Hubungan antara net profit margin dengan praktik perataan laba

32 Net Profit Margin NPM adalah rasio antara rupiah laba yang dihasilkan perusahaan dibagi oleh setiap satu rupiah penjualan. Ginantra dan Putra 2015 dan Manuari dan Yasa 2014 menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Karena apabila rasio NPM yang dihasilkan manajemen stabil, hal ini akan memperlihatkan bahwa kinerja manajemen tersebut baik dibanding dengan kinerja manajemen yang menghasilkan rasio NPM yang berfluktuatif. Hal ini akan memberikan keyakinan pada calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Ketika rasio NPM yang dihasilkan suatu perusahaan ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat NPM yang dianggap normal oleh manajemen, maka manajemen cenderung melakukan praktik perataan laba untuk menurunkan tingkat NPM, dan apabila NPM lebih rendah dibandingkan dengan tingkat NPM yang dianggap normal oleh manajemen, maka manajemen akan melakukan praktik perataan laba untuk menaikkan NPM sampai dengan tingkat NPM yang dianggap normal oleh manajemen. Berdasarkan uraian diatas, maka: Ha2 : net profit margin berpengaruh terhadap praktik perataan laba income smoothing. 33

3. Hubungan antara dividend payout ratio dengan praktik perataan laba

Investor memilih perusahaan untuk investasi dengan pertimbangan dividendnya. Perusahaan menentukan jumlah dividen dividen per share yang akan dibagikan kepada pemegang saham dengan membuat kebijakan dividen. Untuk meningkatkan kepercayaan investor, perusahaan berusaha menunjukkan laba yang stabil yang akan menghasilkan dividen yang stabil juga. Oleh karena itu, manajer dapat melakukan tindakan perataan laba untuk menstabilkan laba Mukhtaruddin dan Abukosim, 2013. Selain itu, manajer akan meratakan laba yang dilaporkan dalam GAAP untuk meningkatkan kepuasan pemegang saham, karena tingkat laba yang stabil akan meningkatkan dividen dan meningkatkan harga saham Monalisa, 2015. Budiasih 2009 menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini terjadi karena besar kecilnya dividen tergantung oleh besar kecilnya laba yang diperoleh sehingga perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Selain itu, investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang dapat memberikan dividen yang besar. Tidak hanya dividen yang besar, investor juga akan cenderung menanamkan modal pada perusahaan yang menghasilkan laba yang stabil karena akan membuat dividen yang dibagikan kepada investor juga akan stabil. Jika kucuran dari hasil keuntungan perusahaan stabil tentunya akan berakibat pada dukungan dividen dengan tingkat yang lebih besar daripada kucuran hasil keuntungan yang lebih 34 bervariasi, maka dapat memacu manajemen untuk melakukan perataan laba Ginantra dan Putra, 2015. Berdasarkan uaraian diatas, maka: Ha3 : Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap praktik perataan laba Income Smoothing

4. Hubungan antara komisaris independen dengan praktik perataan laba

Siallagan dan Machfoedz 2006 menyebutkan bahwa Dewan komisaris mampu mengurangi tingkat perataan laba atas pelaporan keuangan melalui fungsi pengawasan. Ghader dan Mohsen 2014 juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan jumlah board independence antara perusahaan yang melakukan perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba, yang mana perusahaan yang melakukan perataan laba memiliki jumlah board independence yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Ukuran dewan yang lebih besar akan lebih memungkinkan untuk mendapatkan masalah agensi, karena akan lebih banyak orang yang berada dibawah aktivitas manajemen. Ketika ukuran dewan lebih besar, akan memungkinkan lebih banyak anggota independen dengan keahlian yang berharga. Keahlian anggota dewan diharapkan bisa lebih baik untuk mencegah atau membatasi perilaku oportunitis manajemen income smoothing. Menurut Haryadi 2011

Dokumen yang terkait

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 23 97

ANALISIS PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING): FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

0 3 1

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

2 10 83

Faktor faktor yang mempengaruhi perataan Laba (income smoothing) dan bukan perataan laba (non income smoothing) (studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2002 2006)

0 6 94

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

1 3 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 2 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 3 4

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing).

0 3 38