I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi nasional selama tahun 2010 mencapai 6,1 dengan peran investasi dan ekspor yang meningkat. Ke depan, perekonomian
Indonesia diperkirakan terus membaik dengan sumber pertumbuhan semakin berimbang. Di tahun 2011, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6,0 - 6,5
dan dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 7 dalam jangka menengah Deperindag, 2010.
Kabupaten Karawang dengan luas sebesar 1.753.27 Km2 terletak di bagian Utara Propinsi Jawa Barat. Secara administratif Kabupaten Karawang
berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Bogor dan Cianjur disebelah Selatan, Kabupaten Purwakarta disebelah tenggara, Kabupaten
Bekasi di sebelah Barat dan Kabupaten Subang disebelah Timur. Sebagian besar lahannya 175.327 Ha digunakan untuk pertanian, maka Kabupaten
Karawang terkenal sebagai Lumbung Padi Nasional. Walaupun sebagaian besar lahan di wilayah Kabupaten Karawang digunakan untuk pertanian,
namun tidak sedikit pula digunakan untuk industri. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya beberapa kawasan industri di Kabupaten Karawang. Industri di
Kabupaten Karawang, yaitu ± 455 perusahaan dari berbagai industri baik produksi barang maupun jasa Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat,
2010. Kegiatan ekspor Kabupaten Karawang selama kurun waktu lima tahun
terakhir 2006- Juni 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan ekspor Kabupaten Karawang tahun 2006 - 2010
Tahun Nilai Ekspor USD
Negara Tujuan
2006 639.555.713,09 USA, Itali, Jepang, Belgia, India, Pakistan, Singapura,
Denmark, Belanda, Inggris, Perancis, Australia, Korea, Afrika, China, dll.
2007 883961.415,31 Sda
2008 1.119.803.691,03 Sda
2009 649.947.119,3 Sda
2010 112.969.656,03 Sda
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2010.
Terdapat beberapa industri Sapu berbasis ekspor di daerah Karawang. PT. XYZ perusahaan industri sapu berbasis ekspor yang telah mengalami
perjuangan yang berat selama beberapa tahun terakhir pada saat perekonomian Indonesia memburuk. Salah satu sisi positif dari menurunnya
nilai tukar rupiah, khususnya terhadap nilai dolar adalah perusahaan berorientasi ekspor semakin memiliki keunggulan kompetitif, dimana produk
yang ditawarkan lebih murah dengan mutu standar internasional. Perusahaan ini menjadi semakin kompetitif, karena industri sapu hampir 95
komponennya berasal dari dalam negeri.
Gambar 1. Hasil produksi PT. XYZ
Dengan memperhatikan potensi pasar, baik dalam maupun luar negeri akan sapu, PT. XYZ telah memutuskan untuk menangkap peluang pasar yang
ada dengan meningkatkan kapasitas produksinya dengan mencoba merambah pasar domestik yang sebelumnya seluruh hasil produksi berorientasi ekspor.
Untuk memanfaatkan peluang pasar dan perubahan orientasi produk tersebut,
maka perusahaan membutuhkan dukungan dana dari lembaga keuangan bank yang dapat membantu pencapaian tujuan dari perusahaan. Peran lembaga
keuangan, perbankan dalam hal ini adalah penyaluran pembiayaan dalam bentuk investasi maupun modal kerja.
Untuk itu, perusahaan mengajukan permohonan kerjasama dengan Bank ABC dalam rangka investasi perusahaan untuk mengembangkan industri
sapu yang didasari dengan pembuatan studi kelayakan atas investasi yang akan dilakukan tersebut. Maka dari itu dilakukan kajian berjudul Analisis
Kelayakan Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Sapu di Karawang.
B. Perumusan Masalah