk  coraknya,  daya  tahan  atau
mutu,  daya  tarik  atau  keistimewaan,  pengemasan  atau  bungkus  dan nama merek atau brand name.
b.  Strategi Harga Strategi  Harga  adalah  satu-satunya  strategi  yang  menghasilkan
pendapatan  penjualan  bagi  perusahaan  Tjiptono,  1997.  Strategi  ini meliputi memilih metode penetapan harga produk, memodifikasi harga
yang sudah ada, serta memprakarsai dan menanggapi perubahan harga. Tujuan  dari  strategi  harga  adalah  mempertahankan  pangsa  harga,
mencapai  keuntungan  maksimum  dan  mencapai  pertumbuhan penjualan  yang  tinggi.  Sebelum  penetapan  harga  dilakukan,
perusahaan harus menentukan apa yang ingin dicapai dari produk yang dipasarkannya,  dengan  mempertimbangkan  faktor  pelanggan,  pesaing
dan biaya produksi. c.  Strategi Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh  pengusaha  untuk  menyalurkan,  menyebarkan,  mengirim  dan
menyampaikan  barang  yang  dipasarkan  kepada  konsumen  Tjiptono, 1997.  Dalam  pendistribusian  ini  dibutuhkan  penyalur-penyalur,  baik
milik  perusahaan  itu  sendiri  maupun  yang  bukan  milik  perusahaan. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi ada beberapa macam, di
antaranya  agen,  penyalur,  distributor,  pedagang  besar,  pengecer  dan perwakilan  dagang  di  luar  negeri.  Dalam  hal  ini,  perusahaan  harus
mengerti  berbagai  jenis  pengecer,  pedagang  grosir  dan  perusahaan distribusi fisik.
d.  Strategi Promosi Promosi  merupakan  suatu  kegiatan  menentukan  dalam
meningkatkan  nilai  penjualan  dan  pertumbuhan  produk.  Promosi menunjukkan  berbagai  kegiatan  yang  dilakukan  perusahaan  dalam
mengkonsumsikan  keistimewaan  produk  yang  akan  dipasarkan, membujuk  dan  mengingatkan  para  pelanggan  dan  konsumen  sasaran
untuk membeli produk tersebut Kotler, 1997. Kegiatan promosi tidak boleh terhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen
saja, akan tetapi perlu dilanjutkan agar konsumen menjadi tertarik dan kemudian membeli produk tersebut.
Alat-alat  yang  dapat  digunakan  untuk  mempromosikan  suatu produk  ada  beberapa  macam  Kotler,  1997,  yaitu  a  Iklan  surat
kabar,  majalah,  radio,  televisi,  dan  lain-lain,  b  Promosi  penjualan memberikan contoh produk kepada calon konsumen atau demonstrasi
di  tempat  yang  ramai,  c  Publisitas,  d  Personal  selling  door  to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling.
3.  Aspek Sosial Aspek  sosial,  yaitu  berkenaan  dengan  dampak  sosial  dari  usaha
Sapu  milik  PT.  XYZ,  seperti  pengaruh  terhadap  lingkungan  dan pemerataan pendapatan.
4.  Aspek Keuangan Analisis  keuangan  mencakup  analisis  rasio  keuangan,  analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa mendatang
Sartono,  1997.  Rasio  keuangan  yang  digunakan  adalah  rasio  likuiditas, rasio  arus  kas  dan  rasio  profitabilitas.  Selain  itu,  analisis  keuangan  juga
dapat  dilakukan  untuk  melihat  apakah  usaha  yang  dijalankan  tersebut layak atau tidak dengan kriteria-kriteria investasi, yaitu Net Present Value
NPV, Pay Back Period PBP, Break Even Point BEP, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR.
a.  Rasio Likuiditas Rasio  likuiditas  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk
memenuhi  kewajiban  keuangan  berjangka  pendek  tepat  pada waktunya.  Likuiditas  perusahaan  ditunjukkan  oleh  besar  kecilnya
aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan Sartono, 1997.
b.  Rasio Kas Rasio kas menunjukkan sejauhmana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan  aset  untuk  memperoleh  penjualan.  Perputaran  total aktiva,  menunjukkan  bagaimana  efektifitas perusahaan menggunakan
keseluruhan aktiva
untuk menciptakan
penjualan dan
mendapatkan  laba.  Tingkat  perputaran  ini  ditentukan  oleh  perputaran unsur aktiva itu sendiri Sartono, 1997.
c.  Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan  memperoleh  laba  baik  dalam  hubungannya  dengan penjualan,  aset  maupun  laba  bagi  modal  sendiri.  Semakin  tinggi
profitabilitas  berarti  semakin  baik,  akan  tetapi  profitabilitas  profit margin  sangat  dipengaruhi  oleh  harga  pokok  penjualan  Sartono,
1997. d.  NPV
NPV  menunjukkan  keuntungan  yang  akan  diperoleh  selama umur  investasi,  merupakan  jumlah  nilai  penerimaan  arus  tunai  pada
waktu  sekarang  dikurangi  dengan  biaya  yang  dikeluarkan  selama waktu tertentu. Kriteria NPV Gittenger, 1986 sebagai berikut :
1  NPV  0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan. 2  NPV  =  0,  maka  proyek  tidak  untung  dan  tetapi  juga  tidak  rugi
manfaat  diperoleh  hanya  cukup  untuk  menutupi  biaya  yang dikeluarkan  sehingga  pelaksanaan  proyek  berdasarkan  penilaian
subyektif pengambilan keputusan 3  NPV    0,  maka  proyek  rugi  dan  lebih  baik  untuk  tidak
dilaksanakan. e.  PBP
PBP  merupakan  waktu  yang  diperlukan  untuk  mengembalikan investasi  awal  Newman,  1990.  PBP  juga  merupakan  rasio
keuntungan  dan  biaya  dengan  nilai  sekarang.  Jika  nilai  perbandingan keuntungan  dengan  biaya  lebih  besar  atau  sama  dengan  satu  1,
proyek tersebut dapat dijalankan. f.  BEP
BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus  dicapai  untuk  melampaui  titik  impas.  Proyek  dikatakan  impas
jika  jumlah  hasil  penjualan  produknya  pada  suatu  periode  tertentu
sama  dengan  jumlah  biaya  yang  ditanggung,  sehingga  proyek tersebut  tidak  menderita  kerugian  tetapi  juga  tidak  memperoleh  laba.
Jika  hasil  penjualan  produk  tidak  dapat  melampaui  titik  ini,  maka proyek  yang  bersangkutan  tidak  dapat  memberikan  laba  Sutojo,
1993. g.  Net BC
Net  BC  merupakan  perbandingan  jumlah  nilai  bersih  sekarang yang positif dengan jumlah nilai  bersih sekarang  yang negatif. Angka
ini  menunjukkan  tingkat  besarnya  tambahan  manfaat  pada  setiap tambahan  biaya  sebesar  satu  satuan.  Jika  diperoleh  nilai  net  BC    1,
maka  proyek  layak  dilaksanakan,  tetapi  jika  nilai  BC    1,  maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan Gittenger, 1986.
h.  IRR Presentase keuntungan yang diperoleh atau investasi bersih dari
suatu  proyek,  atau  tingkat  diskonto  yang  dapat  membuat  arus penerimaan  bersih  sekarang  dari  investasi  NPV  sama  dengan  nol
disebut  IRR.  Jika  nilai  IRR  lebih  besar  dari  tingkat  diskonto,  maka proyek layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil
dari  tingkat  diskonto,  maka  proyek  tersebut  tidak  layak  untuk dilaksanakan Gray, 1992.
Dalam pemberian kredit, bank akan melakukan analisa terhadap calon debitur.  Dalam  analisa  tersebut  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan
formulasi 4 P’s, yaitu : a.  Personality
Bank  perlu  mengetahui  dengan  sebaik-baiknya  tentang  diri  pribadi  calon debitur,  terutama  yang  menyangkut  pendidikan,  pergaulan  dan
kebiasaannya.  Dengan  diketahuinya  kepribadian  calon  debitur  itu  layak untuk diberikan fasilitas kredit.
b.  Purpose Bank perlu menganalisa tentang keperluan kredit yang diajukan oleh calon
debitur,   agar   dapat   diketahui  apakah  keperluan  kredit  tersebut  dapat dibiayai oleh bank yang bersangkutan sesuai dengan sektor pembiayaan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. c.  Prospect
Melalui  perkembangan  usaha  calon  debitur  selama  beberapa  waktu  yang lalu,  bank  akan  dapat  mengetahui  perkiraan  perkembangan  usaha  calon
debitur  di  masa  mendatang,  apakah  usahanya  akan  semakin  meningkat atau malah sebaliknya, terutama setelah kredit diberikan.
d.  Payment Analisa yang penting khususnya terhadap permohonan kredit modal kerja
adalah  seberapa  besar  kemampuan  calon  debitur  didalam  membayar kembali  kredit  yang  diberikan  kepadanya.  Kemampuan  membayar  ini
dapat  ketahui  oleh  bank  dari  analisa  prospek,  serta  kemampuan  di  dalam perdagangan dan mengatasi persaingan.
Selain  formulasi  4  P’s  tersebut,  hal-hal  lain  yang  perlu  diperhatikan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya 6  C’s
analysis Rivai dan Permata, 2006, yaitu : a.  Character
Character adalah keadaan wataksifat dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi  maupun  dalam  lingkungan  usaha.  Kegunaan  dari  penilaian  ini
adalah  untuk  mengetahui  sampai  sejauhmana  itikadkemauan  nasabah untuk  memenuhi  kewajibannya  willingness  to  pay  sesuai  dengan
perjanjian yang telah ditetapkan. b.  Capital
Capital  adalah  jumlah  danamodal  sendiri  yang  dimiliki  oleh  calon nasabah.  Semakin  besar  modal  sendiri  dalam  perusahaan,  tentu  semakin
tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan  merasa  lebih  yakin  dalam  memberikan  kredit.  Kemampuan  modal
sendiri  akan  merupakan  benteng  yang  kuat,  agar  tidak  mudah  mendapat goncangan dari luar, misalkan jika terjadi kenaikan suku bunga, komposisi
modal sendiri inipun perlu ditingkatkan. c.  Capacity
Capacity  adalah  kemampuan  yang  dimiliki  calon  debitur  dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan
dari  penilaian  ini  adalah  untuk  mengetahui  sampai  sejauhmana  calon debitur  mampu  mengembalikan  atau  melunasi  kewajibannya  ability  to
pay secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. d.  Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Agunan tersebut harus dinilai oleh bank
untuk  mengetahui  sejauhmana  risiko  kewajiban  finansial  nasabah  kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan
dan status hukumnya. e.  Condition of Economy
Condition  of  Economy  adalah  situasi  dan  kondisi  politik,  sosial  ekonomi, budaya  yang  mempengaruhi  keadaan  perekonomian  pada  suatu  saat  yang
kemungkinannya mempengaruhi kelancaran perusahaan dan calon debitur. f.
Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan  yang tidak memungkinkan suatu
bisnis  untuk  dilaksanakan  pada  tempat  tertentu,  misalkan  pendirian  suatu usaha  pompa  bensin  yang  disekitarnya  banyak  bengkel  las  atau
pembakaran batu bara.
B. Strategi Pengembangan Usaha