76
4. Pengaruh dewan komisaris independen DKI terhadap praktik perataan
laba income smoothing
Variabel dewan komisaris independen DKI menunjukkan nilai koefisien regresi positif sebesar 15,667 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,051 atau
lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis ke-4 ditolak. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa
variabel dewan komisaris independen berpengaruh terhadap praktik perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Haryadi 2011, dan Kharisma dan Agustina 2015.
Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Ada beberapa penjelasan atas hal tersebut. Pertama, pengangkatan komisaris
independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance
GCG di dalam perusahaan. Kedua, ketentuan minimum dewan komisaris independen sebesar 30 untuk pengangkatan komisaris independen mungkin
belum cukup tinggi untuk menyebabkan para komisaris independen tersebut dapat mendominasi kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris, sehingga peran
komisaris independen menjadi kurang efektif dalam menjalankan peran monitoring
perusahaan. Apabila komisaris independen merupakan pihak mayoritas 50 maka mungkin dapat lebih efektif dalam menjalankan peran
77
monitoring dalam perusahaan. Tetapi jika pengangkatannya belum dilandasi
kebutuhan perusahaan tapi hanya sebatas pemenuhan regulasi saja, maka proporsi dewan komisaris mungkin tidak perlu diperbanyak, tetap sesuai peraturan yang
ada minimal 30, dan dilihat keefektifan dewan dalam jangka waktu yang lebih panjang Haryadi, 2011. Menurut Kharisma dan Agustina 2015 praktik
perataan laba yang terjadi bukan didasarkan atas sifat dasar manusia yang akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya dalam hal
ini manajer. Perspektif Stewardship Theory menggambarkan pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan perusahaan berkaitan dengan
hadirnya komisaris independen menjadi sebuah skema dimana investor dalam hal ini principal mempercayakan pengelolaan sumber daya perusahaan kepada pihak
lain yang berperan sebagai steward yang lebih capable dan siap. Steward tidak memiliki motivasi untuk melakukan praktik perataan laba yang merugikan
principal , oleh karena itu mekanisme pengawasan melalui komisaris independen
tidak mampu mempengaruhi praktik perataan laba yang terjadi.
5. Pengaruh struktur kepemilikan publik SKP terhadap praktik perataan
laba income smoothing
Variabel struktur kepemilikan public SKP menunjukkan nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 9,357 dengan nilai signifikansi sebesar 0,052 atau
lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifkansi lebih besar dari α = 0,05