keahlian dan inovasi dalam pembudidayaanya. Guna menambah gizi, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga serta membangun suatu
kelompok pertanian guna membangun dirinya sendiri agar lebih mandiri.
3. Penerapan Urban Farming
Aktivitas bercocok tanam dapat dilakukan di dalam kota intra-urban atau di perbatasan kota peri-urban. Aktivitas tersebut dapat diterapkan di
wilayah rumah misalnya di halaman, di lahan luar pemukiman, halaman belakang atau depan, di ruang terbuka di luar gedung di pagar halaman,
dinding, tangga, balkon, teras dan atap, baik pada lahannya sendiri, menyewa atau lahan umum yang tidak sedang dimanfaatkan.
56
Menurut tim Agriflo Urban farming sendiri dapat membuat masyarakat menjadi lebih kreatif, karena dapat membuat lahan pekarangan
mereka lebih produkif. Selain itu penerapan ini sendiri juga dapat diaplikasikan di jalan-jalan umum seperti di trotoar atau taman kota.
57
Berikut beberapa konsep penerapan dalam urban farming yang sangat bervariasi:
a. Tabulampot
Budidaya Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot mulanya dikenal di daratan Cina dan Jepang disebut She Juang Penjing dan Shan
shui penjing, yaitu Bonsai. Bonsai berasal dari bahasa Jepang yang terdiri atas suku kata “bon” nampan wadah dan “sai” tumbuh. Secara harfiah
bonsai adalah sesuatu yang tumbuh di satu wadah atau tempat dangkal, kemudian popular dengan istilah pot dan popular dengan sebutan
56
Nugraheni Widyawati, “Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”,
Yogyakarta: Lily Publisher, 2015, h. 25.
57
Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias Buah”, h. 116.
Tabulampot. Tabulampot adalah sistem budidaya tanaman buah-buahan dengan menggunakan pot sebagai tempat hidupnya.
58
b. Vertikultur
Verikultur merupakan salah satu sistem budidaya tanaman yang menggunakan sistem bertingkat atau ke atas. Teknik ini merupakan salah
satu alternatif dalam mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan. c.
Hidroponik Hidroponik merupakan salah satu alternatif dari pertanian di lahan
terbatassempit. Budidaya tanaman dengan teknik ini menggunakan tanah sebagai media tanamnya juga dapat memanen tanamannya sepanjang
tahun dan tidak tergantung musim. Hidroponik ini dapat dilakukan dengan skala kecil di pekarangan rumah yang luasnya terbatas.
d. Akuaponik
Akuaponik merupakan perpaduan sistem budidaya antara tanaman dan ikan. Prisnsipnya, tanaman akan memanfaatkan unsur hara yang
didapat dari kotoran ikan.
59
58
Bachrum Achmad Baeshowi, “Pertanian Terpadudan Argribisnis”, Ciputat: Intelektifa
Pustaka, 2004, h. 131.
59
Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias Buah”, h. 54- 78.
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan
Berdirinya Gerakan Peduli Lingkungan berawal dari rasa kesadaran dan kepedulian kelompok masyarakat, bahwa dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup diperlukan komitmen secara kolektif untuk menuju perubahan perilaku dan terciptanya etika berbudaya lingkungan sehat
dan asri yang bukan menjadi tanggungjawab pemerintah saja. Pada awalnya di tahun 2003 ibu-ibu Majelis Taklim Darussalam dan
Pemuda di Perumahan Pondok Pekayon Indah PPI berkunjung ke Banjarsari, Desa Agrowisata lingkungan di Jakarta Selatan yang dipimpin oleh Ibu Harini
Bambang Wahono yang kita kenal sebagai pelopor lingkungan hidup khususnya bidang persampahan di Indonesia. Pada saat kunjungan itu, serta
merta ibu-ibu dan pemuda tergugah serta termotivasi, mempunyai niat untuk mengembangkan hal yang sama seperti Ibu Bambang lakukan. Selama 3 bulan
sejak itu, komunitas didampingi oleh Ibu Sri Riadiati seorang mahasiswi pasca sarjana Universitas Indonesia jurusan Psikologi Lingkungan yang
dipertemukan di kediaman Ibu Bambang saat kunjungan kesana. Proses tumbuh warga PPI dalam membentuk komunitas yang peduli lingkungan
dijadikan kasus oleh beliau dalam menyusun disertasinya. Diawali dengan mengadakan in house training, komunitas YGPL Pekayon mencerdaskan diri,
membekali diri dengan wawasan dan ilmu sekitar kesehatan lingkungan. Diperjelas dengan melihat kenyataan rendahnya kualitas lingkungan di sekitar
Pekayon, khususnya masalah persampahan, sehingga membuat komunitas YGPL Pekayon semakin tertantang untuk maju melangkah.
Kemudian komunitas YGPL Pekayon berkomitmen untuk melanjutkan dengan membentuk organisasi, menetapkan visi dan misi, kepengurusan serta
menyusun program. Maka, lahirlah Gerakan Peduli Lingkungan pada tanggal 4 April 2003.Yang
dipelopori oleh MTIID Majelis Ta’lim Ibu-ibu Darussalam dan HIPPI Himpunan Pemuda Pondok Pekayon Indah.
Selangkah demi selangkah YGPL melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada, secara swadaya dan swakarya.
Pada tahun 2007-2008, YGPL ditunjuk sebagai Stakeholder PPK-IPM Program Pendanaan Kompetisi-Indek Pembangunan Masyarakat untuk Jawa
Barat, dengan mengadakan kegiatan ToT Training of Trainer untuk 24 kader dan memandu kegiatan replikasi ke 4 kelurahan dengan jumlah peserta 100
orang. YGPL memiliki jumlah pengurus inti aktif sebanyak 50 orang. YGPL juga menggalakkan kembali kebun TOGA Tanaman Obat Keluarga,
pengomposan skala kawasan, dan meningkatkan produksi kerajinan dari limbah seperti plastik, botol, kertas dan kulit telur. Kelompok ini
membudidayakan sayuran organik di lahan percontohan, dan yang terakhir YGPL menerbitkan buletin setiap 2 bulan untuk menyebarkan informasi
mengenai kegiatan yang akan dan sudah dilakukan kepada masyarakat. Kegiatan pengelolaan sampah dan gerakan penghijauan yang telah dilakukan
YGPL Pekayon menghasilkan berbagai penghargaan seperti Juara I Lomba
Kreatifitas Daur Ulang Sampah yang diselenggarakan oleh KLH dan