Penanaman Tahapan Kegiatan Pengelolaan

seluruh jenis tanaman apabila dianggap tanaman pengganti memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pengadaan benih dan bibit untuk jenis tanaman buah dan tanaman pertanian biasa dilakukan sendiri oleh para petani dengan memaksimalkan tanaman yang sudah terlebih dahulu ditanam untuk menekan biaya pengelolaan kebun campuran yang dikeluarkan. Cara yang dilakukan untuk memperbanyak jenis tanaman buah, seperti manggis dan mangga yaitu dengan cara mencangkok pohon induk terpilih untuk kemudian ditanam di tempat lain. Sedangkan bibit untuk jenis tanaman singkong petani diperoleh dengan cara menyetek tanaman induk. Bibit untuk jenis tanaman kayu, seperti sengon, afrika, dan suren biasanya diperoleh petani dengan terlebih dahulu menyemaikan benih dalam polibag. Penanaman bibit dapat dilakukan setelah tanaman mencapai tinggi kurang dari 30 cm. Cara lain yang dilakukan yaitu dengan membeli bibit siap tanam. Pengadaan benih dan bibit yang dilakukan petani kebun campuran selengkapnya disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Asal benih dan bibit berbagai jenis tanaman kebun campuran Jenis Tanaman Asal Benih dan Bibit Cara Memperoleh Kayu Petani lain, pasar, kebun sendiri dan sekitarnya Menyemai, membeli atau meminta Buah Pertanian Kebun sendiri dan sekitarnya Mengambil biji, cangkok, dan stek Sumber : Data Primer Penelitian.

4.3.2.4. Penanaman

Kegiatan penanaman dilakukan petani kebun campuran untuk menambah jenis-jenis tananam tertentu guna meningkatkan pendapatan dan mengganti tanaman yang sudah mati atau telah dipanen. Kegiatan penamanan dalam intensitas besar akan dilakukan apabila petani telah memiliki benih dan bibit untuk ditanam minimal 1 minggu setelah panen besar untuk memberikan waktu istirahat bagi tanah agar unsur hara tetap terjaga. Sedangkan untuk kegiatan penamanan dalam intensitas yang kecil dapat dilakukan setiap saat apabila benih dan bibit telah tersedia. Kegiatan penanaman untuk jenis tanaman kayu seperti sengon, afrika, dan suren diawali dengan pembuatan lubang tanam setelah tanah terlebih dahulu diolah. Lubang tanam yang dibuat berukutan 30 x 30 x 30 cm atau sesuai dengan ukuran polibag dengan jarak antar tanaman 10 x 10 m. Penanaman untuk jenis tanaman buah, seperti manggis, mangga, dan durian dilakukan dengan diawali pembuatan lubang tanam berukuran 10 x 10 x 10 cm dengan jarak antar tanaman minimal 5 x 5 m. Sedangkan untuk jenis tanaman pertanian, penanaman dilakukan pada lahan yang masih terbuka setelah tanah digemburkan terlebih dahulu dengan jarak antar tanaman maksimal 1 x 1 m. Kegiatan penanaman kebun campuran yang dilakukan petani tidak dapat dilakukan secara rutin. Hal ini disebabkan karena jumlah bibit yang dimiliki para petani sehingga rencana penanaman yang dilakukan tidak dapat dilakukan. Petani hanya akan melakukan kegiatan penanaman apabila bibit telah tersedia. Pola penanaman untuk jenis tanaman kayu dan tanaman buah yang memiliki batang besar dan penutupan tajuk lebar, seperti manggis dan sengon dilakukan petani di sekitar tanaman pertanian sebagai pelindung dari angin dan sinar matahari yang berlebih. Untuk tanaman pisang penanaman dilakukan petani di sela-sela pepohonan yang tajuknya belum rindang. Jenis tanaman yang digunakan sebagai tanaman pagar biasanya adalah kelapa, selain buahnya juga diambil untuk dijual. Gambaran umum pola penanaman kebun campuran di Desa Sukadamai selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5. Sumber : Dokumentasi Penelitian. Gambar 5 Pola penanaman kebun campuran di Desa Sukadamai. Tingkat kerapatan tegakan pada tiap kategori luas kebun campuran terlihat berbeda. Kerapatan tertinggi terlihat pada kategori luas kebun campuran 0,25 ha yaitu sebesar 170 pohonha dengan jumlah pohonha tertinggi berasal dari jenis tanaman buah rata-rata sebesar 140 pohonha. Hal ini disebabkan karena jenis tanaman buah memiliki harga jual yang tinggi dan relatif stabil Kayu gelondongan yang diperoleh dari jenis tanaman kayu yang terdapat di kebun campuran hanya akan diambil apabila telah berumur 5 – 7 tahun atau terdapat kebutuhan yang sangat mendesak. Oleh karena itu jumlah tanaman kayu di kebun campuran relatif sedikit. Jumlah pohonha rata-rata yaitu sebesar 37 pohonha dengan jumlah pohon terendah pada kategori 0,25 ha 30 pohonha. Jumlah pohonha jenis tanaman kayu dan tanaman buah berbagai kategori luas kebun campuran selengkapnya disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah pohonha jenis tanaman kayu dan tanaman buah berbagai kategori luas kebun campuran Jumlah Pohonha Kategori Luas Kebun Campuran Tanaman Kayu Tanaman Buah Total 0,25 ha 30 140 170 0,25 - 0,5 ha 40 120 160 0,5 - 1 ha 40 120 160 ≥ 1 ha 40 130 170 Rata-rata 37 128 165 Sumber : Data Primer Penelitian. Secara umum tanaman kebun campuran di Desa Sukadamai ditanam secara tidak beraturan sedangkan untuk jenis tanaman relatif sama. Petani kurang memperhatikan jarak tanam sebagai ruang tumbuh bagi perkembangan tanaman. Sebagian besar petani beranggapan bahwa dengan menanam semakin banyak tanaman yang ditanam dengan tanpa memperhatikan jarak antar tanaman maka mereka akan memperoleh pendapatan yang tinggi. Hal ini menyebabkan tidak meratanya pembagian sinar matahari yang diperoleh tanaman. Berdasarkan pembagian lapisan strata tajuk menurut Soerianegara dan Indrawan 1982 di atas, kebun campuran di Desa Sukadamai memiliki lapisan tajuk C, D dan E dengan jenis tanaman yang termasuk ke dalam lapisan tajuk C adalah sengon, manggis, kelapa, dan bambu. Sedangkan jenis tanaman yang termasuk ke dalam lapisan D adalah pisang, dan singkong. Untuk lapisan tajuk E jenis tanamannya adalah ubi jalar dan rumput sebagai tanaman penutup tanah Gambar 6. Pembagian strata tajuk berdasarkan kategori luas kebun campuran selengkapnya disajikan pada Lampiran 2. C 4 m D 1 m E Sumber : Data Primer Penelitian. Gambar 6 Pembagian strata tajuk di kebun campuran.

4.3.2.5. Pemeliharaan Tanaman

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pepohonan Terhadap Rumah Tangga pada Sistem Pekarangan (Studi Kasus di Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah)

0 20 58

Kajian Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Kebun Campuran Terhadap Pendapatan Rumah Tangga pada Masyarakat Desa Jlarem, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

0 9 73

Dimensi Gender dalam Agroforestry Kajian pada Komunitas Petani di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

0 18 7

Potensi Reprodulsi dan Distribusi dalam Pengembangan Kambing PE di Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

0 4 7

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 7 154

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan rumah Tangga di Desa Babakan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 10 82

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Peranan Istri Petani Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bojonggenteng Sukabumi Jawa Barat

2 27 126