Teori Keagenan Faktor-Faktor Financial Ratios dan Good Corporate Governance yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2011-2014)
14
Konsep teori keagenan menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik yang timbul
ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam hubungan keagenan, manajer memiliki
asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal
perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal. Dalam kondisi demikian, manajer dapat
menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya Salno dan Baridwan,
2000. Dalam konteks perilaku oportunis the opportunistic behaviour, manajer
diasumsikan berusaha untuk memaksimalkan kemakmuran pribadinya, yang mana kemakmuran tersebut sangat tergantung pada seberapa besar kinerja yang dicapai
terkait dengan bonus tunai the bonus plan. Sama halnya dengan agen, prinsipal juga memiliki kepentingan yaitu menginginkan laba perusahaan selalu stabil agar
dana yang telah diinvestasikan di perusahaan tersebut tetap aman safety dan dapat menghasilkan tingkat return yang diharapkan. Konflik antara principal dan
agent diperparah oleh adanya asymmetry information, yaitu ketika manajer sebagai agent
mempunyai informasi yang lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan pihak eksternal, manajer kemudian menggunakan informasi yang diketahuinya untuk
15
melakukan tindakan disfunctional behavior adverse selection dan moral hazard Wulandari, 2013.
Satu-satunya informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja yang selanjutnya diinginkan sebagai dasar dalam pemberian reward adalah informasi
akuntansi karena informasi ini dianggap lebih objektif daripada informasi lainnya. Informasi akuntansi juga digunakan oleh para principal untuk menilai kinerja para
manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar dalam pemberian reward biasanya dalam bentuk bonus. Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi
sebagai satu-satunya dasar dalam pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan
perataan smoothing dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus Dewi, 2010.