Pemanenan Hasil Tahapan Kegiatan Pengelolaan

petani dengan frekuensi satu sampai empat kali dalam satu tahun. Jenis obat yang biasa dipakai adalah Decis karena harganya yang murah. Decis juga mengandung kadar residu yang rendah sehingga tidak terlalu membahayakan bagi petani tetapi cukup ampuh untuk mematikan hama. Harga pupuk dan obat-obatan yang biasa digunakan petani selengkapnya disajikan pada Lampiran 3. Menurut hasil wawancara langsung kepada responden diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden melakukan kegiatan pembersihan lahan, baik lahan untuk jenis tanaman kayu, tanaman buah, maupun tanaman pertanian. Pembersihan untuk jenis tanaman pertanian dilakukan oleh hampir seluruh responden 33 jiwa. Berbeda dengan jenis tanaman kayu dan buah, jenis tanaman pertanian memerlukan kegiatan pembersihan lahan yang intensif guna menjaga tanaman tumbuh dengan baik. Sama halnya dengan kegiatan pembersihan lahan, kegiatan pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit untuk jenis tanaman pertanian lebih banyak dilakukan daripada jenis tanaman kayu dan buah. Hal ini dilakukan karena jenis tanaman pertanian memerlukan kegiatan pemeliharaan yang lebih intensif dibandingkan dengan jenis tanaman kayu dan buah. Pengelompokan responden berdasarkan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada berbagai jenis tanaman kebun campuran selengkapnya disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan responden pada berbagai jenis tanaman kebun campuran Jumlah Responden dalam Kegiatan Pemeliharaan Jenis Tanaman Pembersihan Lahan jiwa Pemupukan jiwa Pemberantasan HamaPenyakit jiwa Kayu 11 31,4 6 17,1 8 22,9 Buah 15 42,9 9 25,7 7 20 Pertanian 33 94,3 27 77,1 19 54,3 Ket : Jumlah responden = 35 Sumber : Data Primer Penelitian.

4.3.2.6. Pemanenan Hasil

Pemanenan hasil dari kebun campuran tidak dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan karena kebun campuran merupakan kebun yang ditanami berbagai jenis tanaman dengan waktu pemanenan yang berbeda-beda. Kegiatan pemanenan yang dilakukan pun berbeda untuk tiap jenis tanaman. Pemanenan untuk jenis tanaman kayu, baik kayu gelondongan maupun kayu bakar akan dilakukan bila petani sangat membutuhkan saja. Kayu gelondongan ditebang dengan sistem tebang pilih setelah pohon berumur lima sampai sepuluh tahun atau diameter minimal 7 cm menggunakan golok atau kapak. Petani kebun campuran hanya akan menjual pohon apabila sudah ada penawaran dari petani lain atau tengkulak sebagai pengumpul. Sedangkan untuk kayu bakar petani akan mengambil sesuai dengan kebutuhan dengan memotong ranting pohon menggunakan golok atau kapak atau mengumpulkan ranting yang telah jatuh. Hasil yang diperoleh dari jenis tanaman buah antara lain buah, kayu, dan daun. Hasil buah dan daun dari jenis tanaman buah ini tidak dapat dilakukan secara menyeluruh walaupun buah berasal dari pohon yang sama. Hal ini disebabkan karena tingkat kematangan buah yang tidak sama. Dengan begitu, petani akan mengambil hasil buah secara bertahap. Sedangkan untuk hasil kayu biasa dilakukan dengan menebang pohon buah yang dianggap sudah tidak produktif atau terkena penyakit. Kayu yang diperoleh dapat digunakan untuk membuat jembatan, berbagai macam furniture, dan bahan bakar. Sebagian besar petani melakukan kegiatan pemanenan hasil tanaman pertanian sendiri oleh pemilik lahan atau menggunakan jasa tenaga kerja minimal 1 orang buruh untuk mempercepat proses pemanenan dengan upah Rp 25.000,-HOK. Penggunaan jasa buruh banyak dilakukan pada waktu panen singkong dan ubi jalar. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan parang, cangkul, dan golok.

4.3.2.7. Pemasaran Hasil

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pepohonan Terhadap Rumah Tangga pada Sistem Pekarangan (Studi Kasus di Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah)

0 20 58

Kajian Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Kebun Campuran Terhadap Pendapatan Rumah Tangga pada Masyarakat Desa Jlarem, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

0 9 73

Dimensi Gender dalam Agroforestry Kajian pada Komunitas Petani di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

0 18 7

Potensi Reprodulsi dan Distribusi dalam Pengembangan Kambing PE di Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

0 4 7

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 7 154

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan rumah Tangga di Desa Babakan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 10 82

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36

Peranan Istri Petani Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bojonggenteng Sukabumi Jawa Barat

2 27 126