Selanjutnya, tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMP Negeri 2 Cibinong yang beralamat di Jl. KSR. Dadi Kusmayadi, sukahati,
cibinong, kab. Bogor. Kede pos 16915 Telp. 021 8756002.
C. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan yang diteliti bisa berupa individu, keluarga, kelompokorganisasi, benda atau satuan latar peristiwa sosial. Seperti aktifitas
individu dalam sebuah kelompok sebagai subjek penelitian. Mengungkap definisi unit analisis di atas, dalam penelitian ini penulis
menetapkan kriteria responden. Kriketia responden bagi pendidik adalah jajaran pimpinan sekolah dan pendidik yang sudah mengajar di SMP Negeri 2
minimal 5 Tahun. Kriteria responden peserta didik adalah peserta didik yang aktif melaksanakan kegiatan sekolah dan peserta didik yang telah melalui
tahapan pembentukan akhlak selama kurang lebih 2 tahun. Dengan sendirinya penulis memperoleh siapa dan apa saja yang menjadi subjek
penelitian. Dalam melakukan penelitian penulis menemukan informan awal yang
memberikan informasi yang memadai ketika peneliti mengawali aktifitas studi pendahuluan. Adapun yang menjadi informan awal dari penelitian ini adalah
Bapak Ujang selaku kepala bidang kesiswaan, dan yang menjadi juru kunci informan adalah Ibu siti Hulasoh sebagai kepala bidang kurikulum.
D. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah semua data yang berkaitan dengan budaya-budaya yang diterapkan disekolah untuk membentuk
karakter peserta didik di SMP Negeri 2 Cibinong. Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya.
4
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Data Primer
4
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya, 2013, h. 157.
Data primer adalah data yang yang di peroleh dari lembaga sekolah baik kepala sekolah, wakil kepada sekolah, kepala bidang kurikulum, kepala
bidang kesiswaan, guru-guru mata pelajaran dan para peserta didik yang terlibat dalam penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur yaitu buku-buku dari berbagai sumber, dokumen, sumber data tertulis, surat
kabar, skripsi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, majalah atau media yang berhubungan dengan budaya sekolah dalam proses pembentukan
karakter peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan, maka penulis menjelaskan tentang teknik
pengumpulan data yang akan digunakan sebagai berikut :
1.
Wawancara Teknik wawacara yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah untuk memperoleh data primer, dengan cara bertatap muka secara langsung dan mengajukan pertanyaan secara satu persatu kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, kepala bidang kurikulum, kepala bidang kesiswaan, guru-guru mata pelajaran, dan peserta didik yang terlibat dalam
penelitian.
2.
Observasi Teknik observasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
untuk memperoleh data sekunder dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan dalam situasi yang sebenarnya. Metode ini digunakan
peneliti untuk memperoleh informasi tentang keadaan obyek penelitian, keadaan sarana dan prasarana, keadaan pendidik dan peserta didik,
keadaan fasilitas pendukung dan penghambat dalam meningkatkan karakter peserta didik.
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data sekunder yang disimpan dalam bentuk
dokumen atau file berupa buku induk, hasil ulangan harian, rapot, catatan harian, surat keterangan, dan lain sebagainya yang diperlukan. dengan cara
mencari data atau mencatat informasi yang sudah didapatkan.
F. Teknik Keabsahan dan Analisis Data
1. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep keshohihan validitas dan keandalan reliabilitas menurut versi
“positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. Berikut ini beberapa teknik keabsahan data menurut
lexy :
5
a.
Triangulasi
Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah membandingkan dan mencocokkan semua data yang diperoleh melalui hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi untuk menilai tingkat keshohihan atau kebenaran data untuk proses analisis.
Data-data yang diperoleh penulis dari hasil wawancara, observasi, dan dokumtesi adalah tentang pembentukan karkater
melalui budaya sekolah akan dibandingkan dan dicocokan, agar semua data tidak saling bertolak belakang dan menjadi data yang akurat serta
dapat dipertanggungjawabkan.
a. Pemeriksaan Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-
rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.
5
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Rosda Karya, 2013, hal 327.
2. Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, yaitu pengumpulan data berupa kata-kata, bukan
angka-angka. Hal ini dikarenakan adanya penerapan pendekatan kualitatif. Dalam menganalisis data ini, peneliti mendeskripsikan dan
menguraikan dan menelaah lebih dalam tentang kebiasaan atau budaya sekolah yang diterapkan di SMP Negeri 2 Cibinong. Setelah data
terkumpul, maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan konklusi. Analisis data yang dimaksud yaitu prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Proses analisis data dilakukan peneliti adalah melalui tahap-tahap
sebagai berikut: a.
Klasifikasi adalah proses penggelompokkan data informasi berdasarkan jawaban-jawaban responden. Dalam analisis data ini
penulis mengelompokan data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan atau keluar dari bahasan penelitian mengenai pembentukan
akhlak melalui budaya sekolah. b.
Katagorisasi adalah proses pengelompokkan jawaban-jawaban responden berdasarkan aspek masalah yang menonjol. Setelah
melakukan tahap klasifikasi, penulis melanjutkan tahap katagorisasi yaitu dengan mengelompokkan dan menyesuaikan jawaban sesuai
dengan rumusan masalah yang telah ditentukan tentang pembentukan akhlak melalui budaya sekolah.
c. Interprestasi adalah proses mencari persamaan dan perbedaan sehingga
kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan. Setelah melakukan tahap klasifikasi dan katagorisasi, penulis melakukan tahap akhir
interprestasi yaitu tahap menganalisis dari fakta yang ditemukan di sekolah tentang pembetukan akhlak melalui budaya sekolah dengan
teori yang ada untuk diambil kesimpulan.