3. Tinjauan Umum Jati Tectona grandis Linn. f. 3. 1. Sifat Ekologis dan Penyebaran 3. Sifat-sifat Kayu Jati dan Pengerjaan

Simarmata dan Haryono 1986 menyebutkan bahwa volume kayu sisa dari pohon yang ditebang lebih besar bila dibandingkan dengan kayu sisa akibat kegiatan penyaradan dan penebangan. Hal ini umumnya disebabkan karena batang pecah dan rusak pada waktu rebah dan dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak efisien apabila diangkut seperti batang yang memenuhi syarat. Kejadian batang pecah bisa terjadi karena menimpa batu atau permukaan tanah yang tidak rata, serta teknik penebangan yang salah sehingga batang pecah saat direbahkan. Anggoro 2007 menguatkan dalam penelitiannya di tegakan jati KPH Banyuwangi Utara bahwa kegiatan penyaradan, muat-bongkar dan pengangkutan tidak menghasilkan kayu sisa pemanenan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh nilai kayu jati yang cukup mahal, sehingga efisiensi pemanenan yang dilakukan oleh pihak Perum Perhutani untuk jenis kayu ini cukup tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lainnya. 2. 3. Tinjauan Umum Jati Tectona grandis Linn. f. 2. 3. 1. Sifat Ekologis dan Penyebaran Tanaman jati merupakan tanaman tropika dan subtropika yang sejak abad ke-9 telah dikenal sebagai pohon yang memilki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Di Indonesia, jati digolongkan sebagai kayu mewah fancy wood dan memilki kelas awet mampu bertahan hingga 500 tahun Sumarna 2003. Dalam sistem klasifikasi, tanaman jati mempunyai penggolongan sebagai berikut Sumarna 2003: Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub-kelas : Dicotyledoneae Ordo : Verbenales Famili : Verbenaceae Genus : Tectona Spesies : Tectona grandis Linn. f. Jati umumnya tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung Fosfor P dan Kalsium Ca, dengan pH sekitar 6 , dan biasanya kondisi lingkungan terbaik untuk jati adalah lingkungan dengan musim kering yang nyata dengan curah hujan antara 750 – 2500 mm per tahun Sumarna 2003. Umumnya jati tumbuh dengan baik pada ketinggian dibawah 1000 mdpl, dan suhu minimum untuk pertumbuhannya antara 13º - 17ºC dan suhu maksimum antara 39ºC - 43ºC Pandey Brown 2000. Hutan alam jati biasanya tumbuh pada tanah yang bergelombang dengan basal, granit, schist, gneiss, limestone dan sandstone sebagai batuan bawahnya. Hutan jati terbaik, baik hutan alam maupun hutan tanaman tumbuh pada tanah aluvium dalam dengan drainase yang memadai, dan akan menghasilkan jati berkualitas buruk bila tumbuh pada tanah liat Seth Yadav 1989 dalam Pandey Brown 2000. Umumnya, menurut Sumarna 2003, tanaman jati dapat mencapai tinggi 30- 45 m dengan tinggi bebas cabang antara 15-20 m dan di hutan alam diameter batang dapat mencapai 220 cm. 2. 3. 2. Sifat-sifat Kayu Jati dan Pengerjaan Martawidjaja et al. 1981 menyebutkan bahwa kayu jati memiliki kelas awet dan kelas kuat II. Jati memiliki permukaan kayu yang agak licin dan pola lingkaran tahunnya terlihat jelas, sehingga sering dimanfaatkan sebagai venir, keping-keping parket penutup lantai, dan produk lain yang menuntut keindahan tampilan. Kayu jati juga disukai untuk pembuatan furnitur dan kerajinan ukir-ukiran karena mudah dipotong dan diolah, meski memiliki kelas kuat II.

2. 3. 3. Sekilas Fakta Jati Dunia