Tabel 2 Klasifikasi sortimen berdasarkan SNI 01-5007.17-2001 dan SNI 01- 5007.1-2003
No. Sortimen
Kelas Diameter cm Selang Diameter cm
Panjang m 1.
KBK A I 4
7 10
13 16
19 3,00 - 5,99
6,00 - 8,99 9,00 - 11,99
12,00 - 14,99 15,00 - 17,99
18,00 - 20,99 ≥2,00
≥1,00 ≥0,70
≥0,70 ≥0,40
≥0,40
2. KBS A II
22 25
28 21,00 – 23,99
24,00 – 26,99 27,00 – 29,99
≥0,40 ≥0,40
≥0,40
3. KBB A III
≥ 30 ≥ 30
≥0,40 Sumber: SNI 01-5007.17-2001 dan SNI 01-5007.1-2003 dengan sedikit penyesuaian
Pengukuran diameter dilakukan dua kali pada masing-masing ujung dan pangkal kemudian dihitung rata-ratanya. Sedangkan untuk tunggak, diameter yang
digunakan adalah diameter pangkal. Panjang adalah jarak terpendek antara kedua bontos sejajar dengan sumbu kayu Gambar 3.
Gambar 3 Pengukuran dimensi sortimen kayu bulat dan tunggak. Klasifikasi limbah menurut Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 6886Kpts-
II2002 adalah sebagai berikut: a Diameter
≤ 30 cm b Panjang
≤ 2 m c Kayu cacat atau gerowong
≥ 40
D2
D1 D4
D3 L
H D1
D2 Permukaan Tanah
3. 3. 6. Perhitungan Volume Sebetan
Volume sebetan dapat ditentukan berdasarkan selisih dari volume kayu bulat dan volume kayu persegian yang dihasilkannya.
3. 4. Analisis Data 3. 4. 1. Perhitungan Diameter
Diameter sortimen kayu bulat ditetapkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut SNI 01-5007.2-2000:
2 4
3 2
1 2
1 d
d d
d d
+ +
+ =
Keterangan:
d
: diameter rata-rata sortimen cm d1
: diameter terpendek pada pangkal sortimencm d2
: diameter terpanjang pada pangkal sortimencm d3
: diameter terpendek pada ujung sortimen cm d4
: diameter terpanjang pada ujung sortimen cm
3. 4. 2. Perhitungan Volume
Volume sortimen kayu bulat diukur menggunakan rumus:
10000 4
1
2
p d
V ×
× =
π
Dimana: V
: volume sortimen m
3
d
: diameter rata-rata sortimen cm p
: panjang sortimen m
π
: konstanta = 3,14 10.000 = konstanta
Volume kayu persegian ditentukan dengan rumus berikut:
t l
p V
× ×
=
Keterangan: V
: volume kayu persegian m
3
p : panjang kayu persegian m
l : lebar kayu persegian m
t : tebal kayu persegian m
Volume sebetan ditentukan dari selisih antara volume kayu bulat dan volume kayu persegian yang dihasilkan.
3. 4. 3. Faktor pemanfaatan recovery rate dan faktor residu
Faktor pemanfaatan dan faktor residu dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
100 ×
= Vt
Vm fm
keterangan : fm
= faktor pemanfaatan Vm
= volume kayu yang dimanfaatkan m
3
Volume kayu yang dimanfaatkan adalah berupa volume kayu persegian.
Vt = volume total pohon m
3
Volume total pohon diperoleh dengan menjumlahkan volume kayu yang dimanfaatkan dengan volume kayu sisa dari masing-masing
pohon.
100 ×
= Vt
Vr fr
keterangan : fr
= faktor residu Vr
= volume kayu sisa m
3
Volume kayu sisa diperoleh dengan menjumlahkan volume semua bentuk kayu sisa yang dihasilkan dari masing-masing pohon.
Vt = volume total pohon m
3
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN