sebanyak 20 pertanyaan terbukti valid. Dimana nilai pada T
hit
pertanyaan tersebut lebih besar dati pada T
tabel
; 0,361 Lampiran 2.
2.10 Uji Realibilitas
Uji reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama Umar, 2005. Uji reliabilitas data kuisioner
dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach’s Alpha dengan rumus :
.....
.............................................................................................2 Keterangan:
r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan = jumlah ragam butir
= varians total Rumus untuk mencari nilai ragam adalah:
..............................................................................................3 Keterangan:
σ
2
= ragam n = jumlah sampel
X = nilai skor akhir
2.11 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Data yang terkumpul dalam riset
pemasaran seperti survey, biasanya memiliki nilai observasi cukup beragam, sehingga akan sulit dan kurang bermakna bila periset mengartikan tiap nilai observasi yang
diperoleh Istijanto, 2005. Analisis deskriptif digunakan agar dapat memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh sehingga dapat menjadi acuan untuk
melihat karakteristik data yang diperoleh.
2.12 Analisis Faktor
Menurut Suliyanto 2005 analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel secara simultan
dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti.
Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, dimana variabel yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan variabel yang ada dalam suatu faktor akan
memiliki korelasi yang lemah dengan variabel yang terdapat dalam faktor lain. Fungsinya antara lain untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat
menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel, mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian
variabel asli yang berkorelasi, dan mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk di analisis dengan analisis multivariat lainnya.
Untuk melakukan penelitian dengan menggunakan analisis faktor, jumlah sampel yang diambil minimal adalah empat sampai lima kali jumlah variabel. Namun, bukan
berarti bahwa jumlah sampel yang diambil telah mewakili populasi. Jumlah sampel tersebut hanya dapat memenuhi syarat untuk dapat melakukan analisis faktor.
Menurut Suliyanto 2005, model analisis faktor dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Analisis komponen utama Principle Component Analysis, merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk melakukan prediksi terhadap
sejumlah faktor yang akan dihasilkan. Model Principal Components Analysis :
F
m
=
l
m
X
1
+
l
m
X
2
+…
l
mp
X
p
............................................................................4 Syarat, m ≤ p
Ketereangan: F = faktor principal component unobservable
X = variabel yang diteliti observable
l
= bobot dari kombinasi linier loading b. Analisis faktor umum Common Factor Analysis, model dalam analisis faktor
yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti karakteristik dari variabel.
Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Suliyanto 2005 proses analisis faktor
meliputi : 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
2. Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity
serta pengukuran MSA Measure of Sampling Adequacy. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode Kaiser-Meyer-
Olkin KMO. KMO adalah uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai
indeks tinggi berkisar antara 0,5 sampai 1,0, analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak layak dilakukan
atau ditolak. Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak
digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy MSA. Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria:
a. MSA=1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. b. MSA0,5, variabel masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.
c. MSA0,5,variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
3. Melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel
sebelumnya. 4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu.
5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor
tersebut. 6. Validasi atau hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah
valid.
i
2.13 Penelitian Terdahulu