Pengolahan dan Analisa Data

Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha industri Sapu PT. XYZ. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis kelayakan investasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas Current Ratio dan leverage Debt Equity Ratio, rasio arus kas Earning Before Interest, Tax and Depreciation Total hutang dan rasio profitabilitas Earning After Tax Penjualan bersih. Analisis kelayakan suatu kegiatan usaha digunakan lima 5 kriteria investasi, yaitu NPV, PBP, BEP, Net BC dan IRR Sartono, 1997. a. Rasio likuiditas CR dan leverage DER Aktiva lancar Current Ratio = Hutang lancar Total hutang Debt to Equity Ratio = Total modal sendiri b. Rasio kas EBITDA Casflow Ratio = Total hutang Keterangan : EBITDA Earning Before Interest, Tax and Depreciation = EBIT ditambah biaya penyusutan EBIT Earning Before Interest and Tax = Laba sebelum pajak dan biaya bunga c. Rasio profitabilitas EAT Profitabilitas Ratio = Penjualan bersih Keterangan : EAT Earning After Tax = EBT dikurangi pajak pendapatan ditambah pendapatan atau biaya luar biasa kemudian dikurangi keuntungan atau kerugian selisih kurs. EBT Earning Before Tax = Laba sebelum pajak pendapatan d. NPV Menurut Gittenger 1986, NPV menunjukkan keuntungan yang diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Rumusnya sebagai berikut : dimana ; Bt = benefit bruto pada tahun ke-t Rp Ct = benefit bruto pada tahun ke-t Rp n = umur ekonomis usaha tahun i = tingkat suku bunga t = periode investasi i = 1,2,3....n e. PBP PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas Umar, 1997. Rumus PBP adalah : 1 n 1 n C B m n PBP dimana ; n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir 1 n B = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun f. BEP BEP adalah suatu cara untuk dapat menetapkan tingkat produksi di mana penjualan sama dengan biaya-biaya. Dengan kata lain, tingkat produksi dimana tidak ada kerugian dan keuntungan Sutojo, 1993. Rumusnya sebagai berikut : n o t t i 1 Ct - 1 n t t i Bt NPV n o t t t t i C B 1 Penerimaan Total Variabel Biaya 1 Tetap Biaya BEP g. Net BC Menurut Gittenger 1986, Net BC merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Rumusnya sebagai berikut : dimana ; Bt = benefit bruto pada tahun ke-t Rp Ct = biaya bruto pada tahun ke-t Rp n = umur ekonomis usaha tahun i = tingkat suku bunga t = periode investasi i = 1,2,3....n h. IRR Menurut Gray et al 1992, IRR menunjukkan persentase keuntungan yang diperoleh atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi NPV sama dengan nol. Rumus Net BC sebagai berikut : dimana ; NPV 1 = Nilai NPV yang positif Rp NPV 2 = Nilai NPV yang negatif Rp i 1 = discount rate nilai NPV yang positif i 2 = discount rate nilai NPV yang negatif i = IRR untuk B t -C t untuk B t -C t n t t i i n t t t t i B C i C B C B Net 1 1 1 2 2 1 1 i i NPV NPV NPV i i Analisis pembiayaan dalam pemberian kredit terhadap calon debitur digunakan 6 C’s analysis Rivai dan Permata, 2006 yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy and Constraint. Metode yang digunakan untuk penentuan strategi pemasaran adalah metode Segmenting, Targeting and Positioning STP dan penetapan strategi dengan menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT. Selanjutnya disusun strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran marketing mix. Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis mengenai STP perusahaan saat ini. Hasil analisis aspek pemasaran tersebut kemudian dikombinasikan dengan hasil analisis keuangan sehingga dapat ditetapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan matriks IFAS. Peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dianalisis dengan menggunakan matriks EFAS. Kekuatan yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan pangsa pasar, mutu produk, penguasaan teknis, kapasitas terpasang dan kelengkapan sarana. Kelemahan perusahaan berkaitan produktivitas tenaga kerja, penetapan harga dan tenaga pemasaran yang belum optimal, keterbatasan modal dan bahan baku mudah rusak. Peluang yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan ketersediaan pelanggan tetap, pemasok tetap, prospek pasar, dan peningkatan ekspor. Ancaman yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan persaingan dari perusahaan sejenis, ketersediaan bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah dan kebijakan negara tujuan ekspor. Untuk menentukan bobot dari IFAS, EFAS dan profil kompetitif perusahaan digunakan kuesioner yang diajukan kepada pakar, dalam hal ini kepada pemilik perusahaan PT. XYZ dan pemilik perusahan sejenis di Kabupaten Karawang. Dari hasil analisis diperoleh gambaran mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Skor IFAS dan EFAS dituangkan dalam Matriks IE Model GE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat secara lebih detail. Selanjutnya matriks IFAS dan EFAS dikombinasikan dalam matriks SWOT yang menghasilkan kemungkinan alternatif strategi pemasaran perusahaan. Untuk mengevaluasi dan menganalisa secara objektif alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT, serta menentukan strategi prioritas yang dapat diimplementasikan dilakukan dengan menggunakan QSPM. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan

PT. XYZ berdiri pada tahun 1993 di Karawang, Jawa Barat. Pada awal berdirinya, PT. XYZ mengkhususkan diri untuk memproduksi berbagai jenis sapu untuk pasar ekspor tujuan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan Azumma Industrial Co. Ltd., sebuah perusahaan Jepang yang terletak di daerah Hamamatsu, yang sejak tahun 1993 hingga sekarang tetap memesan produk PT. XYZ untuk dipasarkan di seluruh Jepang. Pada mulanya kapasitas hanya 8.500 buah Sapu per bulan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya minat pasar ekspor terhadap produk PT. XYZ, maka PT. XYZ melayani permintaan ekspor dari negara-negara lain diluar Jepang seperti Korea, Taiwan, China dan India. Mulai tahun 2008 PT. XYZ juga melayani permintaan sapu untuk pasar domestik. Saat ini PT. XYZ telah menambah kapasitas produksi hingga mampu memproduksi 37.000 buah sapu per bulan dengan komposisi 80 produksi digunakan untuk memenuhi pasar ekspor dan 20 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

B. Analisa Kelayakan Pemberian Pembiayaan pada PT. XYZ

1. Aspek Manajemen

Perusahaan dipimpin oleh Bapak Iwan yang merupakan pemilik sekaligus direktur dan menjalankan operasional perusahaan. Pengalaman usaha Bapak Iwan sejak tahun 1993 18 tahun, dinilai cukup lama dan dapat membawa perusahaan untuk berkembang lebih baik. Meskipun perusahaan tergolong dalam perusahaan keluarga, namun usaha ini dikelola secara profesional. Manajemen PT. XYZ didukung oleh Direksi dan Manajer yang rataannya mempunyai pengalaman dalam bidangnya masing-masing selama minimal lebih dari 5 tahun. Dukungan SDM seperti tersebut di atas, ditambah dengan adanya program pelatihan reguler dan perencanaan yang cukup baik, serta direksi yang memiliki pengalaman cukup baik dalam mengelola industri Sapu, maka PT. XYZ diperkirakan dapat memenuhi target usahanya. Gambar 5. Struktur organisasi perusahaan PT. XYZ Jumlah tenaga kerja saat ini berjumlah 126 orang yang terdiri dari 4 orang staf, 2 orang tenaga pemasaran dan tenaga administrasi di kantor pusat dan 120 karyawan pabrik. Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang jelas, ketersediaan key manager dan kejelasan pembagian tugas dan wewenang. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 5. Kemampuan manajemen dalam mengelola resiko dapat dilihat melalui cash life cycle analysis yang digambarkan pada Gambar 6. Gambar 6. Cash life cycle Komisaris Direktur Manajer Operasional Manajer Pemasaran Manajer Keuangan Produksi Logistik Quality Control Pemasaran Shipment R D Keuangan Akuntansi Personalia Umum PEMBELIAN PIUTANG PRODUKSI PENJUALAN