perbuat. Seperti contohnya nilai disiplin, bagi peserta didik yang datang terlambat maka tidak akan diperbolehkan masuk untuk mengikuti kegiatan
sholat dhuha dan literasi. Peserta didik menunggu di gerbang yang sudah terkunci hingga kegiatan selesai dilakukan. peserta didik yang terlambat
aka di kenakan catatan hitam yang nanti akan menjadi laporan kepada wali kelas dan orang tuanya. Contoh lain adalah hukuman denda bagi peserta
didik yang membuang sampah sembarangan. Bagi peserta didik yang membuang sampah sembarangan akan di kenakan sanksi sebesar sepuluh
ribu rupiah persampah. Dan ada penilaian lebersihan kelas yang dilakukan oleh tim poker, jika di dapati sampah di salah satu kelas akan dikenakan
denda pula sebesar sepeluh ribu persampah.
c. Nasehat dan Teladan
Dalam membentuk karakter peserta didik, tentunya pendidik pun harus memiliki karakter yang baik. anak bercontoh kepada orang tuanya, dan
peserta didik bercontoh kepada yang mendidiknya. Dalam membentuk akhlak peserta didik.sekolah memberika keteladanan sebagai contoh untuk
memotivasi peserta didik untuk berbuat baik.seperti berkata sopan, menghormati yang lebih tua, datang tepat waktu, disiplin, melalukan
sholat berjamaah. Selain itu pndidik pun memberikan arahan kepada peserta didik yang melanggar. Seperti menegurnya saat melakukan
kesalahan.
d. Penugasan
Sekolah memberikan tugas kepada peserta didik terkait pembiasaan yang telah dilakukan. untuk melihat hasil dari kegiatan membaca, sekolah
memberikan tugas kepada seluruh peserta didik untuk membuat sebuah jurnal dari buku bacaan yang telah diselesaikan. Tugas yang diberikan
kepada peserta didik akan di periksa dan ditanda tangani oleh guru
pembimbing dan setelah itu peserta didik yang telah selesai membuat jurnal akan mempresentasikannya.
2. Akhlak Peserta Didik di SMP Negeri 2 Cibinong
Setelah menerapkan beberapa budaya sekolah, dapat dilihat perubahan tingkah laku pada peserta didik yang terbentuk dalam dirinya, dengan
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang menjadi prinsip sekolah, memberikan tugas, membimbing, memberikan reward dan punishman beberapa karakter
yang terbentuk melalui budaya sekolah yaitu: a.
Religious, peserta didik melaksanakan kegiatan dhuha, sholat berjamaah, shodaqoh tanpa paksaan dan sangat antusias, bahkan pendidik tidak lagi
memerintahkan peserta didik untuk melakukannya, tapi hanya mengawasi, dengan kemauannya sendiri peserta didik melaksanakan kegiatan tersebut
tanpa paksaan. b.
Tanggung jawab, seperti yang sudah terjadwalkan untuk menggelar karpet secara bergilir setiap kelas. Setiap tingkatan menjalankan tugasnya dengan
baik dan peserta didik yang masuk dalam organisasi dari setiap kebudayaan pun melaksanakan kewajibannya dengan baik pula. Selain itu,
bentuk sikap tanggung jawab lainnya adalah menerima dan menjalankan punishman yang diberikan kepada setiap peserta didik atau kelas dengan
rasa tanggung jawab. c.
Disiplin, dengan diadakannya dhuha maka peserta didik dan pendidik datang tepat waktu dan menaati peraturan yang ada di sekolah.
d. Peduli ligkungan, karakter ini terbentuk dari budaya green squad dan
poker yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan.
Karakter ini timbul dalam diri peserta didik sehingga jika ada tanaman yang kering maka peserta didik akan menyiramnya, jika ada tumbuhan
yang kering langsung menggantinya dengan tumbuhan yang baru dan membuang sampah pada tempatnya.
e. Peduli sosial, karakter ini timbul dari pembiasaan shodaqoh jika ada
teman atau pendidik yang sedang berduka. Kemudian karakter ini juga terbentuk dari peserta didik untuk menasehati temannya jangan
membuang sampah sembarangan. f.
Kreatif, karakter ini terbentuk dengan adanya program green squad yaitu untuk menghiasi kelas dengan tumbuhan, sehingga kelas tersebut
memiliki ide-ide untuk menghias kelasnya dengan tanaman, membuat taman vertical yaitu hiasan tanaman yang terbuat dari bahan-bahan bekas
yang sudah tidak terpakai seperti botol bekas. g.
Gemar membaca, karakter ini terbentuk dengan adanya program literasi sekolah yang adakan 15 menit sebelum mulai pembelajaran. Seperti yang
dilakukan salah satu peserta didik di beberapa saat melanjutkan bacaannya di dalam kelas seusai kegiatan gerakan literasi karena merasa waktu yang
diberikan untuk membaca adalah hanya sebentar. Dan peserta didik yang gemar membaca lainnya karena merasa membantu dalam mengerjakan
tugas sekolah.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses
Pembentukan Akhlak di SMP Negeri 2 Cibinong
Adapun faktor pendukung berjalannya budaya sekolah adalah: a.
Motivasi orang tua yang selaku memberikan teladan bagi anaknya. b.
Komitmen kepala sekolah dan para pendidik untuk menjalankan kegiatan dengan bekerja sama.
c. Antusias peserta didik yang besar dalam menjalankan kegiatan.
d. Fasilitas sekolah.
Adapun faktor penghambat berjalannya budaya sekolah adalah: a.
Adanya beberapa oknum dari peserta didik yang kurang respect b.
Ada beberapa orang tua yang kurang memotivasi anak. c.
Kurangnya dana untuk menambah fasilitas sekolah. d.
Letak gegrafis rumah peserta didik yang terlalu jauh.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Metode yang Digunakan Sekolah dalam Membentuk Karakter
Peserta Didik di SMP Negeri 2 Cibinong
Berdasarkan temuan penelitian, proses yang dilakukan sekolah dalam menbentuk karakter peserta didik yaitu dengan pembiasaan, bimbingan,
memberikan reward dan punishman. Untuk gambaran nyata yang lebih terperinci yang berkaitan dengan hal tersebut, penjelasannya sebagai berikut:
a. Metode Pembiasaan
Untuk membentuk akhlak peserta didik, sekolah menerapkan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk membentuk akhlak baik untuk diri
sendiri, akhlak terhadap Allah ataupun akhlak terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut diwajibkan kepada seluruh peserta didik untuk
melakukannya dengan mengulang-ngulang agar terjadinya latihan dan pembiaaan pada diri. Metode pembiasaan yang diterapkan disekolah
sangat membantu dalam proses pembentukan akhlak. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Abdul Mukmin Sa’adduddin bahwa:
Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan
latihan-latihan terhadap suatu norma tertentu kemudian membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu tersebut berkali-kali agar menjadi bagian
hidupnya, seperti sholat, puasa, kesopanan dalam bergaul dan sejenisnya. Oleh karena itu, Islam mengharuskan agar semua kegiatan itu dibarengi niat
supaya dihitung sebagai kebaikan.
Kegiatan yang dilakukan sekolah berupa kegiatan untuk meningkatkan nilai sosial, agama, dan akademik.
kegiatan sosial di sekolah berupa, senyum, sapa, salam, menjaga kebersihan lingkungan, menanam
tanaman di lingkungan sekolah, bebas dari asap rokok. Budaya yang sudah dibiasakan di SMP Negeri 2 Cibinong,
menurut penulis budaya ini terkait dengan teori menurut Ajat Sudrajat 2011:13
mengutip pendapat Nursyam, yaitu: setidaknya ada tiga budaya yang perlu dikembangkan di sekolah, yaitu kultur akademik, kultur sosial
budaya, dan kultur demokratis. Pertama kultur akademik yang dimaksud adalah memiliki ciri pada
setiap tindakan, keputusan, kebijakan, dan opini didukung dengan dasar akademik yang kuat. Artinya merujuk pada teori, dasar hukum, dan nilai
kebenaran yang teruji. Kedua, kultur sosial budaya. Kultur sosial budaya tercermin pada pengembangan sekolah yang memelihara, membangun,
dan mengembangkan budaya bangsa yang positif. Ketiga, kultur demokratis. Ketiga, kultur demokratis menampilkan corak berkehidupan
yang mengakomodasi perbedaan untuk secara bersama membangun kemajuan suatu kelompok maupun bangsa.
Maka dengan demikian antara budaya yang ada di sekolah turut membantu pendidik membentuk karakter peserta didik dengan melakukan
latihan dan pembiasaan yang berulang. Sehingga dengan beringinya waktu kegiatan yang dilakukanpeserta didik akan melekat ke dalam hati dan
terbentuk menjadi akhlakyang baik.
b. Reward dan Punishman
Lingkungan yang baik akan menciptakan akhlak yang baik dan lingkungan yang buruk akan menciptakan akhlak yang buruk. Dalam
membentuk akhlak tentunya sekolah harus menciptakan lingkungan yang baik untuk menjadi sarana pendudukung kelancaran pendidikan akhlak. Untuk
menciptakan suasana yang baik tentunya sekolah harus melakukan tindakan. Usaha yang dilakukan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang baik ialah
dengan cara memberikan ganjaran atau reward kepada siapapun yang berprestasi.
SMP Negeri 2 Cibinong telah melakukan hal ini. Peserta didik yang berprestasi diberikan sebuah penghargaan berupa Pin, atau reward yang
lainnya. Pin yang diberikan kepada peserta didik adalah sebuah penghargaan bagi siswa yang rajin membaca dan meminjam buku di perpustakaan sekolah.
Pin pretasi ini tidak hanya diberikan kepada peserta didik tetapi juga diberikan kepada guru.
Punishman juga diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah. Seperti denda saat membuang sampah sembarangan, tidak disiplin
dengan datang terlambat. Pembentukan akhlak dengan metode reward dan punishman yang ada di
SMP Negeri 2 Cibinong berhubungan dengan teori yang pemebntukan akhlak bahwa
Jika pembentukan akhlak tidak berhasil dengan metode keteladanan dan pemberian pelajaran, beralihlah kepada metode pahala dan
sanksi atau metode janji harapan dan ancaman. Sebab Allah SWT pun sudah menciptakan surga dan neraka, dan berjanji dengan surga itu serta mengancam
dengan neraka-Nya. Pemberian harapan adalah janji yang diikuti bujukan dengan kenikmatan, keindahan pasti, atau kebaikan yang murni dari setiap noda,
berbanding dengan amal soleh yang dilakukan atau amal buruk yang dijauhi demi mencari ridha Allah berupa kasih sayangnya kepada para hamba. Sedangkan
ancaman adalah mengancam dengan sanksi akibat melanggar larangan Allah Swt atau dimaksudkan untuk menakutnakuti para hamba. Ini merupakan keadilan dari
Allah.