orang memilih, mempertahankan dan mentransformasi informasi secara aktif”. Dalam hal ini ia mengemukakan pendapatnya, bahwa mata pelajaran dapat
diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pada tingkat permulaan pengajaran hendaknya dapat
diberikan melalui cara-cara yang bermakna, dan makin meningkat ke arah yang abstrak.
Pendekatan teori belajar Bruner didasarkan pada dua asumsi yaitu: perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Bruner meyakini
bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif perubahan tidak hanya terjadi pada lingkungan tetapi pada diri orang itu sendiri, sedangkan
asumsi yang kedua adalah orang yang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang
diperoleh sebelumnya. Menurut teori ini proses pembelajaran hendaklah dilakukan dengan cara
enaktif atau melalui tindakan. Model pembelajaran hands on activities dan e- learning sesuai dengan hal tersebut diatas sehingga proses pembelajaran menjadi
lebih menarik dan siswa akan lebih tertantang.
c. Teori Belajar Sosial Social Learning
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar lainnya. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog
pendidikan dari Stanford University, USA. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi
melalui peniruan imitation dan penyajian contoh perilaku modeling. Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar
dalam seting yang alamilingkungan sebenarnya. Dalam belajar sosial social learning dimana seseorang mempelajari perannya dan peran-peran orang lain
dalam konteks sosial. Selanjutnya orang tersebut akan menyesuaikan tingkah lakunya dengan peran orang lain atau peran sosial yang telah dipelajari.
Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan
memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada
proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni
“sense of self Efficacy” dan “self–regulatory system”. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan
sesuai standar yang berlaku. Self regulatory adalah menunjuk kepada 1 struktur kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil belajar, 2 sub proses
kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur tingkah laku kita. Menurut teori ini dikemukakan bahwa proses mengingat akan lebih baik
dengan cara mengkodekan perilaku atau materi pembelajaran ke dalam tanda atau gambar daripada hanya observasi sederhana hanya dengan melihat saja. Proses
pembelajaran hands on activities dan e-learning mengakomodasikan hal tersebut diatas dengan mempergunakan media alam proses pembelajarannya agar hasil
yang dicapai oleh siswa menjadi lebih optimal.
d. Teori Belajar Motivasi