Tabel 4. QSPM
Faktor-faktor Kunci Bobot
Alternatif Strategi Strategi 1
Strategi 2 AS1
TAS1 AS2
TAS2 a
b a x b
c a x c
Peluang Ancaman
Kekuatan Kelemahan
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
Keterangan : As = Nilai Daya Tarik; TAS = Total Nilai Daya Tarik
C. Usaha Sapu
Sapu adalah salah satu alat pembersih yang terdiri dari bagian serat atau serabut kaku dan biasanya terpasang atau terikat kepada suatu pegangan
silindris. Bentuk sapu hampir selalu mengalami perubahan mulai dari bahan ranting-ranting pohon hingga seikatan serat-serat alami. Pada mulanya, sapu
memiliki bentuk bulat, bentuk yang mudah dibuat tapi kurang efisien untuk melakukan pembersihan. Sapu dapat diikatkan ke sebuah pegangan, baik yang
pendek untuk pembersih debu, maupun panjang untuk menyapu lantai atau perapian. Jenis-jenis sapu yang diproduksi PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar
4.
Gambar 4. Jenis-jenis sapu PT. XYZ, 2011 Lanjutan Gambar 4
Sapu terbagi menjadi beberapa varian, yaitu sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu plastik. Tiap-tiap varian ini ditujukan untuk berbagai keperluan. Sapu ijuk
misalnya, ada yang untuk di dalam rumah dan ada untuk di teras. Begitupula sapu lidi, ada untuk merapihkan tempat tidur dan menyapu sampah. Pemilihan
sapu adalah penting, karena mutu sapu akan menentukan kebersihan kamar selain teknik penyapuan itu sendiri. Sapu ijuk memiliki sifat lentur dan terbuat
dari bahan alami yang sangat tahan lama dan tidak akan lapuk, maka nyaman digunakan dan mampu membersihkan debu di lantai dengan baik. Keberadaan
sapu ijuk makin terancam dengan maraknya sapu plastik di pasaran. Jika dicermati sapu plastik tidak dapat membersihkan sebersih sapu ijuk, karena
sifat sapu plastik yang kaku. Selain itu menggunakan sapu plastik juga tidak senyaman sapu ijuk. Sapu ijuk mudah ditemukan di pasar tradisional,
sedangkan di supermarket atau hypermarket lebih banyak sapu plastik. Harga sapu ijuk bervariasi. Lebih jauh, sapu ijuk dapat digunakan dalam jangka
waktu relatif lama, selama digunakan secara wajar. Dengan bahan terbuat dari bahan alami, sapu ijuk merupakan pilihan utama untuk menyapu kamar atau
ruangan. Selain nyaman untuk digunakan, sapu ijuk mampu membersihkan lebih bersih dibanding sapu-sapu sintetis seperti sapu plastik.
Usaha kerajinan sapu di Karawang, khususnya sapu ijuk, masih tetap mampu bertahan, meski di tengah persaingan berbagai produk rumah tangga
serba modern. Hal tersebut dikarenakan permintaan konsumen dari sejumlah
daerah masih cukup tinggi, baik permintaan ekspor maupun domestik.
III. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Kajian
Lokasi kajian di industri sapu PT. XYZ yang berlokasi di Dusun III Rt.1305 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan ketersediaan data yang diperlukan dan kesediaan manajemen
perusahaan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lokasi kajian. Pelaksanaan kajian dimulai dari bulan Mei sampai dengan November 2011.
B. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap studi kelayakan pembiayaan
pengembangan usaha industri sapu di PT. XYZ. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1 Studi kepustakaan eksplorasi; 2 Pengamatan langsung
dengan cara mempelajari berbagai dokumen, proses produksi, keuangan dan pemasarannya; 3 Membuat daftar pertanyaan kuesioner dan wawancara
dengan manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik
perusahaan sejenis di daerah Karawang. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.
C. Pengolahan dan Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap transfer data, editing data, pengolahan
dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek manajemen dan umum, aspek teknis dan produksi, aspek
pemasaran dan sosial. Aspek manajemen meliputi sejarah perusahaan, organisasi dan manajemen. Aspek teknis dan produksi meliputi lokasi
perusahaan, proses produksi, fasilitas usaha dan pemasok. Aspek pasar meliputi pemasaran, prospek usaha, persaingan dan strategi pemasaran. Aspek
sosial berhubungan dengan dampak sosial dan lingkungan dari usaha Sapu.
Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha industri Sapu PT. XYZ. Metode analisis yang digunakan
dalam kajian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis kelayakan investasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas
Current Ratio dan leverage Debt Equity Ratio, rasio arus kas Earning Before Interest, Tax and Depreciation Total hutang dan rasio profitabilitas
Earning After Tax Penjualan bersih. Analisis kelayakan suatu kegiatan usaha digunakan lima 5 kriteria
investasi, yaitu NPV, PBP, BEP, Net BC dan IRR Sartono, 1997. a. Rasio likuiditas CR dan leverage DER
Aktiva lancar Current Ratio =
Hutang lancar
Total hutang Debt to Equity Ratio =
Total modal sendiri
b. Rasio kas EBITDA
Casflow Ratio = Total hutang
Keterangan :
EBITDA Earning Before Interest, Tax and Depreciation = EBIT ditambah biaya penyusutan
EBIT Earning Before Interest and Tax = Laba sebelum pajak dan biaya bunga
c. Rasio profitabilitas EAT
Profitabilitas Ratio = Penjualan bersih
Keterangan :
EAT Earning After Tax = EBT dikurangi pajak pendapatan ditambah pendapatan atau biaya luar biasa kemudian dikurangi keuntungan atau
kerugian selisih kurs.