Pengolahan Tanah Pengadaan Benih dan Bibit

4.3.2.2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan petani untuk mempersiapkan kebun campuran agar siap tanam. Para petani melakukan pengolahan tanah menggunakan alat yang sederhana seperti cangkul, parang, dan golok. Kegiatan pengolahan tanah biasanya dilakukan paling lambat seminggu sebelum kegiatan penanaman dilakukan. Para pemilik kebun campuran, khususnya pemilik lahan yang luas, biasa mempekerjakan minimal satu orang buruh untuk mempercepat proses pengolahan tanah agar lahan dapat segera ditanam. Upah yang diberikan sebesar Rp 25.000HOK untuk waktu kerja 6 - 7 jam dalam satu harinya. Kegiatan pengolahan tanah dilakukan pada seluruh lahan baik untuk penanaman jenis tanaman kayu, tanaman buah, maupun tanaman pertanian. Pengolahaan tanah yang dilakukan adalah penyiangan dan pendangiran. Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumput liar yang dapat menggangu tanaman dan menutup permukaan tanah untuk memberi ruang pada tanaman yang akan ditanam agar tumbuh dengan baik tanpa adanya gangguan dari tanaman lain. Setelah dilakukan penyiangan, selanjutnya dilakukan kegiatan pendangiran. Pendangiran dilakukan dengan cara mencangkul tanah secara bolak-balik. Hal ini dilakukan agar tanah menjadi gembur sehingga sirkulasi udara dalam tanah dapat berlangsung dengan baik.

4.3.2.3. Pengadaan Benih dan Bibit

Sebagian besar petani kebun campuran memperoleh benih dan bibit dari sekitar wilayah kebun campuran yang mereka miliki. Benih dan bibit yang akan ditanam di kebun biasanya didapatkan dari lahan kebun mereka sendiri atau dengan cara menemukan di lingkungan sekitar kebun, meminta atau membeli kepada petani lain. Jenis bibit dan benih yang biasa diperoleh petani dari lahan sendiri atau lingkungan sekitar kebun antara lain cabai, tomat, pisang, mangga, manggis, dan kelapa. Sedangkan bibit dan benih yang diperoleh dengan cara membeli atau meminta kepada petani lain adalah sengon, afrika, dan durian. Jenis benih dan bibit yang ditanam adalah jenis tanaman cepat tumbuh dan lambat tumbuh, tetapi keduanya sudah memiliki pasar. Pemilihan jenis tananam didasari atas kebutuhan petani dan petani dapat mengganti beberapa atau bahkan seluruh jenis tanaman apabila dianggap tanaman pengganti memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pengadaan benih dan bibit untuk jenis tanaman buah dan tanaman pertanian biasa dilakukan sendiri oleh para petani dengan memaksimalkan tanaman yang sudah terlebih dahulu ditanam untuk menekan biaya pengelolaan kebun campuran yang dikeluarkan. Cara yang dilakukan untuk memperbanyak jenis tanaman buah, seperti manggis dan mangga yaitu dengan cara mencangkok pohon induk terpilih untuk kemudian ditanam di tempat lain. Sedangkan bibit untuk jenis tanaman singkong petani diperoleh dengan cara menyetek tanaman induk. Bibit untuk jenis tanaman kayu, seperti sengon, afrika, dan suren biasanya diperoleh petani dengan terlebih dahulu menyemaikan benih dalam polibag. Penanaman bibit dapat dilakukan setelah tanaman mencapai tinggi kurang dari

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pepohonan Terhadap Rumah Tangga pada Sistem Pekarangan (Studi Kasus di Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah)

0 20 58

Kajian Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Kebun Campuran Terhadap Pendapatan Rumah Tangga pada Masyarakat Desa Jlarem, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

0 9 73

Dimensi Gender dalam Agroforestry Kajian pada Komunitas Petani di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

0 18 7

Potensi Reprodulsi dan Distribusi dalam Pengembangan Kambing PE di Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

0 4 7

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 7 154

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan rumah Tangga di Desa Babakan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 10 82

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Peranan Istri Petani Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bojonggenteng Sukabumi Jawa Barat

2 27 126