100 200
300 400
500 600
Jenis sortimen
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00
Jumlah sortimen D ≤ 30 cm
Jumlah sortimen l ≤ 2 m
Volume sortimen D ≤ 30 cm
Volume sortimen l ≤ 2 m
Jumlah sortimen D ≤ 30 cm
5 31
244 401
481 Jumlah sortimen l
≤ 2 m 29
57 243
372 388
Volume sortimen D ≤ 30 cm
0,10 0,37
2,49 2,06
1,32 Volume sortimen l
≤ 2 m 0,71
1,17 2,42
1,93 0,95
Tunggak Batang
utama Batang
atas Cabang
Ranting
Ju m
lah so
rt im
en
V o
lu m
e s
o rt
im e
n m
³
108 151
124 81
97 59
9 4
1 20
40 60
80 100
120 140
160
Kelas Diameter cm
4 cm 7 cm
10 cm 13 cm
16 cm 19 cm
22 cm 25 cm
28 cm 30 cm
Ju m
lah b
at a
n g
Gambar 12 Jumlah sortimen kayu bulat tiap kelas diameter.
5. 1. 2. 6. Sortimen Kayu Sisa Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 6886Kpts-II2002
Berdasarkan persyaratan diameter ≤ 30 cm, volume kayu sisa yang
didapatkan adalah sebesar 6,34 m³ atau 0,21 m³pohon 22,78 dari volume pohon, dan volume sortimen dengan panjang
≤ 2 m yaitu sejumlah 7,18 m³ atau 0,24 m³pohon 25,80. Sedangkan kayu gerowong tidak ditemukan pada pohon-pohon
contoh. Baik berdasarkan persyaratan diameter maupun panjang, volume terbesar berasal dari sortimen batang atas 2,49 m³ dan 2,42 m³, dan jumlah sortimen
terbanyak ada pada sortimen ranting 481 dan 388 batang Gambar 13.
Gambar 13 Distribusi jumlah dan volume sortimen kayu sisa berdasarkan Kepmenhut Nomor: 6886Kpts-II2002
5. 1. 2. 7. Kayu Sisa Sebetan
Kayu sisa sebetan berasal dari sisa kayu hasil pemotongan kayu bulat menjadi kayu persegian. Dari 30 pohon contoh, volume kayu komersil yang masih
B 41
A 59
berbentuk log diperoleh sebesar 19,94 m³ tanpa kulit 0,66 m³pohon dengan jumlah sortimen sebanyak 163 batang, dan volume kayu persegian yang dihasilkan
kemudian didapatkan sebesar 11,68 m³ dengan nilai rata-rata per pohon 0,39 m³ 41,99 dari volume pohon. Selisih volume antara kedua jenis sortimen diatas
digolongkan ke dalam kayu sisa sebetan dengan jumlah 8,26 m³ 0,28 m³pohon. Proporsi kayu persegian dan sebetan dalam satu sortimen kayu bulat adalah
59:41 Gambar 14.
Keterangan: A
: Kayu persegian 59 B
: Kayu sisa sebetan 41
Gambar 14 Proporsi kayu persegian dan sebetan dalam satu sortimen kayu bulat Dari klasifikasi kayu persegian yang telah disebutkan di atas, sebanyak
67,48 dari total kayu persegian yang dihasilkan merupakan kelas 15 – 19 cm. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketebalan kayu gubal yang cukup besar pada
sortimen kayu bulat Gambar 15 a, akan tetapi pembeli hanya mau membeli kayu teras, sehingga kayu bulat yang memiliki diameter
≥ 20 cm pun sebanyak 41 -nya akan terbuang menjadi kayu sisa sebetan dan diameter kayu persegian yang
dihasilkan menjadi lebih kecil. Berdasarkan proporsi kayu sisa sebetan yang dihasilkan, kelas diameter 15 – 19 cm juga berada pada urutan pertama dengan
persentase kayu sisa sebetan 42,66. Dengan demikian, kelas diameter inilah yang menyumbang kayu sebetan dalam proporsi yang paling besar 62,86.
Pada Gambar 15 b dapat dilihat bentuk kayu sebetan yang dihasilkan di lapangan. Kayu sebetan tersebut biasanya dibiarkan tertinggal di lokasi tebangan,
dan umumnya masyarakat sekitar hutan diperbolehkan untuk mengambil dan memanfaatkannya untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk pagar kebun, dinding
rumah, kandang ayam dan sebagainya.
A 79,51
B 20,49
a b
Gambar 15 Sortimen kayu bulat dengan gubal yang tebal a dan kayu sisa sebetan yang dihasilkan b
5. 1. 2. 8. Kulit