menunujukan preferensi untuk ketidakteraturan sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif; d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.
Untuk mengukur derajat kreativitas anak pada penelitian ini digunakan tes kreativitas verbal. Dalam tes kreativitas verbal diukur dengan melihat jumlah kata
yang dapat dikaitkan anak dengan suatu kata yang diberikan, misalnya “petir” atau “hujan. Tes kreativitas verbal yang baku dikenal dengan nama TTCT atau
Thinking Creative with Words yang menggunakan 6 latihan kata dasar yang akan menilai 3 aspek yaitu, kelancaran, fleksibilitas dan keasliannya. Enam latihan kata
dasar tersebut terdiri dari:
a. Permulaan kata
Pada sub tes ini, responden harus memikirkan sebanyak mungkin kata-kata yang diawali dengan susunan huruf tertentu yang diberikan. Tes ini mengukur
“kelancaran kata”, yaitu untuk menemukan kata-kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu.
b. Menyusun kata
Pada sub tes ini responden harus menyusun sebanyak mungkin kata-kata dengan menggunakan huruf-huruf dari sebuah kata yang diberikan anagram. Tes
ini juga mengukur “kelancaran kata”, tetapi berbeda dengan “permulaan kata” karena juga menuntut kemampuan perseptual.
c. Membentuk kalimat tiga kata
Pada sub tes ini responden harus menyusun kalimat-kalimat yang terdiri dari tiga kata, tetapi urutan dari penggunaan ketiga huruf tersebut boleh
sekehendak responden. Tes ini merupakan ukuran dari “kelancaran dalam ucapan”. Tiap kalimat boleh memakai satu kata yang telah dipakai pada kalimat
yang telah dipakai sebelumnya.
d. Sifat-sifat yang sama
Pada sub tes ini responden harus menemukan sebanyak mungkin objek- objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan
ukuran dari “kelancaran dalam memberikan gagasan” yaitu kemampuan mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang
terbatas.
e. Berbagai jenis penggunaan
Penggunaan sebuah benda sehari-hari yang telah ditentukan, akan tetapi penggunaan-penggunaan tersebut haruslah merupakan penggunaan yang tidak
lazim atau tidak biasa. Tes ini merupakan ukuran dari ‘fleksibilitas’, karena dalam tes ini responden harus melepaskan diri dari kebiasaan untuk melihat setiap benda
untuk melakukan halpekerjaan tertentu. Selain itu, tes ini juga mengukur ‘originalitas dalam pemikiran’, yang dilihat kejarangan dari jawaban responden.
f. Akibatkonsekuensi
Pada sub tes ini responden harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi sebagai akibat dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan. Tes ini
menuntut responden untuk menggunakan daya imajinasinya dan dapat menguraikan gagasan-gagasannya. Jadi tes ini merupakan ukuran dari
“kelanacaran dalam memberikan gagasan” yang dikombinasi dengan ‘elaborasi’.
7. Gaya Belajar