Klasifikasi Kayu Sisa Pemanenan
2. 2. 2. Klasifikasi Kayu Sisa Pemanenan
Proses pemanenan dapat menghasilkan kayu sisa dalam beberapa tahapan kegiatannya. Tahapan pemanenan yag umumnya menimbulkan kayu sisa antara lain
adalah kegiatan penebangan, pembagian batang, penyaradan, pemuatan dan pengangkutan
Berdasarkan tempat terjadinya, Sastrodimedjo dan Sampe 1978 dalam Puspitasari 2005 mengelompokkan kayu sisalimbah pemanenan menjadi:
a. Kayu sisa yang terjadi di areal tebangan Cutting Area, berupa kelebihan tunggak dari yang diijinkan, bagian batang dari pohon yang rusak, cacat,
potongan-potongan akibat pembagian batang dan sisa cabang dan ranting. b. Kayu sisa yang terjadi di Tempat Pengumpulan Kayu TPn, batang-batang yang
tidak memenuhi syarat, baik kualitas maupun ukurannya. c. Kayu sisa yang terjadi di Tempat Penimbunan Kayu TPK. Umumnya terjadi
karena penolakan oleh pembeli karena log sudah terlalu lama disimpan sehingga busuk, pecah dan terserang jamur.
Puspitasari 2005 menunjukkan bahwa kayu sisa terbesar yang berasal dari HTI Hutan Tanaman Industri terjadi pada kegiatan penebangan, yaitu sebesar
1,67. Presentase kayu sisa kegiatan penyaradan sebesar 1,25, pemuatan 0,92 dan yang terkecil adalah kayu sisa akibat kegiatan pengangkutan 0,52.
Budiaman 2000 menyebutkan bahwa kayu sisa pemanenan dapat berupa semua kayu bulat yang terdiri dari batang komersial, potongan kecil, tunggak,
cabang dan ranting. Batasan jenis sortimen kayu bulat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Batang komersial adalah batang dari atas banir sampai cabang pertama atau batang yang selama ini dikeluarkan oleh perusahaan pada pengusahaan hutan
alam. 2. Batang atas adalah bagian batang dari cabang pertama sampai tajuk yang
merupakan perpanjangan dari batang utama komersial. 3. Cabang dan ranting adalah komponen tajuk dari pohon yang ditebang yang
berada di atas cabang pertama. 4. Tunggak adalah bagian bawah pohon yang berada di bawah takik rebah dan
takik balas. Tinggi tunggak sangat bervariasi tergantung dari ketinggian takik balas.
5. Potongan kecil adalah bagian batang dari batang utama yang mengandung cacat dan perlu dipotong. Potongan kecil juga meliputi banir, batang dengan cacat
nampak, pecah, busuk dan jenis cacat fisik lainnya yang mengurangi nilai fisik kayu.
Sisa-sisa kayu hasil proses pemanenan yang disebut limbah tebang dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 6886Kpts-II2002 dapat berupa sisa
pembagian batang termasuk cabang, ranting, pucuk, tunggak atau kayu bulat yang mempunyai ukuran diameter kurang dari 30 cm atau panjang tidak lebih dari 2 meter
atau kayu cacat gerowong lebih dari 40.
2. 2. 3. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kayu Sisa