2.3. Penelitian-penelitian Terdahulu
Menurut penelitian Riva 1997 yang dilakukan di Kampung Naga, Kecamatan Selawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menyimpulkan bahwa
hasil usaha tani kebun campuran memberikan pendapatan rata-rata bagi petani sebesar Rp. 650.417tahun atau sekitar 47,20 dari pendapatan total petani.
Kristiani 2001 melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil usaha tani berupa kebun campuran di Desa Jlarem, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah memberikan kontribusi perdapatan terbesar kedua setelah pendapatan lain-lain dengan kontribusi rata-rata pada tahun 2001 yaitu sebesar
Rp. 2.019.050tahun atau sekitar 27,92 dari pendapatan total. Ika dalam penelitiannya di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada tahun 2006 menyimpulkan bahwa kontribusi kebun campuran adalah sebesar Rp. 11.203.358tahun 45,34
terhadap pendapatan total rumah tangga petani. Kontribusi lainnya berasal dari dari usaha non-tani sebesar Rp. 6.385.968tahun 35,84, hasil pekarangan
sebesar Rp. 4.569.502tahun 18,49 , sawah sebesar 2.322.850tahun 9,40 dan ternak Rp. 228.957tahun 0,93 .
Penelitian mengenai kontribusi kebun campuran juga dilakukan oleh Hutomo Tri di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi
pada tahun 2007. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi kebun campuran terhadap pendapatan total rumah tangga adalah 48,67 dengan
pendapatan bersih
rata-rata dari
kebun campuran
sebesar Rp. 2.308.367hatahun. Sedangkan pendapatan total dari lahan monokultur
sebesar 14,15 , pekarangan 0,71 , ternak 7,6 dan pendapatan off farm sebesar 28,87 .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada bulan April sampai Mei tahun 2009.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, alat hitung, kompas, meteran, alat tulis kantor, kamera digital, dan komputer.
3.3. Batasan Operasional Penelitian
Batasan operasional diperlukan untuk memberikan pengertian yang seragam mengenai penelitian yang dilakukan. Batasan operasional tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1. Kebun campuran adalah salah satu bentuk agroforestry di lahan milik
petani yang merupakan campuran antara kegiatan kehutanan dan pertanian.
2. Pendapatan total kebun campuran adalah seluruh pendapatan yang diperoleh petani dari komoditas kebun campuran per tahun, meliputi hasil
dari hasil kayu, buah-buahan dan tanaman pertanian. 3. Biaya pengelolaan kebun campuran adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
petani untuk pengelolaan kebun campuran per tahun, meliputi bahan pupuk, obat dan bibit, tenaga kerja dan pajak lahan.
4. Pengeluaran total rumah tangga petani adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk mencukupi kebutuhan yang meliputi biaya pengelolaan kebun
campuran, biaya pangan, sandang, pendidikan, transportasi, pajak dan lainnya.