Sejarah Urban Farming Pertanian Kota Urban farming

nabati, terutama dalam menanggapi permintaan sehari-hari konsumen di perkotaan yang menerapkan metode intesif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan, serta menghasilkan beragam tanaman dan ternak. 53 Menurut Bareja 2010 menyebutkan urban farming atau urban agriculture adalah upaya pembudidayaan tanaman dan atau memelihara hewan ternak di dalam dan di sekitar wilayah kota besar, metropolitan, atau kota kecil untuk memperoleh bahan pangan, kebutuhan lain dan tambahan finansial, termasuk tahap pemprosesan, pemasaran dan distribusi produk hasil kegiatan tersebut. Urban farming kebanyakan dilakukan oleh mayarakat yang tinggal di perkotaan, kadang sebagai pekerjaan utama atau pekerjaan sambilan, karena memanfaatkan ruang terbuka atau lahan tidur. Aktivitas ini lebih banyak pada produksi bahan makanan dari tanaman pertanian seperti sayuran, bumbu, buah-buahan, toga dan tanaman hias. 54 Secara teknik urban farming dilakukan dengan memanfaatkan seminimal mungkin lahan yang ada untuk berkebun seperti tabulampot, vertikultur, vertical garden dan roof garden. 55 Bedasarkan dari berbagai uraian pendapat. Kesimpulan bahwa urban farming merupakan aktivitas pertanian, pertenakan, perikanan maupun perkebunan oleh masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan, ruang terbuka hijau dan lahan di sekitar rumah yang melibatkan keterampilan, 53 Janti Wignjopranoto, Selamet Raharjo, dan T. A. Kuncoro , “Rumah Organik Memanfaatkan setiap sudut rumah untuk bertanam secara organik”, Jakarta: PT AgroMedia Pustaka, 2015, h. 4. 54 Nugraheni Widyawati, “Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”, h. 25. 55 Herfin Sasono dan Nofiandi Riawan, “Mudah Membuahkan 38 Tabulampot Paling Populer”, Jakarta Selatan: PT ArgoMedia Pustaka, 2014, h. 2. keahlian dan inovasi dalam pembudidayaanya. Guna menambah gizi, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga serta membangun suatu kelompok pertanian guna membangun dirinya sendiri agar lebih mandiri.

3. Penerapan Urban Farming

Aktivitas bercocok tanam dapat dilakukan di dalam kota intra-urban atau di perbatasan kota peri-urban. Aktivitas tersebut dapat diterapkan di wilayah rumah misalnya di halaman, di lahan luar pemukiman, halaman belakang atau depan, di ruang terbuka di luar gedung di pagar halaman, dinding, tangga, balkon, teras dan atap, baik pada lahannya sendiri, menyewa atau lahan umum yang tidak sedang dimanfaatkan. 56 Menurut tim Agriflo Urban farming sendiri dapat membuat masyarakat menjadi lebih kreatif, karena dapat membuat lahan pekarangan mereka lebih produkif. Selain itu penerapan ini sendiri juga dapat diaplikasikan di jalan-jalan umum seperti di trotoar atau taman kota. 57 Berikut beberapa konsep penerapan dalam urban farming yang sangat bervariasi: a. Tabulampot Budidaya Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot mulanya dikenal di daratan Cina dan Jepang disebut She Juang Penjing dan Shan shui penjing, yaitu Bonsai. Bonsai berasal dari bahasa Jepang yang terdiri atas suku kata “bon” nampan wadah dan “sai” tumbuh. Secara harfiah bonsai adalah sesuatu yang tumbuh di satu wadah atau tempat dangkal, kemudian popular dengan istilah pot dan popular dengan sebutan 56 Nugraheni Widyawati, “Cara Mudah Bertanam 29 Jenis Sayur Dalam Pot”, Yogyakarta: Lily Publisher, 2015, h. 25. 57 Tim Penulis Agriflo, “Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias Buah”, h. 116.