aspek ekonomi dan aspek ekologi. Secara lebih jelasnya, dari dampak positif dari aspek sosial meliputi hal-hal berikut:
a. Aspek Sosial
Aspek sosial yang dimaksudkan adalah tentang pergaulan hidup dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, norma sosial yang yang
mengatur interaksi masyarakat, senasib, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu karena manusia sendiri merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa saling bantu membantu dengan manusia lainnya. Kategori dari aspek sosial tersebut adalah 1 Perubahan perilaku Self Awerness, 2 Meningkatkan
pengetahuan bahan organik dan 3 Peningkatan keterampilan, 1
Perubahan Perilaku Self Awerness Dalam proses penerapan program KRPL, para anggota mendapatkan
pembinaan dari BPTP yang mana mereka melihat potensi penghijauan dan kompos yang dimiliki yayasan sebagai modal awal dalam mengembangkan
sumberdaya alam suatu upaya memberdayakan KWT Harmoni di YGPL Pekayon. Seperti yang dipaparkan dalam bab II sebelumnya bahwa
pemberdayaan menurut sriharini yakni upaya membangun kemampuan dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran potensi yang dimiliki
sumberdaya masyarakatnya. Pada April 2013, BPTP dan BPPT Jawa Barat datang memberikan binaan selama satu tahun lebih. Mereka melihat bahwa
Yayasan memiliki sumberdaya penghijauan. Dengan melihat potensi yang dimiliki, BPTP menawarkan bimbingan seputar memaksimalkan lahan sempit.
Tumbuhlah ketertarikan pada ibu-ibu mengenai program KRPL. Penerapan program KRPL di YGPL telah berjalan selama tiga tahun dari 2013 sampai
tahun ini. Awal materi pembinaan seputar pengajaran pembuatan benih lalu mengajarkan cara pembibitan hingga proses panen. Pertemuan rutin
keanggotaan KRPL diadakan setiap satu bulan sekali, untuk penyuluhan diadakan setiap per tiga bulan sekali. Namun pembinaan dan penyuluhan
tersebut hanya berlangsung satu tahun pertama saja, karena pembiayaan dana untuk BPTP sudah tidak diberikan oleh pemerintahan Lembang hal ini
membuat pembinaan terhenti. Pada oktober 2015 Dinas Perekonomian Rakyat DISPERA memberikan bantuan berupa benih, tapi mereka tidak
memberikan pelatihan maupun penyuluhan. Untuk saat ini pogram KRPL KWT Harmoni tidak memiliki pengganti dari pembinaan yang dilakukan oleh
BPTP. Dari penerapan dan penyuluhan tersebut memiliki dampak yang
dirasakan oleh KWT Harmoni yang sedang berjalan dalam kurun waktu tiga tahun. Dampak yang terlihat adalah mereka mulai mengkonsumsi makanan
sayuran dari lahan pekarangan mereka sendiri. Kebanyakan dari anggota hanya menanam kebutuhan sayuran dan kebutuhan bumbu dapurnya. Untuk
jenis buah-buahan hanya segelintir orang saja yang menanamnya namun pengetahuan tentang bertani juga bertambah, saling berbagi hasil tanaman,
anggota lebih berpikir kritis, bertegur sapa sesama anggota dari bertegur sapa akan menumbuhkan keakraban dan menumbuhkan sikap kebersamaan pada
kelompok. Pendapat ini diungkapkan oleh Ibu Rustinah hasan, proses dari
menumbuhkan antusias dan kesadaran anggota dalam mengikuti maupun menghadiri pelatihan program KRPL, sebagai berikut:
“Dengan membuat sesering mungkin kegiatan dan perkumpulan membuat ibu-ibu kumpul, mereka kenal sayang dengan sayang mereka
merasa rindu lalu mereka hadir keperkumpulan.”
72
Pernyataan lain dikuatkan oleh argument ibu lucia sebagai Kelompok Wanita Tani KWT Harmoni dari KRPL. Rasa kebersamaan sebagai
penunjang agar program dapat terlaksana pun dapat tumbuh sebagai berikut: “…bisa bedakan klo tanaman ada ulatnya itu organik ga pake
pestisida kimia itu, bisa tau sampah sayuran dapur yang dipilah bisa digunakan menjadi kompos organik. klo yang aku rasakan
dikomunitas kita bisa saling bagi-bagi pengalaman seputar tanaman, kasih masukan ke ibu-ibu, trus yang paling penting menjaga solid kita
untuk terus melestarikan lingkungan”.
73
Selain memiliki rasa kebersamaan dalam kelompok, mereka juga mendapatkan rasa kepercayaan diri bahwa mereka mampu melakukan atau
membuat sesuatu yang bisa dibanggakan. Nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan adanya proses interaksi kepada sesama anggota dapat
terlihat dari penjelasan wawancara dengan Ibu Hj. Wirda Zulfikar selaku anggota KRPL sebagai berikut:
“Klo kita lagi panen tuh ya difoto dipamerin di grup WA ibu-ibu GPL ada rasa bangga tersendiri saja ceritanya habis memanen dari situ
kita menularkankan disanalah ilmunya supaya ibu-ibu lainnya
semangat lagi untuk menanam”.
74
Seperti yang diungkapkan ibu Isa fitri, hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Yuni Kahar sebagai anggota program yang merasa mendapatkan banyak
perubahan semenjak mengikuti program, seperti pemaparannya dalam wawancara berikut:
72
Wawancara pribadi dengan Ibu Rustinah Hasan sebagai ketua Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan YGPL Pekayon, pada 27 Agustus 2016
73
Wawancara pribadi dengan Ibu Lucia sebagai anggota KRPL, pada 26 Agustus 2016.
74
Wawancara pribadi dengan Ibu Wirda Zulfikar sebagai anggota KRPL, pada 26 Agustus 2016.