1. 2. 6. Sortimen Kayu Sisa Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 6886Kpts-II2002 1. 2. 7. Kayu Sisa Sebetan

100 200 300 400 500 600 Jenis sortimen 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 Jumlah sortimen D ≤ 30 cm Jumlah sortimen l ≤ 2 m Volume sortimen D ≤ 30 cm Volume sortimen l ≤ 2 m Jumlah sortimen D ≤ 30 cm 5 31 244 401 481 Jumlah sortimen l ≤ 2 m 29 57 243 372 388 Volume sortimen D ≤ 30 cm 0,10 0,37 2,49 2,06 1,32 Volume sortimen l ≤ 2 m 0,71 1,17 2,42 1,93 0,95 Tunggak Batang utama Batang atas Cabang Ranting Ju m lah so rt im en V o lu m e s o rt im e n m ³ 108 151 124 81 97 59 9 4 1 20 40 60 80 100 120 140 160 Kelas Diameter cm 4 cm 7 cm 10 cm 13 cm 16 cm 19 cm 22 cm 25 cm 28 cm 30 cm Ju m lah b at a n g Gambar 12 Jumlah sortimen kayu bulat tiap kelas diameter.

5. 1. 2. 6. Sortimen Kayu Sisa Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 6886Kpts-II2002

Berdasarkan persyaratan diameter ≤ 30 cm, volume kayu sisa yang didapatkan adalah sebesar 6,34 m³ atau 0,21 m³pohon 22,78 dari volume pohon, dan volume sortimen dengan panjang ≤ 2 m yaitu sejumlah 7,18 m³ atau 0,24 m³pohon 25,80. Sedangkan kayu gerowong tidak ditemukan pada pohon-pohon contoh. Baik berdasarkan persyaratan diameter maupun panjang, volume terbesar berasal dari sortimen batang atas 2,49 m³ dan 2,42 m³, dan jumlah sortimen terbanyak ada pada sortimen ranting 481 dan 388 batang Gambar 13. Gambar 13 Distribusi jumlah dan volume sortimen kayu sisa berdasarkan Kepmenhut Nomor: 6886Kpts-II2002

5. 1. 2. 7. Kayu Sisa Sebetan

Kayu sisa sebetan berasal dari sisa kayu hasil pemotongan kayu bulat menjadi kayu persegian. Dari 30 pohon contoh, volume kayu komersil yang masih B 41 A 59 berbentuk log diperoleh sebesar 19,94 m³ tanpa kulit 0,66 m³pohon dengan jumlah sortimen sebanyak 163 batang, dan volume kayu persegian yang dihasilkan kemudian didapatkan sebesar 11,68 m³ dengan nilai rata-rata per pohon 0,39 m³ 41,99 dari volume pohon. Selisih volume antara kedua jenis sortimen diatas digolongkan ke dalam kayu sisa sebetan dengan jumlah 8,26 m³ 0,28 m³pohon. Proporsi kayu persegian dan sebetan dalam satu sortimen kayu bulat adalah 59:41 Gambar 14. Keterangan: A : Kayu persegian 59 B : Kayu sisa sebetan 41 Gambar 14 Proporsi kayu persegian dan sebetan dalam satu sortimen kayu bulat Dari klasifikasi kayu persegian yang telah disebutkan di atas, sebanyak 67,48 dari total kayu persegian yang dihasilkan merupakan kelas 15 – 19 cm. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketebalan kayu gubal yang cukup besar pada sortimen kayu bulat Gambar 15 a, akan tetapi pembeli hanya mau membeli kayu teras, sehingga kayu bulat yang memiliki diameter ≥ 20 cm pun sebanyak 41 -nya akan terbuang menjadi kayu sisa sebetan dan diameter kayu persegian yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Berdasarkan proporsi kayu sisa sebetan yang dihasilkan, kelas diameter 15 – 19 cm juga berada pada urutan pertama dengan persentase kayu sisa sebetan 42,66. Dengan demikian, kelas diameter inilah yang menyumbang kayu sebetan dalam proporsi yang paling besar 62,86. Pada Gambar 15 b dapat dilihat bentuk kayu sebetan yang dihasilkan di lapangan. Kayu sebetan tersebut biasanya dibiarkan tertinggal di lokasi tebangan, dan umumnya masyarakat sekitar hutan diperbolehkan untuk mengambil dan memanfaatkannya untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk pagar kebun, dinding rumah, kandang ayam dan sebagainya. A 79,51 B 20,49 a b Gambar 15 Sortimen kayu bulat dengan gubal yang tebal a dan kayu sisa sebetan yang dihasilkan b

5. 1. 2. 8. Kulit