Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kelapa Sawit

Menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2003 tanaman kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq terbagi atas jenis berdasarkan karakter ketebalan cangkang buahnya, yaitu dura D, tenera T dan pisifera P. Kelapa sawit dura memiliki cangkang yang tebal 2-5 mm, tenera yang memiliki ketebalan cangkang 1-2.5 mm dan pisifera hampir tidak mempunyai inti dan cangkang. Tenera adalah hibrida dari persilangan dura dan pisifera sehingga memiliki cangkang intermediate 0.5 – 4 mm dan merupakan tipe umum yang digunakan di perkebunan. Ketebalan cangkang ini sangat berkaitan erat dengan persentase mesokarpbuah berasosiasi dengan kandungan minyak dan persentase intibuah berasosiasi dengan inti. Tabel 5. Karakteristik Tipe Kelapa Sawit Dura, Tenera, dan Pisifera Tipe Cangkang mm Mesokarpbuah Intibuah Dura 2-5 20-65 4-20 Tenera 1- 2,5 60-90 3-15 Pisifera Tidak ada 92-97 3-8 Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2003 Buah merupakan bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai ekonomi dibanding bagian lain. Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah pada umur 30 bulan setelah tanam. Buah pertama yang keluar buah pasir belum dapat diolah di pabrik kelapa sawit karena kandungan minyaknya yang rendah. Buah kelapa sawit normal berukuran 12-18 gbutir yang duduk pada bulir. Setiap bulir berisi sekitar 10-18 butir tergantung kepada kesempurnaan penyerbukan. Bulir-bulir ini menyusun tandan buah yang berbobot rata-rata 20-30 kgtandan. Setiap tandan buah segar berisi sekitar 2000 buah sawit. Tandan buah segar inilah yang dipanen dan diolah di pabrik kelapa sawit. Buah kelapa sawit tenera untuk selanjutnya, yang dimaksud kelapa sawit adalah tenera memiliki sebuah intikernel yang mengandung minyak inti sawit yang dikelilingi oleh perikarp. Perikarp tersususun atas tiga lapisan yaitu endokarp yang keras cangkang, mesokarp yang berserat dan mengandung minyak sawit CPO dan eksokarp lapisan luar yang berlapis lilin. Pada saat matang, mesokarp mengandung sekitar 49 persen minyak sawit kasar, 35 persen air dan 156 persen padatan non minyak atau dengan kata lain mengandung sekitar 70-75 persen basis kering minyak sawit.

2.2. Pemanfaatan Minyak Sawit

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Pada Auto 2000 Sm. Raja Medan)

6 113 121

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)

1 57 108

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN ( STUDI KASUS PASAR PEUNAYONG KOTA BANDA ACEH)

0 6 1

Analisis kepuasan dan loyalitas konsumen minyak goreng kemasan merek bimoli (Kasus : rumah tangga di kota Bogor)

13 68 140

FAKTOR-FAKTOR YANG YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BIMOLI DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 7

FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK GORENG AVENA (STUDY KASUS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK GORENG AVENA (STUDY KASUS IBU RUMAH TANGGA) DI KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELAN

0 1 11

PENDAHULUAN Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pembelian minyak goreng bimoli (studi kasus ibu rumah tangga) kecamatan dagangan kabupaten madiun.

0 0 6

ANALISIS FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK VIRO DI KOTA BOGOR

0 0 12

Analisis faktor marketing mix terhadap keputusan pembelian minyak goreng pada pasar swalayan di Kota Surakarta

0 0 101

Analisis Faktor Marketing Mix terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Pembelian Minyak Goreng Kemasan Merek Bimoli di Pasar Swalayan Kabupaten Wonogiri - UNS Institutional Repository

0 1 15