Dampak Positif Evaluasi Dampak Impact
                                                                                “…berusaha semaksimal mungkin mengkonsumsinya karena ada rasa sayang klo membuangnya begitu saja..rasa bertanggung jawab penuh
dari proses menanam  yang kita miliki..banyak masyarakat tuh tertarik dengan  program  kita  seperti  diundang  menjadi  narasumber  dalam
memberikan  pelatihan  gitu..YGPL  berdiri  untuk  melestarikan lingkungan  kemudian  kita  makin  dikenal  juga  dikalangan  sekolah,
universitas.”
75
2 Meningkatkan Pengetahuan Bahan Organik
Agar dapat
membentuk program
yang berkelanjutan
dan perkembangan  pada  program,  BPTP  memberikan  pelatihan,  pembinaan
maupun penyuluhan untuk mengisi wawasan dan pengetahuan usaha pertanian diperkotaan  untuk  bekal  keberlangsungan  program.  Untuk  itu,  BPTP
memberikan  berbagai  pelatihan  dibutuhkan  dan  penting  untuk  dipelajari anggota  program.  Pelatihan  yang  diajarkan  yaitu  seperti    memberikan  dan
mengajarkan  penyuluhan  tentang  pemberantasan  hama  tikus  dari  bahan organik, belajar membuat benih tomat, terong dan cabe, membuat pupuk cair
organik. Organik menjadi pilihan cara dalam konsep urban farming. Aktivitas urban farming melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya
pengolahan  makanan.  Organik  digunakan  supaya  tanaman  lebih  subur,  daun lebih  cerah,  tidak  berbau,  ramah  terhadap  lingkungan  dan  terdapat  bakteri
yang menguntungkan. Selain  memberikan  pengetahuan  organik,  lahan  pekarangan  yang
mereka  tanam  dapat  memberikan  sarana  untuk  belajar  dalam  mengenal
75
Wawancara pribadi  dengan Yuni Kahar sebagai anggota KRPL, pada  26 Agustus 2016.
kebutuhan  konsumsi  makanan  organik.  Pernyataan  ini  diungkapkan  oleh  Ibu Wirda Zulfikar sebagai berikut:
“Memperkenalkan  klo  menanam  itu  ga  susah  ko  asal  rajin  dan semangat kita dapat memperoleh hasilnya…”
“…tempat  rekreasi  dan  belajar,  trus  klo  letak  lahannya  berseblahan dengan  tetangga  gitu  bisa  dipakai  untuk  kumpul-kumpul  atau
melakukan kegiatan sosial lainnya.”
76
Hal  senada  juga  diungkapkan  Ibu  Yuni  Kahar  dalam  wawancaranya sebagai berikut:
“Memperkenalkan  kepada  kita  ada  banyak  cara  menyenangkan untuk  memulai  bercocok  tanam  di  lahan  sendiri  ga  sulit  dan  ga
membosankan lalu tentang cara-cara mengusir hama pengganggu lalu  tentang  bertani  secara  organik  semuanya  memakai  media
organik.”
77
3 Peningkatan Keterampilan
Mempunyai  keterampilan  memberikan  kesempatan  pada  masyarakat untuk  membuat  dirinya  berdaya.  Melalui  berbagai  pembinaan  dan  pelatihan,
ibu-ibu  anggota  KRPL  memiliki  bekal  pengetahuan  seputar  pemahaman budidaya.  Secara  teknik  dengan  memanfaatkan  seminimal  mungkin  lahan
yang  ada  dapat  diterapkan  dengan  konsep  penerapan  yang  sangat  bervarias seperti: tabulampot, vertikultur, aquaponik dan teknik hydroponik belum dapat
diterapkan  pada  KWT  Harmoni.  Tidak  hanya  seputar  pengetahuan  saja, keterampilan  tentang  bertanam  dengan  memanfaatkan  pot  atau  wadar  daur
ulang juga dibutuhkan dan mengolah hasil panen pun dibutuhkan.
76
Wawancara pribadi  dengan Ibu Wirda Zulfikar, pada  26 Agustus 2016.
77
Wawancara pribadi  dengan Yuni Kahar, pada  26 Agustus 2016.
Seperti  yang  diungkapkan  oleh  ibu  Wirda  Zulfikar.  Berbagai pengetahuan  tentang  teknik  diperlukan.  Salah  satu  yang  sering  diterapkan
adalah teknik vertikal, digunakan karena kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Dari  teknik  vertikal  tersebut  telah  menghasilkan  Tanaman  sayuran  yang
banyak  dibudidayakan  oleh  KWT  harmoni  Pekayon  antara  lain  selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, tomat, pare, kacang panjang, cabai, terong,
mentimun  dan  tanaman  sayuran  daun  lainnya. Tanaman  buah  yang
dibudidayakan  secara  tabulampot  di  YGPL  Pekayon  antara  lain  lengkeng, nangka,  manga,  jeruk  limau,  belimbing  wuluh,  marquisa  dan  lainnya
. Dalam
mengolah  hasil  panen  dapat  dipergunakan  untuk  berbagai  kebutuhan  rumah tangga.  Baik  untuk  dibuat  jus,  sambal  cabai,  makanan  maupun  bumbu  dapur
dalam  kondisi  yang  segar. Namun  hanya  sedikit  saja  yang  membudidayakan
buah-buahan.  Berikut pendapat Ibu Wirda Zulfikar: “…karena lahan yang digunakan sempit kita memakai model budidaya
polybag,  pot  atau  secara  vertikal  seperti  digantung,  tempel  bisa  juga disusun  bertingkat  menggunakan  pipa  paralon  seperti  di  rumah
kompos.” “Lalu  dari  memanfaatkan  barang-barang  bekas  kayak  sandal,  ban
motor  bekas,  karung  bekas,  botol  air  mineral  bisa  menjadi  wadah untuk bertanam kemudian  diberitahu macam-macam teknik berkebun
di lahan sempit seperti kami yang tinggal diperkotaan ada hydroponik yang  menggunakan  air  sebagai  medianya,  diletakan  bertingkat
vertikal digantung, ditempel sesuai luas halaman kita”. “trus  halaman  rumah  juga  kelihatan  indah  nyaman  karena
penghijauan yang kita lakukan..”
78
Hal  yang  sama  diungkapkan  Ibu  Yuni  Kahar,  ia  mengakatakan barang-barang  bekas  dapat  dimanfaatkan  kembali  menjadi  wadah  tanaman
dengan teknik yang disusun bertingkat maupun ditempel.  Sebagai berikut:
78
Wawancara pribadi  dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada  26 Agustus 2016.
“…tempatnya  pakai  bekas  talang  air,  bambu  disusunnya  tingkat- tingkat  atau  ditempel  di  tembok.  Dari  proses  menanam  kita  hanya
perlu memberikan apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk hidup dan
tumbuh hingga panen”.
79
Dari  peningkatan  keterampilan  dan  inovasi  pada  tahun  2014  yayasan mengikuti  pameran  Agrinex  Expo  di  JCC.  Dimana  kegiatan  Expo  tersebut
merupakan  salah  satu  promosi  hasil  kerajinan  daur  ulang  kreasi  Yayasan. Gambar 4. Pameran Agrinex Expo2014   Gambar 5. Budidaya tanaman slada
Sumber: Facebook YGPL Pekayon               Sumber: Dokumentasi peneliti Gambar 6. Budidaya dengan paralon          Gambar 7. Teknik vertikal
Sumber: Dokumentasi peneliti Sumber: Dokumentasi peneliti
79
Wawancara pribadi  dengan Ibu Yuni Kahar, pada  26 Agustus 2016.
budidaya tanaman slada menggunakan teknik vertikal tersusun dan polybag, lalu tanaman sawi, seledri dan daun bawang dalam satu wadah paralon yang
dibudidayakan di Rumah Kompos Dari  aspek  sosial  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  Program  KRPL
berupaya memberdayakan KWT Harmoni dengan bertambahnya pengetahuan bahan  organik  dan  keterampilan  pada  teknik  budidaya  serta  mengola  hasil
panen  yang  ada  di  lahan  pekarangan  mereka  dan  memiliki  hubungan  timbal balik sebagai penunjang terlaksananya program. Selain itu dampak positif lain
yang  dirasakan  adalah  adanya  perubahan  sosial  yang  mana  anggota  dapat mandiri  menghasilkan  sayuran  dari  pekarangannya,  berpartisipasi  dalam
kegiatan  sosial,  tolong  menolong  antar  anggota  sehingga  meningkatkan kualitas  hidup  yang  lebih  baik  melalui  kegiatan  program  dengan  memilih
sesuatu  yang  bermanfaat  bagi  dirinya  seperti  tujuan  dari  pemberdayaan.    Di luar dari tujuannya manfaat program KRPL itu sendiri telah memberikan nilai-
nilai  pada  masyarakat,  menambahkan  keterampilan,  menambah  pengetahuan dan  sebagai  sarana  belajar  dan  rekreasi  yang  dapat  digunakan  untuk
berkumpul dan melakukan kegiatan sosial positif lainnya.
b Aspek Ekonomi
Bagi  masyarakat  keberadaan  aspek  ekonomi  memberikan  peluang  untuk meningkatkan  pendapatan.  Namun,  Pada  program  KRPL  disini  belum  pada
sumber  peningkatan  pendapatan  anggotanya,  karena  beberapa  kendala menyebabkan  hal  tersebut  tidak  tercapai.  Namun  terdapat  dampak  lain  yang
dirasakan dari program  tersebut  di KWT Harmoni. Kategori dari aspek ekonomi tersebut  adalah  1  Menghemat  pengeluaran  rumah  tangga.  2  Pemenuhan
kebutuhan konsumsi rumah tangga.
1 Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga
Kebutuhan  dalam  rumah  tangga  pasti  selalu  ada,  terutama  dalam memenuhi  kebutuhan  sehari-hari  baik  sandang,  pangan  dan  papan.  Terutama
pemenuhan  dalam  pangan  yang  merupakan  kebutuhan  paling  penting  untuk masyarakat.  Kebutuhan  pangan  diartikan  sebagai  makanan  dan  minuman
berupa  sembako,  salah  satunya  adalah  sayur-sayuran  dan  buah-buahan.  Pada program  KRPL  ini  dalam  pemenuhan  berupa  sayur-mayur  dan  buah-buahan
ialah kebutuhan dapur yang wajib dipenuhi dengan cara menghasilkan sendiri kebutuhan  tersebut  dari  lahan  pekarangan  anggota.  Dengan  begitu  sedikitnya
dapat  menghemat  anggaran  pengeluaran  belanja  dapur.  Pada  pelaksanaan program  salah  satu  tujuannya  adalah  turut  berkontribusi  pada  tingkat
penghematan  pengeluaran  rumah  tangga  dengan  mengestimasi  biaya pengeluaran  kebutuhan  makanan  harian  antara  Rp.  200.000  sampai  dengan
Rp. 800.000 perbulan. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Siti Nurul, sebagai berikut:
“…lalu  menghemat  anggaran  belanja  tadinya  membeli  sayur kangkung  sehari  Rp.  5000  eh  jadi  ga  belanja  karena  panen..ibu  Edi
yang rumahnya disana cerita klo sayur udah ga beli karena melakukan
pembibitan di rumah”. “Menekan pengeluaran kebutuhan makanan harian belanja sayuran
dari  Rp  200.000  sampai  Rp  800.000  perbulan  pernah  tercapai  tapi banyak
kendala hanya
bertahan selama
6 bulan
diawal saja…misalnya  yang  belanja  sehari  Rp  50.000  bisa  menyisihkan  Rp
10.000 untuk tabungan”.
80
Dalam  mengestimasi  pengeluaran  kebutuhan  makanan  harian  belanja sayuran dengan tujuan Rp 200.000 sampai Rp 800.000 perbulan pernah masuk
dalam  kategori  tercapai,  namun  tujuan  program  tersebut  hanya  berlangsung selama  6  bulan  awal  program  karena  terdapat  kendala  di  lapangan.  Contoh
80
Wawancara pribadi  dengan Ibu Siti Nurul, pada  22 Agustus 2016.
yang diberikan oleh ibu Siti Nurul seperti pengeluaran anggaran belanja dalam sehari  menghabiskan  uang  Rp.  50.000  namun  karena  di  pekarangan  rumah
sedang  panen  sayuran,  anggota  dapat  menyisihkan  uang  belanja  sayuran  Rp. 10.000 untuk membeli kebutuhan lainnya. Walaupun hanya menghemat dalam
jumlah sedikit saja tapi yang terpenting adanya suatu pengembangan. Dimana anggota yang tekun dapat mandiri menghasilkan sayuran dari lahannya.
“…sekedar  cukup  buat  kebutuhan  masak  dapur  ga  beli  di  pasar lumayan bisa ngehemat belanjaan apalagi klo harga bumbu masakan
naik tuh cabe, bawang putih untungnya masih menanam…”.
81
Pendapat  Ibu  Wirda  diatas  diperkuat  oleh  pendapat  Ibu  Yuni  Kahar mengenai  dampak  yang  dirasakan  yaitu  menghemat  uang  belanja,  sebagai
berikut: “Klo yang saya rasakan program ini sih belum sampai meningkatkan
pendapatan  yang  diharapkan  dari  tujuan  adanya  KRPL,  klo  pun pernah  menghemat  uang  belanja  itu  paling  sedikit  saja  masih  ada
bahan-
bahan baku dapur lainnya yang kita beli di pasar…”.
82
Pendapat  lain  diungkapkan  oleh  ibu  Yuni  Kahar.  Menurutnya meningkatkan  pendapatan  penghasilan  rumah  tangga  dari  aktivitas  berkebun
belum  dirasakan,  namun  dampak  yang  sama  juga  dirasakannya  yaitu menghemat pengeluaran belanja walau jumlah sedikit. Berbeda dari argument
yang  dikatakan  oleh  ibu  Yuni  Kahar,  Ibu  Isa  Fitri  merasakan  dampak tambahan dari berjalannya program KRPL sebagai berikut:
“..menghemat  BBM  karena  tidak  ada  biaya  transport  yang dibutuhkan…”
81
Wawancara pribadi  dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada  26 Agustus 2016.
82
Wawancara pribadi  dengan Ibu Yuni Kahar, pada  26 Agustus 2016.
“…kemudian mengurangi impor sayurankan…”
83
Menurut  Ibu  Isa  Fitri  pengertian  menghemat  bukan  dalam  angaran pengeluaran  belanja  dapur  saja  melainkan  menghemat  dalam  hal  anggaran
trasnportasi,  karena  dengan  menanam  sayur-sayuran  dan  kebutuhan  masak lainnya di lahan pekarangan rumah tidak diperlukan BBM yang terpakai untuk
aktivitas  berbelanja  sayuran  ke  pasar.    Selain  itu  menurutnya  dapat mengurangi  nilai  impor  sayuran  walaupun  impor  tersebut  hanya  dalam  skala
kecil rumah tangga. Melihat  pemaparan  diatas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwasannya
program  KRPL  tidak  hanya  memiliki  dampak  sedikit  dalam  menghemat kebutuhan  anggaran  belanja  sayur-sayuran  saja  tetapi  dampak  lainnya  juga
terjadi  dalam  menghemat  Bahan  Bakar  Bensin  BBM  karena  tidak membutuhkan  biaya  transportasi  untuk  berbelanja  ke  pasar  dan  juga
mengurangi nilai impor sayuran walau hanya dalam skala kecil rumah tangga. Manfaat lainnya juga dirasakan dalam menghemat pembelian kompos sebagai
penyubur tanaman yang bisa didapatkan dari proses pemilahan sampah rumah tangga yang dapat didaur ulang yang nantinya diolah menjadi pupuk organik.
Proses  tersebut  dapat  dilakukan  masing-masing  orang  untuk  menghemat pembelian pupuk untuk tanaman.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh bapak Ir. Sukowitono, manfaat memilah  sampah  tidak  hanya  untuk  program.  Tetapi  dari  pemilahan  sampah
tersebut  memberikan  peluang  pekerjaan.  Sebagaimana  hasil  wawancaranya sebagai berikut:
83
Wawancara pribadi  dengan Ibu Isa Fitri, pada  26 Agustus 2016.
“Orang-orang yang angkutin sampahkan dulunya pengangguran, jadi sebagian  ditampung  jadi  keamanan  trus  jadi  pengangkut  sampah
organik.” “…bisa  menanam  sendiri  kebutuhan  sayuran  dalam  rumah
tangga..tapi  klo  buat  meningkatkan  ekonomi  disini  ga  sampe  karena kita  disini  rata-rata  cukup,  belum  sampe  kepada  meningkatkan
ekonomi”.
84
2 Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi  sayuran  menjadi  makan  yang  wajib  dipenuhi  sesuai kebutuhan  tubuh.  Dengan  pemenuhan  kebutuhan  sayuran  akan  tercapai
kondisi  masyarakat  yang  sehat  dan  terhindar  dari  penyakit.  Kesadaran masyarakat menjadikan mereka memilih mengkonsumsi sayuran organik yang
kualitas  dan  keamanannya  serba  alami  terbebas  dari  pestisida  kimia.  Karena dalam  pemanfaatannya,  sayuran  memberikan  kontribusi  yang  cukup  besar
pada  usaha  mencukupi  kebutuhan  gizi  keluarga.  Aktivitas  budidaya  ini  tidak hanya  pada  produksi  makanan  sayuran  saja,  bumbu  dapur,  tanaman  obat
keluarga  dan  tanaman  hias  dapat  pula  dibudidayakan  di  lahan  pekarangan rumah.
Tahun  2013  di  Perumahan  Pondok  Pekayon  Indah  melalui  program KRPL,  para  anggota  program  mulai  menanami  lahan  pekarangan  mereka
dengan  sayuran  organik  untuk  kebutuhan  hidup  sehari-hari.  Ibu  Isa  Fitri sebagai  anggota  program  KRPL  merasakan  manfaat  dari  bertani  di  lahan
pekarangan  rumahnya.  Berbagai  Tanaman  yang  ia  tanam  di  lahan pekarangannya  cukup  untuk  ia  konsumsi  sendiri  dan  bersama  keluarga.
Tanaman  yang  ditanam  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan  memiliki  nilai ekonomis tinggi dan berumur pendek.
84
Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono pada 22 Agustus 2016.
Jika  hasil  panen  dari  tanaman  sedikit  hanya  cukup  dikonsumsi  untuk keluarga.  Jika  hasil  panen  sayuran  dari  rumah  bibit  banyak,  akan  dijual  ke
arisan atau Ibu-ibu komplek dengan harga yang lebih murah. Maka uang dari hasil  penjualan  sebagai  pemasukan  kas  anggota  dan  digunakan  untuk
memperbaiki media yang rusak sebagai berikut: “Ga banyak sih ya untuk dikonsumsi sendiri saja sekarang mah masih
ada  daun  salam,  cabe  rawit,  bawang  merah,  sawi,  kangkung  yang jangka  pendek  saja  ditanamnya  biar  cepat  dipanen  ditanamnya  juga
pakai  rak  disusun  bertingkat..terus  belimbing  wuluh,  daun  pandan, lidah  buaya  dari  toganya  paling  sirih  aja  sih  trus  ada  juga  tanaman
hias bunga kamboja jepang 3 pot ada mawar merah juga sudah besar,
tinggi.” “Hasil  panen  sayuran  jika  sedikit  dikonsumsi  sendiri  sama  keluarga
saja  tapi  klo  banyak  dikumpulin  untuk  dijual  lalu  hasil  jualan  itu diputar  untuk  anggotanya  ya  seperti..untuk  merapikan  wadah  rusak-
rusak.”
85
Pendapat  yang  sama  juga  diungkapkan  oleh  Ibu  Yuni  Kahar.  Dari wawancaranya  ia  bercerita  tentang  beberapa  tanaman  sayuran  dan  tanaman
obat  keluarga  yang  ia  tanam  dan  dikonsumsi  untuk  kebutuhan  dapurnya.  Ia juga  menceritakan  pengalaman  Ibu  Wuri  Sugiman  seputar  lahan
pekarangannya  yang  memperoleh  macam-macam  kebutuhan  dapur,  sebagai berikut:
“Di rumah saya paling ada cabe, bayam, kangkung 3xpanen tanahnya diganti,  seledri,  salada, terong,  sawi,  daun  katuk,  kunyit,  ya  gitu  gitu
ajalah  ga  banyak  nah  dekat  rumah  saya  ada  ibu  Wuri  Sugiman  di rumahnya ia banyak menanam ada buah lengkeng, buah nangka, terus
jeruk  limau  dibikin  minuman,  belimbing  wuluh  buat  tambahan nyayur,  lalu  sayuranya  ada  bayem,  cabe,  kangkung,  seledri,  bawang
putih,  untuk  toganya  serai,  kunyit,  sirih  merah  klo  sudah  bosan  saya suka dibagiin ketetangga,
“..masih  ada  bahan-bahan  baku  dapur  lainnya  yang  kita  beli  di pasar…”
86
85
Wawancara pribadi  dengan Ibu Isa Fitri, pada  26 Agustus 2016.
86
Wawancara pribadi  dengan Ibu Yuni Kahar, pada  26 Agustus 2016.
Gambar 8. Budidaya sayuran dan bibit bayam di rumah Ibu Wuri
Sumber: Dokumentasi Peneliti Tanaman yang sedang Ibu Wuri budidayakan di lahan pekarangannya adalah
bayam, cabe, kangkung, seledri, bawang putih, untuk toganya serai, kunyit, sirih merah dengan mengunakan teknik bertingkat.
Gambar 9. Panen sawi dan bibit sawi umur 2 minggu di rumah Ibu Lala
Sumber: Facebook Lala Gozali Ibu Lala sedang melakukan panen sawi dari polybag yang disusun secara
bertingkat. Beliaupun memiliki bibit sawi yang baru berumur 2 minggu. Tanaman  hias  merupakan  tanaman  yang  dapat  dinikmati  dapat
memberikan  kesenangan  atau  kepuasan.  Sebenarnya  tanaman  hias  dapat dikembangkan  sebagai  tanaman  yang  dapat  untuk  berbisnis  tetapi  hal  ini
belum  dilakukan  oleh  anggota  KWT  Harmoni.  Baru  ada  satu  anggota  KRPL yang peneliti temui, jika ia memiliki tanaman hias kamboja dan mawar. Tetapi
tanaman  hias  ini  hanya  sebagai  penghias  halaman  rumah,  belum  kepada diperjual  belikan.  Tidak  hanya  tanaman  hias,  tanaman  buah-buahan  seperti
buah  lengkeng,  buah  nangka  dan  jeruk  limau  dan  tanaman  obat  keluarga seperti jahe, serai,  sirih  merah, binahong belum  berorientasi kepada produksi
penjualan pasar besar. Hanya ditujukan menambah pemenuhan rumah tangga, jika  bosan  mengkonsumsi  dapat  dibagikan  ketetangga  dan  bertanam  sebagai
kegiatan pengisi waktu luang atau sambilan. Pendapat  lain  diungkapkan  oleh  Ibu  Lucia.  Menurutnya  pemenuhan
kebutuhan  dapur  setiap  rumah  tangga  berbeda.  Jika  kebutuhan  dapur  dapat terpenuhi  dari hasil panen di  lahan pekaranganya itu karena usaha ketekunan
dan kerajinan dari pemilik lahan, sebagai berikut: “Untuk  kategori  terpenuhi  sih  belum  yak  untuk  aku  sendiri  karena
tergantung  dari  masing-masing  orang  klo  ia  rajin  nanam  mungkin bisa  mencukupi  kebutuhan  dapurnya  nah  klo  aku  dulu  sempat  kayak
cabe, tomat, kangkung panen sendiri ga beli di abang sayur. Klo untuk ke  arah  ekonominya  belum  sih  mba  secara  komunitas  soalnya  KWT
kita  itu  belum  seperti  KWT  di  pedesaan  yang  menjadikan  KRPL  itu sebagai income
dari rumah tangganya.”
87
Dari  hasil  wawancara  dapat  disimpulkan.  Setiap  hasil  panen  yang dilakukan  anggota  KWT  Harmoni  berbeda-beda.  Ibu  Wuri  Sugiman  melalui
lahan pekarangannya ia mendapatkan banyak kebutuhan dapur yang terpenuhi dari  aktivitas  menanam  untuk  dikonsumsi  sendiri  dan  bersama  keluarga.  Ibu
Yuni  Kahar  dengan  hasil  panen  yang  biasa-biasa  saja  yang  terkadang  iapun masih  harus  membeli  bahan  dapur  lainnya  di  pasar.  Ibu  lucia  yang  dahulu
87
Wawancara pribadi  dengan Ibu Lucia, pada  26 Agustus 2016.
dapat menghasilkan beberapa panen sayuran dari lahan pekarangannya, untuk sekarang  ia  hanya  menghasilkan  pohon  cabai  saja.  Karena  faktor  yang
membedakan  keberhasilan  setiap  anggota  KWT  Harmoni  adalah  perbedaan usaha  ketekunan  maupun  kerajinan  anggota  dalam  merawat  pekarangannya
karena dari aktivitas berkebun yang dilakukan hanya sekedar hobi atau pengisi waktu  luang  yang  memberikan  manfaat.  Perbedaan  terlihat  ketika  program
KRPL  dilakukan  pada  KWT  pedesaan  yang  diharapkan  pemerintah  agar program tersebut sebagai sumber income rumah tangga.
Beberapa  jenis  hasil  sayuran  dapat  anggota  konsumsi  dari  lahan pekarangannya.  Program  KRPL  Pekayon  belum  pada  kategori  menghemat
anggaran  belanja  dalam  jumlah  besar,  sedikitnya  dapat  menghemat pengeluaran  belanja  sayuran  dari  penghematan  itu  bisa  digunakan  membeli
kebutuhan  lainnya.  Program  KRPL  disini  belum  bisa  dijadikan  sebagai sumber  penghasilan  pendapatan  anggota  KWT  Harmoni,  namun  yang
terpenting  adanya  pengembangan  dalam  meningkatkan  kualitas  hidup  yang lebih  baik  melalui  aktivitas  ini.  Walaupun  pada  awalnya  aktivitas  ini  tidak
didesain untuk kebutuhan komersil tetapi untuk keperluan sendiri
.
Dilihat dari aspek  ekonomi  belum  dapat  membuka  peluang  untuk  berbisnis,  karena
sebagian  besar  anggota  KWT  Harmoni  merupakan  ibu  rumah  tangga Kompleks  yang  tidak  bekerja  dengan  rata-rata  berlatar  belakang  pendidikan
SMA dan suami yang berpenghasilan cukup.
c Aspek Ekologi
Tidak ada makhluk hidup yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Terciptanya interaksi hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan  antara  makhluk  hidup  dengan  lingkungan  sekitarnya. Lingkungan  akan  mempengaruhi  jenis  tanaman  yang  sesuai  untuk
dibudidayakan.  Dari  tanaman  yang  dibudidayakan  memberikan  keuntungan tersendiri bagi  yang menanam.  Menanam  bukan  hanya aktivitas di  pedesaan,
tetapi  menanam  dapat  dilakukan  di  daerah  perkotaan  biasa  disebut  dengan urban farming. Dengan urban farming, masyarakat bisa menjadi petani di kota
seperti anggota KWT Harmoni tanpa harus di lahan yang luas. Adapun  dampak  dari  perubahan  terlihat  setelah  mereka  melakukan
budidaya  tanaman  di  YGPL  Pekayon  dalam  program  KRPL.  Mereka  mulai mengkonsumsi  kebutuhan  makanan  dapur  dari  lahan  pekarangan  mereka
terlebih pada anggota KWT Harmoni ini tanaman organik menjadi konsepnya dalam  bertanam.  Semua  proses  dalam  budidaya  tanaman  tersebut  melalui
proses  organik,  dimulai  dari  bibit  yang  berkualitas  bagus  hasil  dari penyemaian  benih  organik  sebelumnya,  penggunaan  pupuk  organik,  media
tanah  yang  subur  sampai  pada  pestisida  yang  digunakan  dikelola  di  sekitar pekarangan  rumah.  Secara  lebih  jelasnya,  kategori  aspek  ekologi  tersebut
meliputi sebagai berikut: 1 Pengolahan limbah rumah tangga 2 Memberikan keindahan 3 memberikan kesehatan dari lahan pekarangan.
1 Pengolahan Limbah Rumah Tangga
Lingkungan yang tidak terjaga akan menimbulkan dampak yang tidak baik,  diantaranya  dapat  mengganggu  kehidupan  dan  menimbulkan  banyak
penyakit.  Dalam  aktifitas  rumah  tangga  di  setiap  perkotaan,  masyarakat umumnya membuang sampah secara tercampur  dengan sampah rumahannya,
keadaan  tersebut  pernah  terjadi  di  YGPL  Pekayon  pada  tahun  2003  lalu.
Dahulu  lingkungan  sekitar  Perumahan  Pondok  Pekayon  Indah  bau  karna banyak  masyarakat  yang  belum  sadar  akan  menjaga  kelestarian  lingkungan.
Akibatnya  sampah  yang  dibuang  secara  sembarang  di  pinggiran  rawa membuat  lingkungan  bau,  berantakan  dan  terjadi  pencemaran  air.  Umumnya
jenis sampah berasal dari sampah rumah tangga dan dedaunan yang ada. Pada tahun  tersebut  masyarakat  Pondok  Pekayon  Indah  belum  melakukan
pemilahan  sampah.  Saat  belum  dilakukan  pemilahan  sampah,  sampah  yang diangkut  oleh  petugas  kebersihan  komplek  menggunakan  truk  dalam  volume
banyak. Dalam satu truk sampah untuk mengangkut satu RW terkadang tidak cukup.  Pada  tahun  2005  YGPL  melalui  wakil  wali  kota  Bekasi  menutup
pembuangan sampah dekat lingkungan Pekayon. Setelah sampah dikelola oleh Dinas  Kebersihan  dan  diangkut  oleh  petugas  seminggu  2  kali  dari  sinilah
gerakan  pemilahan  sampah  dimulai.  Sampah  yang  tidak  dapat  didaur  ulang dihibahkan ke pemulung atau masuk dalam kelola bank sampah, lalu sampah
organik  yang  dapat  didaur  ulang  diolah  menjadi  kompos  kawasan.  Setelah diberikan  pengertian,  masing-masing  orang  harus  bertanggung  jawab  dan
berperan  aktif  agar  lingkungan  tempat  tinggal  kita  bersih.  Keadaan  berbeda telah  dirasakan  oleh  masyarakat  PPI,  kini  dalam  satu  truk  dapat  mengangkut
sampah untuk 3 RW. Dalam pemilahan dan pengolahan sampah dimulai dari rumah tangga.
Sampah  terdiri  dari  2  macam,  ada  sampah  organik  dan  sampah  anorganik. Sampah  organik  biasa  dikenal  dengan  sampah  basah  yang  mempunyai  masa
hancur  berlangsung  alami  1-6  bulan,  seperti:  Sisa  makanan  atau  sampah dapur,  tulang  ikan  atau  hewan  sebelumnya  dipotong  kecil-kecil,  Sisa
sayuran,  daun-daunan  kering,  roti,  nasi,  kue,  daging  dan  lain-lain.  Sampah anorganik  biasa  dikenal  dengan  sampah  kering.  Terdiri  dari  senyawa  an-
organik  atau  bahan  buatan  yang  tidak  mudah  membusuk  seperti:  Benda  atau barang  yang  terbuat  dari  kaca  maupun  beling  botol  bekas  minuman,  kecap,
saus  dengan  masa  hancur  alami  ratusan  tahun,  benda  logam  atau  kaleng minuman, benda plastik, shampo, minuman botol, styrofoam bahan berbahaya
dan  beracun  dan  lain-lain.  Karena  mendaur  ulang  sampah  memiliki  berbagai manfaat  diantaranya:  menghindari  pencemaran  atau  kerusakan  lingkungan,
melestarikan  kehidupan  mahluk  hidup  yang  terdapat  pada  suatu  lingkungan tertentu,  menjaga  keseimbangan  ekosistem  mahluk  hidup  yang  terdapat  pada
lingkungan,  mengurangi  sampah  anorganik,  mendapatkan  tambahan penghasilan dan hasil pengolahan sampah tersebut pada akhirnya dapat di jual.
Gambar 10. Proses pembuatan kompos kawasan di Rumah Kompos
Sumber: Facebook YGPL Pekayon
Hasil  kompos  produksi  unit  progam  Rumah  Kompos  memiliki  2  jenis, kompos organik padat per pak 1,5 kg dijual Rp 5.000, pupuk cair dijual dari harga
Rp10.000 untuk kemasan 1 liter botol lalu RP 50.000 untuk kemasan botol. Dari hasil  penjualan  mendapatkan  Rp.  1.000.000-Rp  2.000.000  perbulannya.  Biaya
operasi  sekitar  Rp  3.000.000-Rp  3.500.000  perbulan.  Namun  hasil  penjualan kompos  tidak  dapat  memberikan  untung.  Hasil  tersebut  habis  untuk  pembiayaan
operasi saja. Karena kegiatan kompos sifatnya sosial pengabdian pada lingkungan. Jadi  bagaimanapun  tetap  berjalan.  Lokasi  pembuatan  kompos  di  sana  sangat
nyaman, tidak ada aroma yang bau, tidak ada belatung dan lalat. Karena sampah organik  sudah  terpilah  dari  rumah,  jadi  sisa  makanan  yang  mengandung  hewani
tidak masuk kesana. Gambar 11. Manfaat mendaur ulang sampah organik RECYCLE
Sumber: Facebook YGPL Pekayon Pertanyaan  ini  diungkapkan  oleh  Ibu  Isa  Fitri,  ia  menjelaskan  proses
pemilihan  sampah  organik  dan  anorganik.  Sampah  organik  melewati  proses dikubur  dalam  tanah  selama  40  hari  lamanya.  Material  Pupuk  organik  yaitu
dari  sampah  sisa  tanaman,  dedauan  kering  komplek  yang  sudah  ada  tong
MANFAAT mendaur
ulang sampah organik
RECYCE Pemilihan
sampah
Sampah Organik
kompos Menyuburkan
Tanah Pertanian
organik penghijauan
sampah besar khusus yang nanti diangkut dengan baktor komplek. Kemudian sampah  anorganik  dapat  ditabung  di  bank  sampah  YGPL  seperti  pada
pembahasan  BAB  III  h,  53  lalu  dimanfaatkan  untuk  macam-macam  seperti kerajinan kain perca.  Pernyataan tersebut sebagai berikut:
“..kita  menggunakan  organik  semua  medianya  dari  pupuk  sampai semprotan  pestisidanya  dan  itu  kita  yang  buat  sendiri  jadi
memanfaatkan sampah-sampah nah sampah itu ada yang organik dan anorganik,  kita  pilah  sampah  untuk  membuat  pupuk  sudah  pasti
sampah  organik  yang  dipakai  dikubur  dulu  dalam  tanah  selama 40harian..”
“Program  ini  juga  turut  dalam  penyelamatan  lingkungan  dengan pengelolaan sampah melalui gerakan 3R reuse, reduse, recycle”.
88
Sampah organik yang diolah menjadi pupuk memberikan memberikan kontribusi peran terhadap pelaksanaan program KRPL. Dengan menggunakan
pupuk  organik  tanaman  akan  tumbuh  subur.  Seperti  pendapat  yang dikemukakan oleh Ibu rustinah hasan, sebagai berikut:
“...KRPL  itu  memberikan  peran  dalam  pengolahan  sampah  rumah dengan  cara  pemilahan  antara  sampah  organik  dan  anorganik  yang
bisa digunakan menjadi pupuk untuk makanan yang kita tanam.”
89
Pendapat  yang  sama  diungkapkan  oleh  bapak  Ir.  Sukowitono,  ia mendapatkan  manfaat  lain  dari  pemilahan  sampah  yang  nantinya  diolah
menjadi  kompos  kawasan.  Tidak  hanya  untuk  program,  dampak  lain  dari pemilahan sampah adalah memberikan peluang pekerjaan sebagai berikut:
“Orang-orang yang angkutin sampahkan dulunya pengangguran, jadi sebagian  ditampung  jadi  keamanan  trus  jadi  pengangkut  sampah
organik.…”
90
88
Wawancara pribadi  dengan Ibu Isa Fitri, pada  26 Agustus 2016.
89
Wawancara pribadi  dengan Ibu Rustinah Hasan, pada  27 Agustus 2016.
90
Wawancara pribadi dengan Bapak Ir. Sukowitono pada 22 Agustus 2016.
2 Memberikan Keindahan
Dari  tanaman  yang  dibudidayakan  oleh  KWT  Harmoni  banyak memiliki  dampak  yang  dirasakan  secara  individu  maupun  secara  lingkungan
seperti  memberikan  keindahan,  kenyamanan,  membantu  mengurangi  laju pemananasan  global  lalu  membantu  menciptakan  lingkungan  yang  bersih
dengan pelaksanaan 3R. Hal  senada  juga  diutarakan  dalam  penyataan  Ibu  Wirda  Zulfikar,
sebagai berikut: “trus  halaman  rumah  juga  kelihatan  indah  nyaman  karena
penghijauan yang kita lakukan..”
91
Hal  yang  sama  diungkapkan  Ibu  Yuni  Kahar.  Melalui  wawancaranya ia  merasakan  dampak  lain  dari  menanam  di  lahan  pekarangan  yaitu  dapat
menyegarkan  mata  dan  pikiran,  dapat  menjadi  altrenatif  hiburan  yang  sehat dan  menyenangkan  setelah  seharian  melakukan  aktivitas  padat  di  luar  rumah
sebagai berikut: “…Lingkungan  kita  tuh  jadi  bersih,  lingkungan  juga  berkualitas
komplek inikan menjadi titik pantau adipura berkat perhatiannya pada penghijauan,  pelestarian  lingkungan,  dengan  melihat  tanaman  tuh
mengurangi  kejenuhan  setelah  seharian  beraktivitas  bekerja  atau sekolah  yang  dikatakan  suami  sama  anak-anak  saya  lalu  rumah  juga
sejuk.
92
Selain itu manfaat lain dirasakan oleh ibu Isa Fitri mengenai penerapan program  KRPL  pada  lingkungannya.  Secara  lingkungan  dampak  positifnya
telah memberikan keindahan, menambah hijau kota, menyegarkan udara yang ada di sekitar lingkungan Perumahan PPI karena pepohonan berfungsi sebagai
91
Wawancara pribadi  dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar, pada  26 Agustus 2016.
92
Wawancara pribadi  dengan Ibu Yuni Kahar, pada  26 Agustus 2016.
pencemaran  udara,  lalu  udara  sekitar  lingkungan  akan  sejuk  dan  asri  karena gas  CO
2
diserap  oleh  tanaman.  Untuk  mendapatkan  lingkungan  yang  bersih diperlukan  kesadaran,  kepedulian  dari  masyarakatnya.  Ketertarikan  pengisi
waktu  luang  dan  sekedar  hobi  menjadi  latar  belakang  dari  program  KRPL KWT Harmoni. Ketertarikan anggota mengkonsumsi makanan organik,  tentu
memberikan  banyak  manfaat  bagi  yang  melakukannya.  Dimana  menjalankan program  pemerintah  tersebut  yang  anggota  dapatkan  sebagai  penujang  gizi
anggota  dan  keluarga  terhadap  kualitas  makanan,  sehingga  menghasilkan balita  yang  sehat,  kuat  dan  memiliki  daya  tahan  tubuh  bagus  karena  sangat
terhindar dari makanan yang mengandung zat-zat kimia. Apabila kita menanam sendiri bahan makanan  yang akan dikonsumsi,
kita  akan  berupaya  semaksimal  mungkin  mengkonsumsinya,  karena menyaksikan sendiri bagaimana benih  bertransformasi menjadi  bibit,  tumbuh
kembang dan menjadi  bagian dari makanan keluarga sehari-hari memberikan kebanggaan  sendiri.  Dengan  begitu  dampak  bagi  anggota  dan  keluarga  yang
menanam  sendiri  makanan  sayuran  organik  yang  didapatkan  dari  lahan pekarangan rumah akan mengurangi rasa khawatir terhadap konsumsi sayuran
tersebut,  menumbuhkan  kebiasaan sehat  dan terhindar dari berbagai  penyakit dari  proses  sayuran  yang  menggunakan  bahan  kimia.  Selain  itu  keuntungan
lainnya adalah sayuran akan terasa lebih sehat dan segar, dengan begitu waktu kosong dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.
Senada dari pernyataan ibu nurul mengenai berbagai dampak yang ia  rasakan  untuk  kesehatan  dari  menanam  sendiri  makanan  sayuran,  sebagai
berikut:
“Memanfaatkan  waktu  senggang  diisi  dengan  yang  lebih  berguna. Melatih  menanam  biar  ga  pikun  tangan  ga  pada  kaku  trus  ada
hubungannya  dengan  kesehatan  juga  loh  seperti  mencegah  penyakit alzhaimer  gitu  terus  makanan  organik  itu  rasanya  beda  saja  lebih
fresh gitu dari pada yang lainnya.
94
Dari hasil wawancara pada penerapan program KRPL, terdapat banyak jenis  tanaman  yang  dibudidayakan  di  lahan  pekarangan  rumah.  Tanaman
tersebut  tanaman  sayuran,  tanaman  buah-buahan,  tanaman  obat  keluarga  dan tanaman  hias.  Jika  tanaman  tersebut  berhasil  dikelola  oleh  anggota  dalam  hal
perawatan  dan  pelestarian  dapat  memberikan  pengaruh  sebagai  tanaman pendidikan  yang  dapat  dimanfaatkan  untuk  tempat  bermain  maupun  arena
belajar  anak-anak  usia  dini  tingkat  Taman  KanakPlaygroup  sebagai  media pengenalan lingkungan hidup. Lingkungan pun akan terasa sejuk, asri, sampah
dapat  diolah  menjadi  barang-barang  yang  lebih  bermanfaat,  penghilang kejenuhan,pemberi  keindahan,  mengurangi  pencemaran  lingkungan  dari
penghijauan  yang  dilakukan.  Tidak  hanya  memberikan  manfaat  pada lingkungan,  dengan  menanam  sendiri  makanan  dapat  terbebas  dari  zat-zat
kimia, menumbuhkan kebiasaan sehat dari makanan organik tersebut.
                