adalah teori konstruktivisme, teori kognitif, teori belajar sosial, teori belajar komunikasi dan teori belajar motivasi.
a. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa “siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut sudah tidak sesuai“ Trianto, 2007 : 13. Para penganut konstruktivisme berpendapat
bahwa guru tidak sekedar memberi pengetahuan kepada siswa tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Menurut Von Glaserfeld dalam Suparno
1997 : 19 “Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya”.
Kaum kontruktivis menyatakan bahwa manusia dapat mengetahui sesuatu dengan indranya, dengan berinteraksi terhadap objek dan lingkungannya melalui
proses melihat, mendengar, menjamah, membau dan merasakan orang dapat mengetahui sesuatu, misalnya dengan mengamati air, bermain dengan air,
mengoperasikan air, orang membentuk pengetahuan akan air. Menurut Masnur Muslich 2007 : 44 ”Prinsip dasar konstruktivisme yang harus dipegang guru
adalah proses pembelajaran lebih utama dari pada hasil, informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata lebih penting daripada verbalisme, siswa diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk menentukan dan menerapkan idenya sendiri”.
Menurut pandangan para kontruktivis ”siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menuyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal
yang sedang dipelajari” Asri budiningsih, 2005 : 34. Dalam pandangan teori ini siswa dianggap sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu,
sedangkan peranan guru dalam proses pembelajaran adalah membantu proses pengkonstruksian berjalan lancar. Pada proses tersebut di atas segala sesuatu
seperti bahan, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya harus disediakan untuk membantu proses pembentukan tersebut.
Von galserfeld dalam Paul Suparno 1996 mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam mengkonstruksi pengetahuan yaitu:
1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman; 2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan
perbedaan; 3. Kemampuan untuk lebih menyukai sesuatu pengalaman yang satu daripada yang lainnya.
Teori belajar ini sangat relevan jika dikaitkan dengan group investigation. Teori ini mengungkapkan bahwa guru tidak sekedar memberi pengetahuan kepada
siswa tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Metode pembelajaran dengan Group investigation melalui hands on activities dan e-
learning ini mengacu kepada kemampuan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Dalam proses tersebut dibantu dengan media untuk membuat
sesuatu yang abstrak menjadi konkrit dan memudahkan siswa dalam membangun pengetahuannya.
b. Teori belajar kognitif