c. Ada interaksi ekonomi dan ekologi antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu.
d. Selalu memiliki dua macam produk atau lebih multi product, misalnya pakan ternak, kayu bakar, buah-buahan, dan obat-obatan.
e. Minimal memiliki satu fungsi pelayanan jasa service function, misalnya pelindung angin, penaung, penyubur tanah, peneduh sehingga dijadikan
pusat berkumpulnya keluargamasyarakat. f.
Untuk sistem pertanian masukan rendah di daerah tropis, agroforestry tergantung pada penggunaan dan manipulasi biomassa tanaman terutama
dengan mengoptimalkan penggunaan sisa panen. g. Sistem
agroforestry yang paling sederhana pun secara biologis struktur dan fungsi maupun ekonomis jauh lebih kompleks dibandingkan
sistem budidaya monokultur.
2.1.3. Unsur-unsur Agroforestry
Sistem-sistem agroforestry dipandang dari segi ekologi dan ekonomi lebih kompleks daripada sistem-sistem monokultur. Suatu sistem
agroforestry produksinya selalu beraneka ragam, yang saling bergantung satu sama lainnya.
Sekurang-kurangnya satu komponen merupakan tanaman keras berkayu, sehingga siklusnya selalu lebih dari satu tahun. Sistem agroforestry juga bersifat lokal,
karena harus cocok dengan kondisi-kondisi ekologi dan sosial ekonomi setempat Kartasubrata 1991.
Unsur-unsur dalam agroforestry yang dikemukakan oleh Hairiah et al. 2003 adalah :
a. Penggunaan lahan atau sistem penggunaan oleh manusia. b. Penerapan teknologi.
c. Komponen tanaman semusim, tanaman tahunan, danatau ternak atau hewan.
d. Waktu bisa bersamaan atau bergiliran dalam suatu periode tertentu. e. Ada interaksi ekologi, ekonomi, dan sosial.
2.1.4. Jenis-jenis Agroforestry
Sistem agroforestry di Indonesia menurut Foresta dan Michon 1991 dalam Foresta et al. 2000 terbagi menjadi dua macam yaitu sistem agroforestry
sederhana dan sistem agroforestry kompleks. Sistem agroforestry sederhana adalah perpaduan-perpaduan konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil unsur,
menggambarkan apa yang kini dikenal dengan skema agroforestry klasik. Contoh yang paling sering ditemui yaitu sistem tumpangsari antara jati dengan palawija.
Sedangkan sistem agroforestry kompleks merupakan sistem-sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau rumput.
Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer atau sekunder. Contohnya adalah kebun pepohonan campuran, hutan
buatan atau hutan rakyat, dan aneka kebun pekarangan. Satjapradja 1981 dalam rangka diversifikasi dan optimalisasi
penggunaan lahan, terdapat berbagai bentuk agroforestry yang dalam
pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan keadaan fisik-ekologis dan sosial ekonomis setempat. Paling sedikit ada lima jenis agroforestry yang masing-
masing dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Agrisilvikultur
Agrisilvikultur adalah salah satu bentuk agroforestry tradisional yang merupakan campuran kegiatan kehutanan dan pertanian. Di Perhutani
salah satu bentuk dan sistem ini lebih dikenal dengan nama tumpangsari, suatu cara pengelolaan tanah dimana para petani dapat mengusahakan
lahan kehutanan dengan jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, kayu, kol, dan kentang, di samping tanaman pokok kehutanan seperti jati, pinus,
dan rasamala. b. Silvopastural
Silvopastural adalah salah satu bentuk agroforestry yang merupakan campuran kegiatan kehutanan dan peternakan, dimana di bawah tegakan
hutan seperti Agathis sp., Pinus sp., dan Paraserienthes sp. ditanami rumput-rumputan dan hijauan makanan ternak lainnya secara bersama-
sama, tanpa merusak tegakan hutan. Bentuk silvopastural ini cocok
dikembangkan di daerah peternakan dan padang penggembalaan jadi masalah.
c. Silvofishery Silvofishery adalah salah satu jenis agroforestry yang merupakan
campuran kegiatan kehutanan daerah pantai atau hutan payau dengan usaha perikanan. Beberapa pola penggunaan lahan yang termasuk sistem
silvofishery antara lain pembuatan tambak yang memelihara udang dan ikan di hutan payau sekaligus menghutankan kembali dan merehabilitasi
hutan payau. d. Agrosilvopastural
Agrosilvipastural adalah salah satu jenis agroforestry yang merupakan campuran kegiatan kehutanan, pertanian, dan peternakan dalam suatu
lahan secara bersamaan. Dalam lahan tersebut terdapat tanaman berkayu beserta jenis tanaman pertanian lain dan rumput-rumputan atau hijauan
sebagai bahan makanan ternak. e. Agrosilvofishery
Agrosilvofishery adalah salah satu jenis agroforestry yang merupakan campuran kegiatan kehutanan, pertanian, dan usaha perikanan.
2.2. Kebun Campuran 2.2.1. Sistem Pengelolaan Kebun Campuran