22
membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dua kelompok yang ditemukan dalam penggunaan rasio keuangan. Pertama, terdiri atas para manajer
yang biasa menggunakan rasio keuangan untuk mengukur dan mengetahui kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Fokus analisis mereka sering dihubungkan
dengan berbagai ukuran profitabilitas yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari perspektif pemilik. Kelompok pemakai rasio keuangan yang kedua
meliputi penganalisis diluar perusahaan yaitu seorang yang dikarenakan satu alasan atau lainnya, tertarik dengan kesejahteraan ekonomi suatu perusahaan.
Rasio keuangan bisa digunakan untuk menjawab empat pertanyaan: 1 seberapa likuid suatu perusahaan, 2 apakah manajemen cukup efektif untuk menghasilkan
laba usaha atas aktiva perusahaan, 3 bagaimana perusahaan didanai, 4 apakah tingkat pengembalian yang didapatkan oleh pemegang saham biasa sesuai dengan
investasi yang mereka tanamkan. Terdapat banyak rasio keuangan yang biasa digunakan oleh perusahaan
untuk menilai likuiditas, proftitabilitas, solvabilitas dan tingkat pengembalian. Berikut adalah rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Return On Equity
Menurut Brigham Houston 2010 rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas return on equity, yang merupakan laba bersih
bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang
23
tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh.
Return on equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri Kasmir, 2011. Tingkat pengembalian saham biasa menunjukkan rata-rata penghitungan pengembalian atas investasi
pemegang saham yang diukur dengan membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa Keown et al, 2011. Sedangkan menurut Irham
2012, ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu
memberikan laba atas ekuitas.
b. Net Profit Margin
Menurut Bastian dan Suhardjono 2006, net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting
bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk
mengendalikan beban usaha. Net Profit Margin NPM, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini akan
menggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total penjualan. Pengukuran rasio dapat dilakukan dengan cara membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih Kasmir, 2011
24
c. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara dividen yang
dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan. DPR yang mengecil dapat berakibat merugikan para investor tetapi dari aspek keuangan di dalam
perusahaan tentunya akan semakin tangguh solid Ginantra dan Putra, 2015. Menurut Simatupang 2010 Dividend Payout Ratio adalah rasio
perbandingan antara dividen yang dibagikan dibandingkan dengan laba perlembar saham yang diperoleh perusahaan. Dengan mengetahui dividend
payout ratio ini, investor akan dapat mengetahui berapa besar rasio laba yang
dibagikan dari laba per-lembar saham yang diperoleh perusahaan. Menurut Gitman 2003 Dividend payout ratio menunjukkan
persentase dari setiap dolar yang diterima yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas
perusahaan per saham dengan laba per saham perusahaan.
4. Good Corporate Governance
Corporate governance menurut Turnbull Report dalam Effendi 2009
adalah: “Corporate governance is a company system of internal control, which
has an its principal aim the management of risk that are significant to the fulfillment of its busines
s objectives, with a view to safeguarding the company’s assets and enhancing over time the value of the shareholders investment”
25
Berdasarkan pengertian diatas, corporate governance didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan
utama mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham
Effendi, 2009. Organization of Economic Corporation and Development
OECD, 2004 mendefinisikan corporate governance merupakan suatu sistem dimana sebuah
perusahaan atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi. Sejalan dengan itu, maka struktur dari Corporate Governance menjelaskan distribusi hak-hak dan
tanggungjawab dari masing-masing pihak yang terlibat dalam sebuah bisnis, yaitu antara lain Dewan Komisaris dan Direksi, Manajer, Pemegang saham, serta
pihak-pihak lain yang terkait sebagai stakeholders. Selanjutnya, struktur dari Corporate Governance
juga menjelaskan bagaimana aturan dan prosedur dalam pengambilan dan pemutusan kebijakan sehingga dengan melakukan itu semua
maka tujuan perusahaan dan pemantauan kinerjanya dapat dipertangungjawabkan dan dilakukan dengan baik.
Komite Nasional Kebijakan Governance atau KNKG 2006 menyatakan bahwa setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip pokok GCG
diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip- prinsip pokok tersebut adalah :