pemberdayaan.Yang terpenting adalah pastisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya.
45
Meskipun para ahli berbeda pendapat tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan potensi sumber daya yang ada pada diri manusia.
Jadi dari uraian diatas pemberdayaan masyarakat adalah mengembalikan keberfungsian sosial seseorang ataupun anggota masyarakat dengan bantuan
tenaga perubah dengan penyadaran akan peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan maupun pengembangan potensi yang dimiliki serta kemampuan
dan keberanian untuk melakukan suatu perubahan.
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam tujuannya menurut Edi Suharto, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu
masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegitan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
46
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik seluruh warga
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya.
45
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.s dan Dr. Ir. H. Poerwoko Soebiato, M.Si, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik Edisi Revisi, h. 28-31.
46
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan kesejahteraan Sosial Pekerjaan Sosial”, h. 58.
Menurut Agus Ahmad Sayfi’i tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan
diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang. Ini berati masyarakat diberayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya.
47
C. Pertanian Kota Urban farming
1. Sejarah Urban Farming
Penjelasan sejarah Urban farming dalam dikutipan buku Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias Buah menceritakan sebenarnya sudah
ada sejak zaman dahulu, bahkan sejak pertanian itu sendiri lahir. Sejarah mencatat, konsep ini sudah ada sejak zaman Mesir kuno. Diberbagai belahan
dunia, urban farming tempo dulu digalakkan sebagai salah satu upaya untuk menjamin ketahanan pangan. Saat perang dunia I dan perang dunia II,
Presiden Woodrow Wilson meminta kepada seluruh warga Amerika untuk menanam. Woodrow melihat berkebun di pekarangan merupakan satu-satunya
cara keluar dari krisis pangan selama perang dunia berlangsung. Gerakan berkebun yang dilakukan besar-besaran oleh penduduk Amerika saat itu
melahirkan sebuah taman bernama victory garden. Tidak lama berselang, berbagai komunitas pencinta kebunpun banyak didirikan. Salah satu yang
terbesar yaitu Seattle’s P-Patch. Munculnya komunitas pencinta kebun di seluruh dunia, merupakan awal baru dari lahirnya konsep urban farming yang
mendunia. Seiring dengan pesatnya perkembangan tekonologi, urban farming kini tampil jauh lebih mudah dan efisien. Kita tidak harus lagi bergantung
47
Agus Ahmad Syafi’I “Manajemen Masyarakat Islam”, h. 39.
pada lahan untuk bertanam, karena tanpa lahanpun kita masih dapat berkebun.
48
Konsep urban farming lahir dari kesadaran masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan yang segar dan sehat, serta mengurangi populasi
dan perencanaan lingkungan sekitar sehingga bisa terciptanya gaya hidup yang sehat di lingkungan yang sehat. Hingga beberapa tahun terakhir muncul
kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumi makan yang dihasilkan menggunkan bahan non-organik seperti pupuk kimia dan pestisida sintesis.
Dikarenakan semakin banyaknya orang sakit akibat polusi dan lingkungan yang tercemar menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Kini
kecenderungan orang untuk mengonsumsi makanan organik semakin besar. Organik menjadi pilihan cara dalam urban farming. Konsep dan
metode organik secara umum diartikan sebagai cara bercocok tanam tanpa menggunakan pupuk dan pestisida sintesis yang dikelola di lingkungan sekitar
pekarangan rumah dan pemukiman pekotaan. Banyak manfaat yang bisa dihasilkan dari urban farming diantaranya: pekarangan menjadi lebih
produktif dan dampak cemaran limbah rumah tangga menjadi berkurang, seperti sampah dapur diolah menjadi pupuk kompos, air limbah rumah tangga
dibuatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sehingga tidak mencemari tanah dan udara.
49
2. Pengertian Urban Farming
Istilah Urban Farming secara harfiah berarti berkebun di daerah urban atau perkotaan. Urban farming merupakan kegiatan menanam dan
48
Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias Buah”, h. 8.
49
Janti Wignjopranoto, Selamet Raharjo, dan T. A. Kuncoro, “Rumah Organik
Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik”, h. 2-4.
menumbuhkan tanaman di area padat penduduk yang ditunjukan untuk konsumsi pribadi maupun untuk didistribusikan pada orang-orang yang berada
disekitar area tersebut. Dengan urban farming, masyarakat bisa menjadi petani di kota tanpa harus di lahan yang luas.
50
Menurut Widianto yang mengutip buku Ridwan Kamil Indonesia Berkebun merupakan pendiri komunitas Bandung Berkebun. Konsep urban
farming adalah memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan
komunitas sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Gaya hidup yang ingin dibentuk adalah menjadikan kegiatan konsep ini kebutuhan sehari-
hari.
51
Menurut Enciety 2011 dalam kutipan skripsi Firdaus Harap bahwa Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar
perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas
ini adalah upaya memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana rekreasi dan hobi.
52
Menurut Food Argiculture Organization FAO yang dikutip dalam buku Rumah Organik mendefinisikan pertanian urban sebagai industri yang
memproduksi, memproses, serta memasarkan produk dan bahan pangan
50
Tim Penulis Agriflo , “Urban Farming Bertani Kreatif, Sayur, Hias Buah”, h. 6.
51
Widianto dkk, “ Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen untuk Sistem Kegiatan Urban
farming Komunitas Bandung Berkebun”, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, vol. 01 no. 4 Maret 2014, h. 86, artikel diakses pada Jumat, 29 April 2016 pada pukul 07. 13 dari
http:id.portalgaruda.org
52
Firdaus Harahap, “Keberhasilan Program Urban Farming Di Kota Surabaya”,
Skripsi S1 Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional VETERAN Surabaya, 2014, h. 2. Artikel diakses pada 2 Mei 2015 pukul 06.33 dari http:eprints.upnjatim.ac.id