hingga setelah pembelian. Setiap konsumen akan melewati kelima tahap ini untuk setiap proses pembelian yang mereka buat.
2.7.1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Menurut Kotler dan Keller 2007, kebutuhan dapat dicetuskan oleh
stimulus, baik internal maupun eksternal. Stimulus internal adalah kebutuhan dasar yang timbul dari dalam seperti lapar, haus dan sebagainya. Sedangkan
stimulus eksternal adalah kebutuhan yang ditimbulkan karena dorongan eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen dan menyusun strategi pemasran yang tepat.
Sedangkan menurut Sumarwan 2010, pengenalan kebutuhan atau masalah muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana
terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
2.7.2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Keller 2007, rangsangan
tersebut terbagi menjadi dua level, situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian, pada level ini orang hanya sekadar lebih peka
terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang tersebut akan aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut. Sedangkan menurut Sumarwan 2010 pencarian informasi mulai dilakukan
ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi
yang disimpan di dalam ingatannya pencarian internal dan mencari informasi dari luar pencarian eksternal.
2.7.3. Evaluasi Alternatif
Menurut Kotler dan Keller 2007, tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam
semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan
model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Mendefinisikan evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan
produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang
dapat memecahkan masalah yang dihadapinya Sumarwan, 2010.
2.7.4. Keputusan Pembelian